Arni Susanti Oktavia

Lahir di Soppeng, 2 Oktober 1984. Sekarang menjadi tenaga pengajar pada SMK Negeri 2 Wajo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)

Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf) "Beddu & Paijo"

Betapa bahagia raut wajah mamak dan bapak mendengar kabar kelulusanku di salah satu perguruan tinggi di Semarang. Pergilah Nak, doa kami menyertaimu. Semoga kuliahmu lancar. Kudatangi La Beddu, lelaki yang selama ini banyak membantu keluargaku. Bapakku telah bersepakat dengannya, ketika kuliahku selesai, aku kembali ke Kampung dan dinikahkan dengannya. Tanpa pikir panjang, kuiyakan segala keinginan Bapak. Walau La Beddu hanya tamatan Madrasah Aliyah, tapi dia pandai berbisnis. Usaha ayam petelurnya berkembang pesat. Setiap minggu mobil pick up mendistribusikan ratusan ribu telur dari peternakanya ke Makassar.

Empat tahun berlalu, kuliahku lancar dan hubunganku dengan La Beddu baik-baik saja, sampai aku berkenalan dengan Mas Paijo di sebuah kegiatan Pelangi Literasi. Dia Kakak seniorku di Kampus. Saya dibuat jatuh cinta lewat tulisannya. Dia pandai membuat hati wanita tertawan dengan sajak-sajak romantisnya. Dan beruntungnya, mas Paijo yang pertama kali mengungkapkan cintanya padaku. Yah, kami resmi berpacaran berarti Aku resmi menduakan La Beddu. Aku mencintai La Beddu, juga tak bisa menolak cinta Mas Paijo. Kuserahkan saja semuanya pada Tuhan. Siapapun yang jadi jodohku, berarti dialah yg dipilihkan Tuhan untuk menggenapkan ganjilku.

Setelah melewatkan tiga jam perjalanan darat dari Semarang, akhirnya kami berdua tiba di Jepara. Ombak pantai Empu Rancak begitu tenang sore ini. Aku duduk disamping Mas Paijo dan Ibunya. Mas Paijo mengutarakan keinginan pada Ibunya untuk segera menikahiku. Ibunya Mas Paijo pun mendekatiku.

Sopo jenengmu, Nduk? -Asma kulo Airin Bu.

Kowe kenal Paijo soko ngendi? -Kulo Paijo sami-sami kuliah teng Semarang. Paijo niku kakak kelas kulo.

Ohhh... denger ya Nduk, Aku emoh nek anakku rabi karo wong Bugis, seng ono mengko ndekne malah lungo adoh soko aku. Aku wes jodohke Paijo karo cah wedok pilihanku.

Percakapan ini sudah ku prediksi sebelumnya. Kuliahku sudah selesai, hubungan dengan Mas Paijo pun selesai. Tak ada lagi alasan untukku tetap bertahan dsini. "Halo Airin, buka ki sms ta, ada kode booking tiket kukirimiki, jadi jaki pulang hari Minggu to?" Kudengar suara la Beddu dibalik telfon. Kujawab pelan " Iye daeng. Jadi."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post