Aku juga sangat memahami, betapa merindunya Darto terhadap Darti. Namun apa daya, bukan karena Darto tidak cinta. Bukan karena Darto tidak sayang. Bukan karena Darto sudah melupakan kisah mereka berdua. Bukan karena Darto sudah ada yang lain di hatinya. Cinta Darto untuk Darti tidak akan pernah usang oleh waktu. Tidak pernah luluh lantak terhempas badai. Tidak pernah berkarat seperti besi yang selalu terkena panas dan dinginnya cuaca, dan tidak pernah lenyap tergulung ombak.

Cintanya terpatri kuat. Tersimpan rapi dalam brangkas hatinya. Tidak ada yang dapat membukanya. Kuncinya sudah ada pasword, yang tahu hanya mereka berdua. Paswordnya tidak dapat ditembus oleh siapapun. Bahkan hacker handalpun tidak mampu menerobos pelapis tebal yang melindunginya.

Darto berbisik lirih, penuh perasaan. Maksud hati semoga bisikan itu sampai kepada buah hatinya. "Kita belum dapat ketemu, bukan karena tidak rindu. Kita belum dapat ketemu, bukan karena tidak sayang dan cinta, namun keadaanlah yang menghalangi kita. Percayalah rinduku juga sudah tidak tertahankan. Bersabarlah, semoga badai cepat berlalu. Semoga pageblug segera kembali ke habitatnya. Sehingga kita dapat segera, saling melepas rindu, saling bercerita, saling bercanda". Tidak terasa, diantara bisikan Darto, ada butiran air mata. Aku yakin, air mata kesabaran itu akan menjadi saksi dikelak kemudian hari, di depan mahkamahNya.