Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Banjir Lagi

Pagi ini Aku terbangun kesiangan. Ah, mumpung lagi libur. Kubuka jendela kamar. Ternyata di depan rumahku sudah ramai anggota kelompok tani. Mereka memang sudah diundang suamiku untuk kerja di kebunku.

Aku langsung berdiri. Namun ternyata kepalaku sangat pusing. Sudah beberapa hari ini aku tidak enak badan. Kemarin aku pergi ke dokter. Setelah diperiksa ternyata tekanan darahku naik. Mungkin karena terlalu capek dan pikiran yang banyak terkuras.Akhirnya akupun merebahkan tubuh kembali.

Aku membiarkan saja anggota kelompok tani yang sedang bekerja di kebunku. Setelah hari menjelang sore. Awan hitam datang bergumpal-gumpal diiringi oleh angin. Anggota kelompok tanipun sudah kembali ke rumah mereka.

Aku merasa ketakutan. Melihat kilat, hujan yang disertai badai. Aku langsung duduk dekat suamiku. Dia tersenyum. Kamu takut ya?. Katanya padaku. Akupun mengangguk. Kita berdo'a saja. Semoga Allah melindungi kita. Katanya sambil memasang jaket padaku.

Aku merasa aman dekat suami. Tanpa berkata apa-apa, aku memperhatikan hujan yang turun itu. Sudah hampir satu jam, hujan belum juga reda. Kemudian aku jalan menuju teras rumah. Ternyata jalan di depan rumahku sudah seperti sungai. Air mengalir sangat deras di jalan tersebut.

Tak terlihat seperti jalan. Aku berteriak memanggil suamiku. Kemudian iapun bergegas keluar sambil membawa cangkul. Tujuannya ridak lain untuk mengubah arah arus air, supaya tidak ke jalan lagi.

Setelah hujan reda. Aku mendengar arus air yang sangat deras. Wah, ada banjir bandang lagi ya. Gumamku. Namun karena waktu itu hanya ada aku. Maka tak ada yang jawab. Kemudian aku pergi kebelakang rumah. Ternyata dekat kandang sapi tetanggaku, air dari padang mengatas melaju dengan derasnya.

Aku hanya melongo. Aku tidak pernah berpikir akan ada air bah yang akan menerjang padang rumput tersebut. Akupun kemudian berlari ke rumah. Tiba di rumah, aku buka handpond. Di Whatsapp grup kampungku. Ternyata sudag ada kiriman foti kalau TPQ/TPSQ tempat aku dan suami mengajar sedang dilanda banjir. Kemudian sawah yang ada disekitar TPQ/TPSQ juga terendam banjir.

Aku hanya bisa mengirimkan do'a atas kejadian itu. Karena aku tinggal agak jauh dari TPQ/TPSQ. Selesai shalat maghrib dan baca Kitab. Aku kembali membuka Handpondku. Ternyata difaceebook, sudah banyak status dari teman-temanku. Kalau banjir kembali melanda kampung kami.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren tulisannya Bu Arwis Yuliana, salam kenal izin follow

31 Jan
Balas

Terimakasih pak Ahmad Syaihu, sama2..

01 Feb
Balas



search

New Post