Teroris itu Bukan Pemanis!
“TERRORIST” merupakan salah satu novel terjemahan yang pernah saya baca. Terbit sudah lama, hampir 12 tahun lalu. Saya tertarik membacanya karena menurut saya sangat mendidik, cerdas, menghibur sekaligus memiliki visi dan misi yang tidak sederhana. Dalam konteks ini karya sastra merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk menggalang opini masyarakat. Karya sastra juga dapat memberikan nilai informasi yang bersifat humanis universal tanpa meninggalkan keobjektifitasannya. Seperti apa yang diungkapkan Helvy Tiana Rosa, lebih lanjut dalam cerita harus ada wawasan luas yang dimiliki, karena karya sastra yang bernilai tentunya harus melalui riset, refererensi, informasi dari media, baik media Islam maupun umum. Seorang pengarang dalam menuangkan ide-idenya ada kaidah atau batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Yang mana hal tersebut sudah menjadi konvensi bersama para sastrawan dunia. Terrorist merupakan sebuah karya sastra master piece yang telah diterjemahkan dalam kurang lebih 18 bahasa di dunia. Dan salah satunya adalah ke dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks kesastraran Indonesia, karya sastra terjemahan menempati ruang tersendiri dan medapat apresiasi yang positf dari para penikmatnya. Bahkan dalam perkembangannya terakhir ini, sastra terjemahan semakin meningkat omzetnya. Bahkan berdasarkan penelitian komunitas peresensi buku Indonesia hampir 80 buku best seller adalah buku terjemahan dari luar negeri, dan dari Amerika Serikat salah satunya. Dari novelnya tersebut John Updike tampak menguasai Islam. Menurut Amitav Ghosh dalam reviewnya yang dimuat dalam Washington Post, Updike tak hanya sekedar membaca Al-Quran, ia juga mempelajarinya secara intens. Tak heran jika Updike menyertakan banyak kutipan ayat-ayat Al Quran beserta pemahamannya dalam novel tersebut. Apabila realitas itu adalah sebuah peristiwa sejarah, maka karya sastra dapat, pertama, mencoba menterjemahkan peristiwa itu dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarang; kedua, karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapannya mengenai peristiwa sejarah dan ketiga seperti juga karya sejarah, karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali peristiwa sejarah dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang. Hubungan dialektik antara karya sastra dan realitas sosial budaya memperkuat anggapan bahwa sastra merupakan salah satu institusi sosial. Sastra tidak hanya mendapat pengaruh dari realitas sosial tetapi juga dapat memengaruhi realitas sosial. Pesan pengarang dalam novel tersebut cukup jelas bahwa jalan menuju surga itu tidak mudah. Meski hidup di dunia ini memuakkan, tidak lantas membuat kita marah dan menjadikan orang tak bersalah jadi korban. Karena kelahiran Islam (juga agama-agama lain) membawa pesan perdamaian bukan justru merusak kehidupan. Islam itu Dinamis dan Puitis Nilai moral agama merupakan segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut agama. Contohnya petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Kebahagiaan hakiki seorang mukmin adalah memeroleh ridha Allah. Dengan bekal ridha-Nya. Ia kelak mendapatkan janji surga. Kesadaran akan pentingnya ridha Allah dalam setiap langkah kehidupan hampir dimiliki oleh setiap muslim. Namun sayang, pengetahuan tadi tidak disertai dengan pemahaman yang benar, sebagaimana memerolehnya. Walhasil, manusia acapkali gagal. Banyak orang karena keahliannya, menganggap apa yang dilakukan telah cukup mengantarkannya kepada janji Surga. Bahkan lebih buruk lagi, amal yang dikiranya baik, ternyata justru semakin menjauhkannya dari ridha Allah. Tampaknya, hidup dalam penilaian mereka sekedar rutinitas yang tidak berlalu tanpa ujian dan keistiqamahan. Padahal sebaiknya, janji Surga selalu berkelindan dengan kepastian ujian dan kemestian sukses mereka dalam menitinya. Allah berfirman: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana orang-orang dahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan berbagai macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya; ’Kapan datangnya pertolongan Allah?” (Al-Baqarah: 214). Ayat ini menegaskan bahwa janji Surga diraih bermodalkan keimanan, kesabaran, keteguhan, dalam menaati Allah. Dan pembuktian itu haruslah melalui ujian demi ujian sebagaimana kemurnian emas didapatkan melaui proses pembakaran. Sebagian orang mempersiapkan menempuh bahtera ujian itu dengan mendidik dirinya dengan kesungguhan. Dia menundukkan keinginannya dari hawa nafsu seraya memperbanyak beramal saleh dan ber-amar ma’ruf nahi munkar. Siapapun