Arni Susanti Oktavia

Lahir di Soppeng, 2 Oktober 1984. Sekarang menjadi tenaga pengajar pada SMK Negeri 2 Wajo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)

Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)

Sejak kecil, aku hidup bersama dengan Kakek dan Nenek yang kusapa dengan Ambo' dan Indo'. Setiap kali kutanya perihal kedua orangtuaku, Indo pasti bungkam. Tak ada jejak sejarah siapa dan dimana ayah ibuku kini. Yang kutau, Indo' meninggalkan kampung dan memilih hidup berdua denganku di pinggir kota dengan harta kekayaan melimpah peninggalan Ambo'. Kami jauh dari sanak saudara dan sepertinya ini telah dirancang baik-baik oleh Indo' agar aku bisa hidup tenang dan jauh dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah terjawab.

Sejak kecil sampai menginjak remaja, semua kebutuhanku terpenuhi, jika ada keinginanku, cukup kubisikkan ke telinga Indo dan tak lama berselang Indo datang bak sinterklas, atau seperti peri di dongeng-dongeng, cukup sekali saja mengibaskan tongkatnya, maka terwujudlah semua keinginan. Hamparan kebun coklat, kelapa dan cengkeh milik Indo' ditambah peternakan sapi miliknya membuat diriku tak kekurangan apapun. Kasih sayang darinya juga mengalir setiap saat. Mungkin karena aku cucu satu-satunya, pikirku. Meskipun begitu, aku tetap saja hidup dalam pencarian, hidup penuh tanda tanya.

Sudah seminggu perasaan gelisah menggantung di kepalaku. Indo mulai sakit-sakitan dan belum bercerita apa-apa. Sampai pada suatu malam, Indo menyerahkan sebuah peti kayu yang berisi beberapa berkas sertifikat tanah atas nama Ambo' dan selembar lipa' sabbe. Foto sepasang pengantin, masih hitam putih dan warnanya sudah mulai pudar dan foto bayi yang dibungkus lipa' sabbe. Indo kemudian bercerita perihal diriku yang bukan cucunya. Rasa sedih, hancur mulai menggerogoti. Indo dan Ambo ternyata tidak memiliki anak. Ambo dan beberapa kawannya yang baru saja selesai membuka lahan perkebunan menemukan ibu dan ayahku dalam kondisi sudah tidak bernyawa lagi di dalam mobil, mereka berdua korban perampokan. Mayat ibu dan ayah pun dibawa ke Rumah Sakit, sementara aku dibawa oleh Ambo'. Indo menyimpan rapat-rapat cerita itu. Sampai usiaku menginjak sembilan belas tahun, tak seorang pun dari keluarga ayah dan ibu yang mencariku. Satu-satunya harta dari Ayah dan Ibu yang bisa kudekap sampai kini adalah Lipa' Sabbe.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post