Artha Kristanti

Mengajar di SMPN 5 Yogyakarta, salah satu keberuntunganku. Ditengah tengah siswa cerdas, membuat aku tidak boleh berhenti belajar dan berinovasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERDEKA BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ

MERDEKA BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ

Pendahuluan

Menteri baru kurikulum baru, Menteri baru kebijakan baru. Banyak yang menduga akan ada kebijakan baru saat Nadiem Anwar Makarim dilantik menjadi menteri pendidikan. Dan ternyata benar, kebijakan yang luar biasa , berupa penghapusan Ujian Nasional (UN) di tahun 2020. Kita semua tahu UN sudah lama dilaksanakan, beberapa kali Menteri Pendidikan yang menjabat ingin menghapus UN tetapi selalu gagal. Walaupun banyak pro dan kontra menyikapi keputusan tersebut tetapi Pak Menteri jalan terus. Kenyataanya UN benar-benar tidak dilaksanakan di tahun 2020 bukan saja karena keputusan Menteri tetapi karena pandemi yang melanda negara kita.

Kebijakan lain dari Menteri Pendidikan yang spektakuler adalah Merdeka Belajar. Beberapa orang memplesetkan “merdeka belajar” dengan mengijinkan siswa untuk boleh tidak belajar. Jelas pengertian itu salah besar. Merdeka belajar adalah memberi kebebasan kepada guru untuk berinovasi dalam memandu pembelajaran di kelas. Merdeka belajar juga berarti membiasakan siswa untuk dapat mandiri belajar yaitu dengan belajar dimanapun dan kapanpun mereka berada. Merdeka belajar membuat guru harus mampu menciptakan suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan dengan banyak inovasi dalam pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan memberi kesempatan siswa untuk belajar dengan menggunakan gadget yang mereka miliki. Kita tahu semua siswa SMP adalah generasi Z dimana saat mereka lahir sudah bersinggungan dengan gedget. Sehari-hari mereka sudah menggunakan gadget untuk bermain dan berkomunikasi. Alangkah menyenangkan jika mereka bisa belajar dengan alat yang biasa mereka pakai untuk bermain.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan hampir semua sekolah tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran secara offline atau tatap muka di ruang kelas . Beberapa sekolah melaksakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan cara daring. Mengingat prinsip dasar pembelajaran adalah harus ada interaksi antara guru dan siswa, maka PJJ dengan daring harus didisain semirip mungkin dengan pembelajaran tatap muka. Guru harus merancang langkah langkah pembelajaran yang dapat menarik sebanyak mungkin siswa untuk bergabung dalam kelas maya. Metode pembelajaran juga harus dapat melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Sangat sulit karena guru tidak bisa memantau langsung setiap siswa. Akhirnya inovasi guru yang harus dimunculkan agar interaksi guru dan siswa bisa terwujud.

Pengalaman dengan PJJ secara daring.

Pandemi mengharuskan siswa belajar dari rumah. Pembelajaran yang memungkinkan adalah dengan PJJ secara daring. Hampir semua guru tidak siap tetapi mereka harus melaksanakan karena PJJ secara daring dipandang sebagai salah satu cara yang lebih baik.

Berdasarkan pengalaman menyelenggarakan PJJ secara daring di sekolah, ditemukan beberapa masalah. Masalah utama jaringan internet di sekolah yang tidak stabil dan kesiapan orang tua untuk menyuport jaringan internet di rumah juga belum optimal. Dampak dari masalah tersebut menyebabkan guru kesulitan mengakses internet dan banyak siswa yang belum bisa bergabung di dalam pembelajaran PJJ secara daring. Masalah ini tidak bisa dipecahkan oleh guru saja tetapi perlu peran serta pemangku kebijakan di sekolah, orang tua dan pemerintah.

Ada beberapa solusi yang dilakukan oleh pemangku kebijakan sekolah yaitu meningkatkan kecepatan internet sehingga cukup kuat untuk dipakai semua guru secara bersamaan. Jaringan yang awalnya tersebar di lingkungan sekolah kemudian di pusatkan di beberaoa kelas yang dipakai guru mengajar daring.

