ARUM BERLIANA PRASANTY

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS STRUKTUR TEKS PROSEDUR
Pembelajaran Teks Prosedur

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS STRUKTUR TEKS PROSEDUR

Lokasi

KABUPATEN BANJARNEGARA

Lingkup Pendidikan

SMP NEGERI 1 PEJAWARAN

Kelas: VII C

Jumlah Siswa: 15

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik dalam Menganalisis Struktur Teks Prosedur Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penulis

Arum Berliana Prasanty

Tanggal

15 Desember 2022 (Aksi PPL ke-1)

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dari praktik pembelajaran menganalisis stuktur teks prosedur adalah:

Kompetensi kemampuan menganalisis struktur teks pada kelas VII C, SMP Negeri 1 Pejawaran masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan yang tidak relevan saat mereka mengikuti pembelajaran, seperti mengobrol dengan teman sebangku dan mengerjakan tugas selain bahasa Indonesia. Keaktifan mereka dalam bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan, dan menanggapi permasalahan atau presentasi membuat mereka tidak antusias dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu, guru masih fokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Proses berpikir siswa dalam pembelajaran masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Pembelajaran abad 21 yaitu kegiatan 4C juga belum diterapkan. Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak antusias dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga hasil belajar mereka belum maksimal. Sejauh ini guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Selain dari faktor peserta didik dan guru, latar belakang masalah juga muncul dari segi sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran. Sekolah masih minim fasilitas LCD, Proyektor, dan Jaringan Internet untuk mengakses informasi melalui perangkat LAN sehingga kegiatan pembelajaran masih terbatas menggunakan sumber belajar berupa buku siswa saja.

Berdasarkan survei yang penulis lakukan untuk materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang lain dalam menentukan struktur teks, peserta didik hampir 60% masih rendah dalam menentukan struktur dan kaidah kebahasaan teks di pembelajaran Bahasa Indonesia.

Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena berdampak pada peserta didik untuk belajar mandiri secara berkelompok dalam menemukan konsep materi dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajarnya. Kegiatan ini juga

dapat menjadi referensi dan inspirasi guru lain dalam mengatasi permasalahan pelaksanaan pembelajaran dan dapat memotivasi saya sendiri khususnya dan rekan sejawat pada umumnya dalam menyusun pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

Adapun peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran ini yaitu sebagai guru yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas, menyusun rancangan perangkat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, instrumen penilaian, dan melaksanakan pembelajaran sesuai perangkat pembelajaran yang sudah saya susun, dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (memilih model pembelajaran PBL). Saya juga bertanggung jawab untuk melaksanakan metode dan model pembelajaran Bahasa Indonesia yang inovatif tersebut di sekolah tempat saya bertugas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka hal yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan berdasarkan permasalahan yang dihadapi adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Juliani (2020) menyatakan model ini merupakan model yang mampu membuat peserta didik menjadi aktif.

PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain menggunakan model inovatif, guru juga harus menggunakan media yang inovatif, sehingga peserta didik dapat menganalisis stuktur teks prosedur dengan tepat dan memperoleh hasil yang maksimal.

Yang terlibat dalam hal ini adalah saya sebagai guru,

peserta didik sebagai objek, rekan guru, dan kepala sekolah, dosen pembimbing, dan guru pamong.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan

Langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis yang pertama adalah guru melakukan observasi dan kajian literatur untuk menemukan permasalahan yang diangkat, serta solusi yang baik untuk mengatasi permasalahannya.

Kedua, guru memilih media pembelajaran yang inovatif. Adapun strategi yang digunakan yaitu menggunakan media video dan media salindia yang berkaitan dengan materi struktur teks prosedur. Proses pembuatan media tersebut yaitu dengan memanfaatkan teknologi. Pembelajaran dapat menggunakan google classroom dan WAG dalam mengakses teks prosedur serta memerhatikan media salindia yang menarik agar siswa tertarik untuk memerhatikan materi sedangkan sumber materi yang diperlukan untuk mendapatkan media tersebut yaitu dengan mencari sumber belajar yang relevan.

Langkah berikutnya adalah memilih model pembelajaran yang inovatif. Adapun strategi yang dilakukan adalah menggunakan model pembelajaran problem based learning. Model tersebut berpusat pada masalah yang dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari sehingga dapat menarik peserta didik dan meningkatkan rasa ingin tahu. Adapun langkah-langkah pembelajaran ini yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Proses pemilihan model ini yaitu dengan mempelajari model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur, mempelajari kemampuan awal atau gaya belajar peserta didik, dan mempelajari karakteristik materi yang akan diajarkan. Adapun sumber belajar yang diperlukan adalah buku dan referensi yang relevan dengan model pembelajaran yang inovatif.

Adapun langkah berikutnya adalah mengembangkan RPP dan LKPD yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Strategi yang dilakukan oleh penulis adalah merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan RPP dan LKPD. Proses pengembangan RPP, berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sedangkan untuk LKPD disusun secara menarik dan berisi petunjuk yang dapat memudahkan peserta didik dalam menganalisis struktur teks prosedur dengan tepat.

Bagaimana Proses Kegiatan Pembelajarannya?

· Dalam kegiatan pendahuluan, guru memberikan pertanyaan pemantik (apersepsi) kepada peserta didik untuk mengobservasi atau memberikan gambaran awal bagi guru.

· Kegiatan Inti

a) Orientasi Peserta Didik pada Masalah

Mengamati

1. Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok heterogen masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota.

