Sepertinya lelah tidak terasa. Padahal baru saja dua kaki ini secara bergantian selama hampir 13 jam, menjaga tiga pedal pengendali jalannya kendaraan tanpa istirahat. Belum lagi dua tangan yang harus terampil mengikuti kata hati dan pikiran (feeling). Perjalanan Purbalingga ke Klaten dan kembali ke Purbalingga lagi, seperti perjalanan jarak dekat saja.

Malam ini, warga RT 01 RW 3 mengadakan mancing bersama. Kegiatan ini dalam rangka HUT RI ke 75 tahun 2020. Setelah mandi dan meluruskan badan sebentar, langsung meluncur menuju lokasi kegiatan malam hari ini, Sabtu (15/8). Kegiatan ini diikuti sekitar 200 penggemar mancing atau mancing mania dan pemancing dadakan.

Ikan yang disiapkan ada dua jenis, yaitu lele dan bawal. Menurut informasi lele yang disebarkan di lokasi pemancingan sekitar 70 kg. Apabila satu kilogram ada sekitar 8 lele, maka ada 560 an ekor. Beberapa informasi, yang saya dengar melalui cerita beberapa pemancing, kemungkinan besar masih banyak yang belum terpancing. Menurut perkiraan, yang sudah berhasil dipancing, sekitar 30 an kilogram. Berarti masih ada sekitar 40 an kilogram.

Malam ini, saya berusaha melihat fenomena yang terjadi. Ternyata memancing itu tidak semudah yang dibayangkan. Saya lebih berpendapat, bahwa memancing juga tergantung bakat. Hal ini terjadi pada salah satu pemancing yang mengikuti kegiatan tersebut. Dari awal dibuka kegiatan mancing mania ini, belum pernah satu kalipun mata kailnya disentuh ikan. Kemudian ada temannya yang mencoba dengan alat mancing yang sama, baru sekitar lima menit sudah mendapatkan tiga ikan.

Wallahu a’lam tentang fenomena tersebut. Apakah benar memancing itu tergantung bakat ataupun tidak. Yang penting happy, bahagia, gembira dan tetap semangat berjuang. Perjuangan untuk meneruskan dan menjaga semangat para pejuang kemerdekaan, tetap ada dalam dada kita semuanya.