Solusi berikutnya dengan mendata siswa yang tidak memiliki gadget pribadi dan atau yang kesulitan menyediaan kuota internet. Mereka diijinkan untuk mengikuti pembelajaran daring di sekolah. Siswa tersebut boleh menggunakan komputer sekolah dengan jaringan internet yang memadai. Akhirnya guru berhasil melaksanaakn pembelajaran PPJ secara daring dengan lancar secara jaringan. Ditambah adanya kabar yang menggembirakan dari Kemendikbud karena pada bulan September tahun 2020 memberikan bantuan kuota internet bagi guru dan siswa.

Masalah berikutnya yang muncul adalah untuk menciptakan kondisi pembelajaran PJJ secara daring semirip mungkin dengan pembelajaran offline/ tatap muka di ruang kelas. Kita semua tahu inti dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang baik antar guru dan siswa. Untuk menghasilkan interaksi yang baik antara guru dan siswa, maka sekolah membuat Learning Management System (LMS) dengan Google Classroom (GC). Setiap guru dimasukan ke dalam kelas GC yang diampunya. Fasilitas dari Google untuk sekolah yang memakai GC adalah bisa memasukan aplikasi Gmeet ke dalam GC tsb. Guru dapat dengan mudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Gmeet tersebut. Selama pembelajaran guru dapat berinteraksi secara langsung dengan siswa. Menyapa , memberi pujian, memberi motivasi dapat terus di lakukan. Lama kelamaaan, guru dan siswa menjadi terbiasa dengan kondisi belajar tanpa tatap muka. Aplikasi Gmeet dapat membantu mewujudkan interaksi tsb.

Salah satu yang dibutuhkan guru untuk berinteraksi dengan siswa adalah papan tulis. Dalam pembelajaran daring tidak mudah di wujudkan. Beberapa guru berinovasi dengan banyak cara, mulai dari mengambil gambar dengan kamera saat menulis di kertas untuk menerangkan atau membahas soal, sampai mengirim foto foto hasil penjelasan atau pembahasan soal. Dalam pembelajan daring guru jg kesulitan untuk meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis. Kesempatan memupuk rasa percaya diri , kesempatan untuk memotivasi sesama siswa dapat hilang. Setelah beberapa bulan mengajar hanya dengan presentasi dengan PPT, guru bisa berinovasi dengan berbagai aplikasi sehingga bisa menciptakan papan tulis di dalam layar Laptop/HP. Pengalaman selama ini guru bisa menggunakan aplikasi Paint, Snipping Tool, PPT atau OneNote. Alat bantu yang dipakai untuk menulis menggunakan mouse pen adalah pen tablet. Akhirnya guru bisa menciptakan papan tulis di layar laptopnya. Siswa juga bisa membuat papan tulis sendiri sehingga mereka dengan mudah bisa kembali menulis jawaban soal jika diminta guru, akan sama dengan saat mereka maju ke depan kelas untuk menulis jawaban di papan tulis.

Bagaimana dengan diskusi kelompok, nyawa dari pembelajaran yang dapat melatih siswa bersosialisasi dan bekerja sama. Akan sangat sulit diwujudkan dalam pembelajarn daring. Di awal PJJ secara daring guru memang kesulitan melakukan diskusi kelompok. Tetapi inovasi guru mulai muncul dengan membuat beberapa grup WA dalam kelas setiap akan diskusi, guru dimasukan sebagai anggota di smua grup tsb. Kegiatan diskusi dapat terjadi di dalam grup WA. Guru kadang memberi motivasi dengan mengirim pesan suara, agar siswa bisa mendengar suara guru, kerena rasanya akan beda dengan hanya membaca pesan guru di Chat Grup WA. Ternyata beberapa siswa mengikuti, terwujudlah diskusi kelompok yang aktif. Kadang guru membuat videocall di setiap kelompok tersebut, makin menyenangkan. Walaupun begitu guru tidak puas, masih ingin membuat diskusi kelompok yang lebih akif, bermakna dan mudah mengendalikan, tidak harus membuat grup WA setiap akan berdiskusi. Kehadiran zoom meeting yang disewa sekolah dapat menjadi solusi sehingga diskusi kolompok di kelas dapat sesuai dengan yang di harapkan. Breakout room adalah aplikasi yang dimiliki zoom meeting. Guru bisa menggunakan untuk membuat kelompok diskusi sesuai kriteria yang di buat. Siswa bisa saling berinteraksi dengan mic dan camera dan guru bisa masuk ke setiap room breakout. Diskusi yang di harapkan guru akhirnya terwujud, sudah sangat mendekati suasana diskusi di kelas riel tatap muka.

