Sebuah keyakinan, tidak ada kebaikan yang sia-sia. Seperti motto hidup kita semuanya "Menanam Pasti Menuai". Maka, disetiap nafas, langkah, gerakan, aktifitas kita semuanya, berusaha sekuat tenaga, agar selalu kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Sekecil apapun kebaikan kita, pasti ada manfaatnya.

Selama dua sore hari berturut-turut hujan sangat lebat. Disertai dengan gelegar guntur saling bersautan. Sehingga ada call dari kyai Fauzan Anwar tidak berani untuk mengangkat telepon. Baru pada keesokan harinya, saat cuaca cerah, sinar matahari muncul memberi kehangatan pagi, kembali beliau call saya. Intinya beliau mengajak untuk taziah ke Temanggung.

Pada selasa (17/11) tepat pukul 09.50, kami berempat start menuju Temanggung. Menggunakan mobil Rush putih dengan driver yang sudah sangat berpengalaman. Menurut kyai Daryono, indikasi drivernya bagus adalah penumpang nyaman, kecepatan tinggi tidak menakutkan, dan berhasil membuat penumpang tidur. Kalau yang tidak tidur, bukan berarti takut, tetapi mungkin di benak pikirannya, kepedulian menemani driver. Pembaca dapat membayangkan apa yang terjadi, apabila driver mengantuk.

Alhamdulillah Purbalingga - Temanggung dapat ditempuh dalam waktu 2 jam lebih sedikit. Padahal perjalanan dibuat santai, tidak terbaru-buru. Apalagi ada bu Murniati yang selalu saja ada ide atau judul untuk didiskusikan. Sehingga perjalanan tidak terpikirkan, ternyata menurut Google Map lima menit lagi sampai.

Sesampainya di rumah duka, masih banyak yang taziah. Beberapa guru SD Muhammadiyah Parakan juga tampak membersamai Ustadz Binawan yang istrinya baru dua hari meninggalkannya untuk selamanya. Kami melihat, beliau sangat tegar menghadapi musibah ini.

Di rumah duka, kebetulan juga bertemu salah satu guru SD Muhammadiyah Parakan. Beliau adalah ustadz Muklas. Dari performa yang sederhana, tidak menggambarkan beliau juga wirausahawan sukses.

Setelah shalat dhuhur di masjid sekitar rumah duka, kami pamitan dengan ustadz Binawan. Pikiran dan doa saya, selain silaturahmi, semoga juga mendapat inspirasi. Walaupun sebetulnya inspirasi dari kyai Fauzan Anwar itu sudah luar biasa. Mengapa demikian?, karena sebetulnya kyai Fauzan Anwar itu belum mengenal ustadz Binawan. Namun karena SD Muhammadiyah Parakan pernah mengirimkan peserta lomba matematika SMK Muhammadiyah Bobotsari, sehingga beliau sangat bersemangat untuk silaturahmi taziah.

Saat akan masuk mobil, kyai Daryono berbisik kepada driver untuk mengikuti motornya ustadz Muklas. Ternyata kami diajak untuk makan siang di rumah makan depan pasar Parakan.

Ada yang menimbulkan pertanyaan, mengapa ustadz Muklas tidak ikut makan?. Akhirnya kyai Daryono menanyakan tentang hal itu. Beliau menjawab sudah makan di rumah, dan diteruskan cerita bahwa rumah makan ini adalah milik beliau. Mendengarnya seperti terkena strum tegangan tinggi. Ternyata beliau sudah memiliki rumah makan 7 outlet yang tersebar di tempat strategis di Temanggung. Salah satu outlet yang di depan pasar Parakan, sewa tempatnya mencapai 60 juta per tahun.

Selain rumah makan, beliau juga menggeluti pertanian brambang dan peternakan ayam petelur.

Alhamdulillah doa saya langsung dikabulkan Allah SWT. Perjalanan penuh inspirasi. Pesan ustadz Muklas, kalau sekolah atau madrasah memiliki amal usaha profit, maka tidak sulit gaji guru karyawan lebih layak dan sesuai UMR. Beliau juga bercerita, setelah menekuni wirausaha, sudah tidak memikirkan berapapun gaji yang didapatkan dari mengajar. Satu lagi, inspirasinya, beliau membuat manajemen pengelolaan wirausahanya, yang membuat tugas utama mengajar tidak terbengkelai.(*).

#www.ppmtqdaarussalaam.sch.id

#Mufourgaboarding

#MendidikdenganKeteladanan

#HebatBersamaAlQur'an