Artha Kristanti

Mengajar di SMPN 5 Yogyakarta, salah satu keberuntunganku. Ditengah tengah siswa cerdas, membuat aku tidak boleh berhenti belajar dan berinovasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KERETA TELAH MENGANTARMU

KERETA TELAH MENGANTARMU

KERETA TELAH MENGANTARMU

Kuamati lagi nilai siswa yang ikut seleksi OSN tingkat sekolah. Sedih rasanya karena tidak ada satupun yang istimewa. Aduh, siapa jagoanku kali ini? Mungkinkah sekolahku kembali gagal meraih medali. Aku mulai panik. Apapun hasil seleksi harus aku terima. Pembinaan OSN tetap aku lanjutkan.

Di kelas 8.6 aku menemukan siswa yang sangat antusias saat pembelajaran Fisika. Siswa itu namanya Bagaskara, kami biasa memanggil Bagas. Ternyata nilai ulangan hariannya juga sempurna. Aku memantau semua nilainya khususnya nilai Matematika dan Bahasa Indonesia. Rencanya setelah UTS semester satu, aku akan ajak Bagas ikut pembinaan OSN. Dengan syarat nilai UTSnya di atas 9. Benar dugaanku, nilainya ternyata teringgi di kelas paralel, jauh diatas nilai siswa yang ikut Tim OSN. Baru kali ini aku menyeleksi siswa OSN dengan cara unik, bahkan waktunya ditengah-tengah program pembinaan OSN. Saat Bagas aku ajak bergabung di Tim OSN, ternyata dia tidak menolak. Hmm akhirnya aku punya jagoan, hatiku bersorak penuh harap.

Perjuangan untuk berburu medali dimulai . Pembinaan OSN intensif dilakukan diawal semester dua, tentunya anggotanya bertambah Bagas. Tempat pembinaan di sekolah dan di Solo. Kegiatan pembinaan di sekolah dilakukan full dari pagi sampai siang. Waktunya pada saat mereka harus belajar dirumah karena kelasnya dipakai siswa kelas 9 latihan mengerjakan soal UN. Senang rasanya melihat mereka bersemangat, disaat semua temannya belajar di rumah. Dengan seijin kepala sekolah aku tidak dimasukan dalam daftar pengawas Sehingga aku bisa menemani mereka belajar materi OSN.

Kegiatan pembinaan yang lain diadakan di Solo. Jaraknya 30 dari Yogyakarta. Aku yang harus mengantar mereka. Jalan Yogya Solo adalah jalan provinsi, sehingga sangat ramai. Jika ditempuh dengan mobil membutuhkan waktu dua jam. Karena waktu sangat penting bagi kami, maka kami putuskan naik kereta api jarak dekat, Prameks. Anak-anak ternyata tidak keberatan. Bahkan mereka sangat menikmatnya.

Tibalah saatnya seleksi OSN tingkat kota, anak-anak kami antar untuk seleksi. Sesuai dengan aturan dari pusat, masing-masing sekolah hanya berhak meloloskan satu siswa. Dugaanku ternyata benar, Bagaslah siswa yang lolos mewakili sekalah kami untuk maju ketingkat Provinsi. Makin besar harapanku , dia yang akan meraih medali OSN kali ini. Sambil menunggu karantina Provinsi, Bagas tetap aku antar ke Solo. Programnya ditambah menjadi dua kali seminggu. Siswa yang aku antar tinggal dua, Bagas dan Tito siswa kelas 7 yang akan menggantikan dia tahun depan.

Pembinaan di solo diadakan seusai sekolah, jadi kami berangkat dari stasiun Lempunyaan sekitar pukul 12.00 WIB. Kereta Prameks adalah kereta paling sibuk. Setiap pemberangkatan pasti penuh, sehingga kami lebih sering berdiri dari pada duduk. Olah kerena itu kami selalu membawa koran, untuk alas duduk di lantai kereta. Aku tdak ingin siswaku kelelahan sampai di tempat pembinaan . Aku juga ajarkan bagaimana memburu kursi kereta. Dimulai saat kereta datang dan berjalan pelan-pelan, dari kaca jendale/pintu kereta amati apakah ada kursi yang kosong . Jika ada maka ikuti terus kereta dengan berjalan di dekat pintu. Pada saat pintu terbuka, tangan diletakkan di daun pintu sebagai penghalang agar penumpang lain tidak mendahuli masuk kereta. Jika beruntung akan didapat kursi nyaman untuk duduk selama satu jam perjalanan . Di solo kami turun di Stasiun Purwosari. Sebelum melajutkan perjalaan selalu aku ajak siswa ku makan siang dahulu. Warung soto jadi pilihan kami, maklum dana pembinaan di sekolah kami tidaklah banyak. Perjalalan pulang kami makin menanantang lagi, karena kami sampai stasiun sudah pukul 18.00 WIB. Waktu itu adalah waktu orang pulang kerja sehingga stasiun dipenuhi ribuan orang. Harus berebutan untuk bisa mendapat tiket pulang. Tak jarang kami kehabisan tiket dan menunggu kereta yang lebih malam. Makan malam di stasiun adalah hiburan kami saat kelelahan, warung soto satu-satunya tujuan kami. Untungnya Bagas dan Tito siswa yang menyenangkan. Mereka tak sekalipun mengeluh. Mas, Ibu yakin dikemudian hari kamu pasti akan menjadi orang sukses. Doaku dalam hati. Rutinitas ini kami jalani sampai Bagas mengikuti karantina dan seleksi OSN tingkat provinsi.

Bu, di panggil Bapak, Mas Tri laboran kami memberitahu ditengah-tengah aku memandu pratikum pembantulan cahaya. Deg.... ada apa ya, semoga aku tidak melakukan kesalah. Saat istirahat aku langsung bergegas ke ruang Kepala Sekolah. Ternyata disitu sudah ada Pak Jion, Waka Kesiswaan. Mereka sedang mendiskusikan isi surat dari Dikpora. Ada apa ini, aku mulai cemas. Setelah dipersilahkan duduk aku mengambil posisi di samping Pak Jion, seolah-olah minta perlindungan. “ Bu, terimakasih ya, sudah membina Bagaskara, sehingga dia lolos OSN tingkat Nasional di Pontianak”: kata Pak Kelapa Sekolah dengan nada gembira. Sekuat tenaga aku tahan air mata bahagiaku. Kembali aku teringat saat kami berlari ke stasiun agar dapat tiket kereta. Terbayang saat lihat Bagas harus tertidur dilantai kereta beralas koran karena kelelahan balajar. Program pembinaan di Sola diminta dilanjutkan sambil menunggu karantina Provinsi. Aku tentu saja siap mengantar Bagas dengan kereta .

Waktu masih tersisa seminggu sebelum Bagas mengikuti karantina Provinsi. Sesuai permintaan Waka Kesiswaan, kami menigkatkan frekusensi program pembinaan di Solo. Kereta kembali menjadi pilihan kami. Bagas sudah makin pintar berebut kursi, sehingga bisa duduk nyaman dalam perjalanan. Jika pulang, kadang kami sengaja tidak berebut tiket, jalan santai ke Stasiun Purwosari sambil menikmati suasana Solo di malam hari. Kereta sekarang sudah manjadi sahabat kami.

Perjuangan naik kereta ternyata membuahkan hasil, Bagas berhasil meraih medali OSN di Pantianak Kalimantan Timur. Medali itu menjadi medali kebanggaan seluruh sekolah, ditengah sulitnya berburu medali OSN akhir-akhir ini. Terimakasih ya Mas, sudah mengharumkan sekolah diajang OSN tingkat Nasional.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post