Aris Pujianto

Aris Pujianto adalah guru matematika MTs Muhammadiyah 04 Slinga Purbalingga (Mufourga) yang beralamat di Jl. Raya Slinga, Kec. Kaligondang, Kab. Purbalingga Jaw...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Membuat Dipan
Pengurus PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga, sedang kerja bakti membuat dipan santri.

Belajar Membuat Dipan

Satu hari full, Sabtu (18/4) bersama pengurus PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga yang lain, mengerjakan pembuatan dipan santri baru Tahun Pelajaran 2020/2021.

Dipan berbahan baku besi, dibuat dua tingkat. Rencananya sementara, untuk tahap pertama, akan membuat sepuluh buah. Berarti nanti ada 20 dipan. Mengapa dibuat bertahap?. Agar tidak terlalu bertumpuk pekerjaan. Mungkin langkah ini, hanya melayani rasa. Agar nyaman, tidak terlalu terbebani.

Pembaca mungkin bertanya-tanya. Pengurus pondok membuat dipan sendiri?. Tidak bagi-bagi rezeki dengan tukang las atau pekerja lain yang berkecimpung dalam dunia perbesian.

Perlu saya ceritakan disini, bahwa pengurus mengambil langkah membuat dipan sendiri, karena ada beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama, untuk efisiensi biaya. Kedua, pengurus banyak waktu luang. Ketiga, direktur adalah sarjana teknik yang sudah malang melintang di dunia besi. Beliau mempunyai bisnis knalpot dan sudah terkenal memiliki pasien banyak.

Beliau pak Rokhadi yang menjadi pimpinan proyek. Kami bertiga Machmud Yulianto, Kusmo dan Aris Pujianto pekerjanya. Padahal pekerjanya semua profesinya guru. Yang biasa memegang pulpen, spidol, buku, papan tulis. Beberapa hari ini, dipaksa untuk memegang alat pemotong besi, memegang grenda untuk menghuluskan potongan besi. Memegang kuas rol untuk mengecat besi.

Pak Rokhadi hanya memotivasi satu kalimat, "Jangan ragu-ragu memegang alat di dunia besi. Semuanya sudah melalui pembuatan dengan perhitungan yang cermat. Inshaaallah aman terkendali.

Alhamdulillah sampai hari ini, sudah selesai pengecatan. Besok, Ahad (19/4) dilanjutkan dengan pengeboran lubang untuk baut.

Banyak pelajaran yang dapat kami ambil. Pertama, tidak ada pekerjaan sulit, apabila sungguh-sungguh. Kedua, setiap profesi itu sesuai dengan keahliannya. Berarti tidak boleh ada yang sombong, merasa dirinya paling pandai. Pelajaran juga, bahwa masing-masing manusia itu memiliki kecerdasan sendiri-sendiri. Tidak boleh membandingkan satu dengan yang lainnya. Ketiga, belajar strategi. Contoh teknik pengecatan. Saya membayangkan teknik pengecatan, masing-masing potongan dicat satu persatu. Ternyata setiap bagian yang sama bentuk dan besarnya, ditata rapi berjejer, baru dicat. Tentu saja pelajaran lainnya masih banyak. Pembaca dapat merenungkan sendiri.(*)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Atau..ini yang dikatakan bahwa guru makhluk multitalent, nggih Pak? Alhamdulillah....dengan motivasi dari Pak Direktur dan kemauan yang kuat dari guru-guru, pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik. Hal itu membuktikan bahwa tekat dan kemauan menjadi modal utama dalam kita bekerja. Semoga Pak ustadz dan keluarga sehat, bahagia, dan sukses selalu serta senantiasa di dalam ridho-Nya. Barakallah...., Pak.

19 Apr
Balas

Aamiin ya mujibassaailiin, Betul sekali, modal utama adalah semangat. Kepahaman dapat dicapai dengan ketekunan. Ketekunan tumbuh karena ingin mencari ridlo Illahi yang maha tahu segalanya...sukses selalu bu RARA.

19 Apr



search

New Post