2. Peserta didik mengamati video prosedur yang guru berikan.

3. Guru memancing pengetahuan peserta didik dari video.

4. Peserta didik mengamati teks prosedur baik secara digital maupun cetak yang dapat dibuka di gawai. Peserta didik mengaksesnya di google classroom atau WA secara berkelompok. (pemodelan)

b) Mengorganisasi Peserta Didik untuk Belajar

5. Guru membagikan LKPD pada setiap kelompok

6. Peserta didik dan kelompoknya mendapatkan penjelasan cara pengisian LKPD. (penugasan)

7. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari hasil pengamatan.

(tanya jawab)

c) Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok

8. Peserta didik secara kelompok menganalisis struktur teks prosedur mendiskusikan jawaban di LKPD. (diskusi)

9. Peserta didik bekerja sama dan berbagi tugas dalam kelompok mencari bahan informasi tentang struktur teks prosedur dari berbagai sumber

d)Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta membantu berbagai tugas dengan temannya.

e) Menganalisis dan Mengevalusasi Proses Pemecahan Masalah

Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

Adapun sumber daya yang diperlukan adalah guru tidak serta merta memberikan materi dari buku saja, tetapi peserta didik diberikan contoh teks prosedur dari berbagai sumber seperti bentuk video atau dalam kemasan produk dan sumber daya lain yang digunakan berasal dari teks-teks yang didiskusikan oleh kelompok, video pembelajaran di Youtube, materi tambahan dari internet, buku/modul dari guru.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Hasil dan dampak dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut :

a. Dampak bagi Peserta Didik :

1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan peserta didik berperan aktif selama proses pembelajaran. Peserta didik juga semakin terampil dalam menuangkan gagasan, diskusi, dan presentasi dalam kelompok.

2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge dan berpikir kritis khususnya materi menganalisis struktur teks prosedur.

3. Peserta didik sudah menerapkan 4C bekerja sama, saling berbagi informasi serta mendengarkan atau menggunakan ide-ide peserta didik yang lain dan lebih mandiri dalam mencari jawaban dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Dampak bagi Guru

Guru menjadi lebih kreatif dan terampil karena membuat perangkat dan media interaktif yang dapat menarik perhatian peserta didik.

c. Dampak bagi Sekolah

Hasil penilaian yang diperoleh peserta didik akan berpengaruh terhadap nilai proses pembelajaran mereka. Dengan strategi dan metode yang dilakukan berbeda, peserta didik lebih cepat merespon pembelajaran, rasa ingin tahu tumbuh dengan baik, yang dahulu tidak kooperatif cenderung acuh dalam diskusi kelompok menjadi aktif dan mau bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Dari proses mengemukakan hasil diskusi, peserta didik tumbuh rasa bertanggung jawabnya atas tugas yang didiskusikan dalam kelompok.

Terkait dengan strategi yang dilakukan, respon dari lingkungan sekitar yaitu peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah memberikan respon positif yaitu:

1. Respon peserta didik menyatakan bahwa peserta didik merasa bersemangat, mudah memahami materi, tidak bosan, dan mampu menganalisis struktur teks prosedur dengan model pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Mereka mampu berpikir kritis terkait materi, berkelompok untuk berbagi pendapat, dan berbagi hasil diskusi.

2. Respon teman sejawat menyatakan bahwa kegiatan KBM yang dilakukan sudah sesuai dengan rancangan pembelajaran dan sangat membantu peserta didik untuk bersemangat dan aktif dalam kegiatan belajar.

3. Respon kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan KBM yang dilakukan sudah sesuai dengan RPP dan pembelajaran berlangsung kolaboratif sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini terlihat dari hasil analisis penilaian kemampuan menganalisis struktur teks prosedur kelas VII C, persentase ketuntasan minimal mencapai 100%, dapat disimpulkan melalui model PBL dengan materi Teks Prosedur KD 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan, dan berpikir kritis peserta didik.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning yang telah dilakukan berhasil adalah:

1. Peserta didik lebih aktif selama pembelajaran yaitu dapat bekerja sama di kelompok dan berbagi pendapat.

2. Peserta didik lebih bersemangat dalam belajar.

3. Peserta didik mampu berpikir kritis.

4. Hasil pembelajaran juga menunjukkan hasil kemampuan menganalisis struktur teks pada peserta didik mampu mencapai ketuntasan kriteria minimum yang berarti tujuan pembelajaran tercapai.

Yang menjadi faktor penghambat

1. Wifi sekolah belum menjangkau ruang kelas yang digunakan sehingga peserta didik yang tidak memiliki kuota internet perlu tethring dengan temannya.

2. Alat yang menunjang pembelajaran seperti LCD dan pelantang suara belum tersedia di ruangan sehingga guru perlu menyediakan sendiri.

Oleh karena itu, dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan menganalisis struktur teks prosedur pada peserta didik.

Hal penting yang didapat dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan adalah dimulai dari kegiatan identifikasi masalah, eksplorasi penyebab masalah, penentuan penyebab masalah, menentukan solusi, membuat rancangan aksi (RPP, bahan ajar, media, LKPD, instrumen penilaian, rencana evaluasi), melaksanakan aksi, dan melakukan refleksi. Dari keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model, dan media pembelajaran yang tepat untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saya mendapatkan pembelajaran agar terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran inovatif, memanfaatkan TYPACK, dan menerapkan pembelajaran abad 21 dengan 4C, dan berpusat pada murid.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post