Arni Wiyati, S. Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
YAH MON YAH MEN

YAH MON YAH MEN

Pukul 03.00 ringtone alarm dari HP berbunyi keras dengan nada tinggi membangunkan tidurnya. Sengaja Nani memilih nada dering tersebut agar segera terbangun. Pengalaman nada lembut membuat dia hanya menggeliat dan kembali menarik selimutnya. Tidak mau terulang, Nani harus konsekuen dengan setelan alarm yang disettingnya. Rutinitas tiap hari tidak bisa ditawar. Nani hanya memiliki waktu 2,5 jam mengurus keluarga, setiap pagi sebelum dia harus berangkat kerja. Meskipun tidak piawai memasak, dia berusaha memenuhi gizi untuk keluarganya dengan baik. Mereka-reka olahan sayur dan lauk agar anak-anaknya doyan itu sudah kebiasannya. Telaten sekali dia. Tentang resep masakan, jangan ditanya. Jika ditanya jawabnya pasti tidak tahu. Sepertinya dia tidak mau pusing dengan resep dan bumbu. Dikira-kira sajalah, begitu kebiasaannya. Modal niat masak begitu saja. Sederhana.

“Bismillah masak opor ayam” goreng, goreng, goreng. Blender, blender, blender, cemplung, jadilah opor ayam. Biar orang lain bilang bumbu blenderan membuat masakan tidak sedap, dia tidak peduli. Apalagi bila anak dan suaminya bilang sudah enak.

Serba harus cepat itu maunya. Apapun dikerjakan sambil ngebut. Tidak jarang dia menjatuhkan barang karena terburu-buru. Gedombrang!... suara panci jatuh kadang-kadang memecah heningnya pagi. “iyaa… ma…, bentar papa bantu” Sepertinya suara panci justru memancing suami untuk turun tangan membantunya. Kalau sudah begitu hatinya tersenyum, meski bibirnya datar. Mana sempat menarik bibir ke atas kalau repot begini.

Nani tidak mempunyai pembantu, oleh karena itu hampir semua pekerjaan rumah dia kerjakan sendiri. Rutinitas sebagai ibu rumah tangga dikerjakan sejak anak-anaknya kecil hingga saat ini. Meskipun sekarang anaknya sudah menginjak remaja, mereka belum bisa diberi tanggung jawab pekerjaan pagi. Semua sibuk dengan persiapan sekolah masing-masing. Dari dulu hingga sekarang, mulai yah mon sampai yah men, tetap saja repot, itulah sang ibu, Nani.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Super bunda. Ikhlas insyaallah berkah...

02 Apr
Balas

Aamiin, terima kasih bu. Kita ini Nani yang lain ya bu?

03 Apr

Nani ibu yang tangguh...

03 Apr
Balas

hahaha.... ketemu disini ya Els

03 Apr

Tugas seorang ibu memang sangat berarti, moga berkah Dan jadi amal ibadah. Tristan berkarya.

03 Apr
Balas

Aamiin, Semangat pak

03 Apr

Tugas seorang ibu memang sangat berarti, moga berkah Dan jadi amal ibadah. Tristan berkarya.

03 Apr
Balas



search

New Post