"Menghina orang lain bukanlah cara untuk mengoreksi mereka. Sebaliknya, menyebabkan lebih banyak kerusakan & membuktikan bahwa kita membutuhkan bantuan untuk diri kita sendiri.” (Mufti Ismail Menk)

Kita tak tahu pasti seseorang bila diberikan masukan di depan umum mau menerimanya atau tidak. Sebab, kata Ibnu Mas’ud ra, “Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima (masukan), dan adakalanya hati malas dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima.”

Karena tidak tahu, ada baiknya ikuti kiat Imam Syafi’i ini, “Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan memperindahnya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya.” Inilah adab terbaik. Perlu ilmu dan amal (dilatih) agar tidak menimbulkan lawwamah alias penyesalan diri (QS. 75:2).