Anda, apapun pekerjaannya, jika merasa punya empati dan simpati terhadap nilai kebaikan dan kemanfaatan, kepada pegiat-pegiatnya maka niscaya tidak akan mudah menuduh orang, kelompok, atau organisasi tertentu dengan pandangan buruk. Dengan pandangan curiga dan prasangka. Hendaklah kita tidak cukup bangga dengan label “orang baik”, jika senyatanya tidak kita sertai dengan usaha maksimal untuk senantiasa memperbaiki kualitas keimanan dan kadar ketakwaan. Sembari tidak putus-putusnya memahami Islam. Sekali lagi, kebanggaan identitas tak sedikitpun mengantarkan kita pada cita-cita. Di sepanjang usia kita, banyak hal terjadi dan kita lalui. Pada satu saat, peristiwa itu justru menambah baiknya iman kita, namun di saat lain sebaliknya merusak iman kita dan menjebloskannya ke titik nadir. Kita sepertinya tidak tahu bagaimana kesudahannya. Hanya kewaspaan akan tipu daya setan dan harapan yang senantiasa membuncah akan maghfirah (ampunan) dan rahmah (kasih sayang) Allah saja menjadikan kita tetap bertahan. Setiap muslim hendaknya menghajatkan pendidikan yang mandiri (swa-edukasi) menuju kebaikan yang penuh kesungguhan dan totalitas. Dia tidak boleh merasa cukup lantas berhenti beramal. Ibnul Qayyim mengatakan, “Tidaklah orang berhenti mencari ilmu kecuali iblis dan pencoleng di jalan.” Oleh karena itu, gemarkanlah membaca informasi yang bermanfaat dan tumbuh dan kembangkanlah jiwa literasi dalam diri kita. Ambillah hikmah dari setiap kejadian dan jangan pernah lupa selalu memohon kepada Zat Yang Berkuasa agar dihindarkan dari takdir yang buruk. Teroris itu Bukan Pemanis! Masih melekat kejadian di Surabaya kemarin, tidak ada yang mendukung aksi terorisme di Indonesia. Bahkan setiap orang yang memiliki akal sehat pasti akan mengecam tindakan radikal teroris. Jangan pernah menganggap bahwa terorisme dianjurkan dalam sebuah agama, terorisme tidak pernah diajarkan dalam agama apapun. Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Adapun teori merupakan prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku umum. Menjelaskan hakikat suatu gejala, hakikat hubungan antara dua gejala atau lebih, relevan dengan kenyataan yang ada dan operasional, alat untuk penjelasan dan pemahaman, dapat berguna dalam memprediksi suatu kejadian. Pembaca dengan horison harapan yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan interpretasi atau penafsiran terhadap sebuah tulisan. Hal ini berkaitan dengan masalah sifat, fungsi dan hakikat tulisan itu sendiri. Sifat- sifat khas sebuah tulisan ditunjukkan oleh aspek referensialnya (acuan), fakta, fiksi, atau sekadar opini. Setiap agama mengajarkan kedamaian, hampir tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Jika ada orang yang bertindak melakukan kekerasan atas nama agama, maka kita harus tahu bahwa orang tersebut tidak memahami esensi beragama. Terorisme di manapun dan oleh siapapun tidak akan pernah didukung oleh manusia yang memiliki hati nurani. Hanya orang-orang dungu yang mendukungnya, dengan alasan apapun, orang yang mendukung terorisme adalah orang gila yang menganggap dirinya tak pernah gila. Menjernihkan Alam Berpikir Anak Bangsa Menurut Andreas Eppink, nilai budaya adalah segala sesuatu yang mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, serta segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat atau komunitas kehidupan tertentu. Refleksi gerakan Islam merupakan usaha memvisualisasikan realitas pemahaman atas agama Islam oleh pemeluknya yang teguh oleh orang yang di luar komunitas Islam itu sendiri. Setiap orang yang mengajarkan radikalisme, membenci negeranya sendiri, maka sudah dipastikan bahwa orang tersebut adalah salah satu orang yang mendukung aksi terorisme. Kita harus selalu waspada dengan orang-orang ini. Mereka selalu mengawasi kita, maka kita harus terus mengawasi mereka. Terkait situasi dan kondisi saat ini ini, dimana langit kehidupan bermasyarakat kita yang sedang dipenuhi polusi prasangka dan curiga sesama anak bangsa, maka marilah setiap kita berupaya keras menasihati dirinya agar tetap istiqamah sebagai pelaku kebaikan, yang senantiasa menebar manfaat. Bukan sebaliknya. Sehingga terjaga senantiasa fitrah kemanusiaan kita. Berlaku dan berkata baik itu bagian dari nasihat. Inna dzikra tanfaul mukminiin. Nasihat itu bermanfaat bagi orang mukmin. Kata demi kata telah diluncurkan dari mata pena. Demi masa, yang digilirkan-Nya menjadi siang dan malam, demi buah tin dan zaitun yang penuh barakah, demi kesempurnaan asma’ dan sifat-Nya. Kepada Allah-lah segala sesuatu akan kembali.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar