Artha Kristanti

Mengajar di SMPN 5 Yogyakarta, salah satu keberuntunganku. Ditengah tengah siswa cerdas, membuat aku tidak boleh berhenti belajar dan berinovasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jagoku, Gadis pintar

Jagoku, Gadis pintar

JAGOKU, GADIS PINTAR

Kenapa aku lebih percaya diri jika siswa yang lolos seleksi OSN siswaku laki-laki,” sambil lalu aku buka pembicaraan dengan temanku saat kuliah yang sekarang menjadi salah satu pembina OSN dari SMP swasta terbaik di Surabaya. Tak disangka dia langsung berdiri. Sepertinya dia tidak suka dengan ungkapan hatiku. “ Kita tidak boleh menilai kemampuan siswa hanya dengan melihat gendernya, “ suaranya meninggi. Aku kaget bukan kepalang. Spontan beberapa pembina OSN dari daerah lain menoleh. Aduh malunya aku. “Kamu sudah lihat, siswa OSN yang mewakili sekolahmu perempuan juga kan, “ kembali dia memprotes. Kali ini dia lebih lembut, sambil merangkul pundakku. Seolah dia ingin pembicaraan kami didengar orang lain. Aku tidak menyangka pernyataan ku membuat dia naik darah. Hemm mungkin dia punya pengalaman diskriminasi gender saat masih sekolah.

Saat itu kami sedang menghadiri pengumuman seleksi eliminasi siswa yang akan di kirim ke IJSO. Dua siswaku lolos untuk mengikuti karantina yang berlanjut ke tahap seleksi eliminasi itu. Ada beberapa tahap seleksi dalam karantina tersebut. Disetiap tahap seleksi pasti ada siswa yang tereliminasi. Kami gurunya selalu diundang disetiap tahap seleksi, karena jika siswa kami tidak lolos tahap berikutnya, sehingga tereliminasi, maka mereka harus kami bawa pulang.

Salah seorang panitia maju kedepan, untuk melaporkan seluruh kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dilanjutkan membacakan hasil seleksi tahap pertama. Aku berharap kedua siswaku bisa lolos masuk tahap berikutnya. Tetapi harapanku tidak terwujud. Hanya satu siswaku yang lolos. Saat nama siswaku yang lolos di sebutkan, aku kaget kerena tiba-tiba temanku mencubit pahaku. “Terbukti sudah, prestasi tidak bisa diukur dari gender,”suaranya meninggi penuh kemenangan. Memang benar, siswaku yang lolos tahap berikutnya adalah siswaku yang perempuan. “Sudahlah, pernyataanku didepan tidak mencerminkan sikapku selama ini kok,” aku mulai jengkel. “Tanyakan kepada mereka sekarang,” kataku lagi. Aku jelaskan panjang lebar kepadanya, bahwa aku selalu memberi kesempatan sama kepada mereka. Tidak pernah sekalipun membedakan mereka hanya karena gender. Pernyataanku tadi itu hanya berdasarkan rasa, dan setiap saat selalu aku abaikan. Disudut hatiku yang terdalam aku menyesali perdebatan itu.

Saat acara selesai, aku langsung memeluk gadis pintarku. Aku bisikan rasa terimakasih karena sudah membanggakan sekolah kami, daerah kami. Tak lupa aku doakan agar bisa lolos untuk mewakili Indonesia di ajang IJSO. Setelah itu aku segera cari siswaku yang tidak lolos. Aku tepuk pundaknya sambil berujar, “Kamu tetap siswa Ibu yang pintar”. Dia tertunduk lesu, terbata-bata di berujar lirih.”Maafkan aku Bu, aku tidak bisa lolos”. Aku tahu dia berusaha menahan tangis. Aku gandeng dia untuk mencari gadisku yang berhasil lolos. Persahabatan harus dikedepankan, jauhkan dari rasa ingin mengalahkan satu dengan yang lain dalam setiap kompetisi. Mereka hanya boleh melakukan yag terbaik, urusan menang atau kalah tergantung hasil kerjanya masing-masing. Kebiasaan yang aku bangun, saat salah satu ada yang lebih sukses yang lain harus memberi selamat. Tidak boleh ada rasa iri apalagi samapai berlanjut dengan rasa benci.

Tami nama gadisku yang pintar itu. Lolos seleksi tim OSN sekolahku karena memiliki medali OSN IPA tingkat SD. Itu menguntungkan bagiku. Sebagian materi SMP sudah dilalap saat pembinaan di SD. Saat pembinaan di SMPN dia tinggal mematangkannya dan lanjut memperdalam materi SMA. Tami disamping pintar juga tekun dan pantang menyerah. Aku tahu perjuangannya belajar keras saat di rumah. Ibunya memberi target apa yang harus tuntas dipelajarai tiap minggunya. Selanjutnya di akhir minggu dia harus mengerjakan soal-soal. Jika nilainya belum diatas sembilan, dia harus mengulangi belajar meteri tersebut selama satu minggu kedepan. Aku kagum dengan kegigihan ibunya. Ternyata di balik siswa yang pintar ada ibu yang luar biasa.

Ibunya Tami adalah salah satu temanku, dia juga guru IPA di SMP dekat sekolahku. Itu menguntungkan bagi ku, karena sekolahku memberi kepercayaan kepadanya untuk terlibat dalam pembinaan di sekolah. Aku memiliki teman yang bisa aku ajak lari cepat mengejar materi IPA SMP. Berjibaku melatih mengerjakan soal OSN SMP yang mungkin sudah setara sulitnya dengan materi Fisika dan Biologi SMA.

Seminggu kemudian aku mendapat kesempatan menjenguk Tami. Saat itu penelitian ku lolos menjadi finalis ajang lomba inovasi guru nasional. Sehingga aku dipanggil untuk mempresentasikan laporanku di Jakarta. Ditengah-tengah kesibukanku dalam lomba tersebut. Aku berhasil bertemu dengannya. Bahagia rasanya melihat dia tampak sehat dan tentunya tetap semangat belajar. Aku sampaikan harapan kepala sekolah, seluruh guru dan siswa sekolahku. Bahkan kepala dinas menitipkan salam. Tami gadisku yang pintar mengangguk menyanggupi

Hari itu hari dimana akan ada pengumuman seleksi tahap dua. Aku tidak bisa datang ke Jakarta karena tidak mungkin lagi meninggalkan siswaku. Maklum selama satu bulan aku sudah tiga kali ke Jakarta. Saat sedang menunggu ulangan harian, tiba-tiba ponselku bergetar. Ternyata ada telepon masuk. “Ibu maafkan aku”, aku gagal mewakili Indonesia di ajang IJSO,” tangis Tami diseberang . Aku tenangkan dia, bahwa dunia belum runtuh. Dia masih tetap gadisku yang pintar. Aku ingatkan tetap mensyukuri apapun hasil seleksi. Aku katakan apapun itu pasti yang terbaik Tuhan berikan untuknya. Tak lupa aku ingatkan untuk buang rasa iri, segera beri selamat kepada teman-temannya yang lolos. Dari suaranya Tami menjadi tenang. Dia minta ijin untuk tidak masuk satu hari untuk menenangkan diri dirumah Tentusaja aku ijin.

Sepulang dari Jakarta Tami kembali beraktifitas seperti siswa lainnya.Ikut bimbingan belajar, tambahan pelajaran, dan tryout UN yang diselengarakan berapa SMA favorit. Prestasinya makin baik. Nilai Tryoutnya selalu masuk sepuluh besar. Saat itu aku sempat berpesan pada ibunya. Agar mengakhiri program dalam memperdalam materi IPA khususnya Biologi. Dan memberi kesempatan untuk belajar materi UN.Ibunya setuju.

‘Ibu, maukah ke rumahku sekarang,”suara Tami dari ponselku. Aku merasakan ada yang tidak beres. Malam itu aku langsung meluncur ke rumahnya. Ya Tuhan, rumahnya sudah penuh dengan orang. Aku langsung lari mencari gadis pintarku. Di depan pintu Tami menubrukku, tangisnya pecah dalam pelukanku. Anakku sayang diusiamu yang masih muda, berat benar bebanmu. Ternyata hampir satu tahun bapaknya mengindap kanker. Dan sore tadi dia harus melepaskannya. Bapanya dipanggil sang empunya. Suasana yang tadinya hening, berubah menjadi isak tangis, saat melihat Tami menangis . “Ibu aku tidak punya Bapak lagi”, isaknya. Aku peluk dia makin erat. Aku biarkan dia habiskan air matanya. Sambil tak henti henti aku berdoa. Memohon agar gadis pintarku tetap kuat, dan terus berjuang menggapai cita-citanya.

Setahun kemudian, aku mendapat kabar gembira, Tami diterima di fakultas kedokteran UGM dengan jalur undangan. Tami berhasil wujudkan jalan menggapai cita-citanya. Sudah terbukti ketangguhan nya dalam melawan kesedihan karena ditinggal Bapaknya. Kisah ini memberi pelajaran kepintaran dapat dimiliki oleh siapa saja tidak peduli jenis kelaminnya. Kepintaran juga tidaklah cukup, butuh kerja keras, daya juang dan ketangguhan dalam melawan tantangan dan rintangan. Selamat berjuang gadis pintarku, Ibu yakin suatu saat kamu akan pulang kesekolahmu ini dengan menyandang profesi dokter.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post