Penilaian pembelajaran dengan ujian sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Ujian yang dilaksanakan di rumah, tanpa pengawasan guru tidak dapat menjamin siswa jujur. Penilaian tidak ada artinya jika siswa tidak jujur dalam mengerjakain ujian. Guru kembali harus berinovasi, mencari cara agar kejujuran siswa dapat di tingkatkan. Diawali dengan memberi siraman rohani dengan menekankan kejujuran karena Tuhan tahu apapun yang dilakukan siswa walaupun guru tidak mengawasi. Titip i pesan kepada orang tua agar membantu menjadi pengawas saat ujian. Guru kembali berinovasi dengan selalu membuat pakta integritas di setiap soal yang diberikan. Selama ujian guru meminta siswa join di Gmeet dan sekaligus meminta mereka membuka kamera. Selama ujian guru terus mengawasi layar laptop, jika ada siswa yang menutup kamera atau mengubah posisi duduk sehingga tidak nampak seluruh wajah di layar guru segera mengingatkan. Cara yang terakhir ini yang dapat menjamin siswa bisa jujur dalam mengerjakan ujian.

Bagaiman dengan budaya belajar, apakah sudah tercipta? Merdeka belajar akan bisa terlaksana jika guru dan siswa memiliki budaya belajar. Guru harus berusaha untuk terus belajar agar dapat membuat inovasi dalam pembelajaran. Balajar dengan rekan sejawat juga sangat membantu terutama dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang berisi sumber belajar dalam bentuk video atau konten you tube. Dengan budaya belajar guru terus dapat berinovasi. Jika budaya belajar sudah dimiliki guru maka interaksi guru dengan siswa selama pembelajaran bisa optimal, pembelajaran menjadi menyenangkan dan target kompetensi bisa terlampaui. Budaya belajar juga harus dimiliki oleh siswa. Belajar tidak harus dipaksa guru maupan orang tua. Siswa belajar kerena membutuhkan untuk mempersiapkan masa depannya. Jika budaya belajar sudah terbentuk maka siswa akan mampu mandiri dalam belajar. Mereka akan semangat belajar tanpa tergantung ada tidaknya guru . Jika mereka sudah bisa mendiri belajar maka di rumah pun mereka bisa sungguh-sungguh belajar.

Kesimpulan

Merdeka Belajar yang selama ini diragukan akhirnya dapat dilaksanakan di negara kita karena adanya pandemi. Merdeka belajar yang menekankan guru harus berani berinovasi dan punya budaya belajar menjadi jaminan agar pembelajaran di masa pandemi ini bisa berlangsung dengan optimal. PJJ secara daring yang menjadi pilihannya dapat terlaksana jika guru mau terus belajar sehingga berani melakukan banyak inovasi. Budaya belajar yang dimiliki siswa juga menjadi kunci PJJ secara daring terlaksana karena siswa menjadi merdeka dalam belajar.

Kekuatiran prestasi belajar siswa akan turun selama PJJ secara daring mungkin saja tidak terbukti. Siswa yang belajar dirumah akan lebih berkonsentrasi karena tidak ada gangguan dari teman temannya. Mereka juga tidak lelah secara fisik untuk melakukan perjalanan pulang pergi ke sekolah. Dengan bebas mengakses internet siswa akan banyak belajar dari sumber balajar yang lain. Soal soal penilaian juga dapat mereka akses dari internet sebagai latihan sebelum mengerjakan ujian. Merdeka belajar dapat terlaksana dalam PJJ secara daring. Kedepan mungkin pembelajaran PJJ secara daring dapat menjadi salah satu pilihan untuk di kembangkan. Merdeka belajar tidak mustahil kita wujudkan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post