Kata-kata Terakhir
Bentaknya 1 menit,
Namparnya 1 detik,
Nyeselnya 10 jam,
Nyembuhkan lukanya seumur hidup
Fatih, 4 tahun,
meninggal dunia tersambar mobil di depan rumahnya.
Hal yang terngiang-ngiang oleh mama Fatih saat memandikan si buah hati untuk terakhir kalinya adalah omelannya tadi siang,
"Kamu ini, bisanya bikin berantakan aja! Tahunya nangis aja! Mama sudah capek ngurusin kamu !"
Via, 16 tahun,
ditemukan meninggal disebuah lahan kosong.
Yang diingat Papinya saat selesai memimpin shalat jenazah putrinya, adalah bentakan beliau pada Via malam sebelumnya,
"Kok bisa sih papi punya anak sebodoh kamu! Lagi-lagi ranking terakhir di kelas! Bikin malu keluarga saja kamu ini!"
Pak Burhan, 43 tahun,
meninggal di TKP ketika ditusuk begal saat mempertahankan sepeda motornya.
Isterinya mengenang kata2 terakhir yang dilontarkannya pada mendiang suaminya,
"Kayaknya di seluruh kompleks perumahan kita ini, cuma kamu deh suami kere yang gak sanggup beliin istrinya mobil, Mas."
Bu Anik, 37 tahun,
meninggal dunia karena serangan jantung mendadak saat berbelanja di pasar.
Suaminya mencoba melupakan sindiran pedas yang dikatakannya pada sang istri tadi pagi, "Ngapain sih nitip2 beli martabak? Kamu tuh harusnya ngurangin makan bukannya ngemil melulu. Ngaca dong, badan udah gak ada bentuk gitu,mulut terus ngunyah tanpa rem !"
Kematian atau sesuatu tiba2 bisa terjadi tanpa bisa dihindari,
tapi.... pilihan kata-kata baik maupun buruk yang dirangkai oleh lidah ini, sepenuhnya *berada dalam kendali kita.
Renungkan sejenak, bagaimana jika ucapan setajam belati yang menghunjam perasaan orang2 tercinta, ternyata yang menjadi kenangan kata2 terakhir kita.
"Ternyata manusia hanya butuh waktu dua tahun untuk belajar bicara, tetapi...
Butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar diam/sabar dan menahan emosi." Serta butuh waktu n usaha besar untuk menyembuhkan luka akibat kata-kata.
Yang mengucapkan akan bilang "saya sudah lupa yang saya katakan" atau "saya biasa orangnya seperti ini ceplas ceplos"
Tapi bagi yang menerima ucapan itu akan tertanam di dalam hatinya, mungkin bisa selamanya.
Semoga bermanfaat utk merenung dan berdoa
Mari kita mohon selalu agar
Allah subhanallaha wa taala
memberi kerendahan hati dan sabar yang merupakan kunci penguasaan diri agar terhindar dari marah n lidah yg tak terkendali.
Sehingga kita terhindar dari penyesalan seumur hidup yang biasanya datang terlambat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar