Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hari ke -6

Hari ke-6

Umiii, mama..Kenzhi mau ke kandang sapi lagi. Kata Kenzhi setelah luka ditangannya sudah mulai hilang. Lah nggak takut sama luka lagi.Kataku sambil mencubit pipinya. Nggak, kan nggak sakit lagi. jawabnya. Sebelum kami ke kandang sapi. Kenzhi berlari ke kebun buah naga di samping rumah.

Kenzhi melihat ada belalang besar yang hinggap dibatang naga. Umi, ini apa? Tanyanya kelihatan bingung melihat belalang itu. aku dan Olvi menghampirinya. Akupun menangkap belalang itu. Di Jati luhur nggak ada ini ya? akupun balik bertanya padanya.

Kagak ada. Jawabnya polos. Nah, ini namanya belalang. Jawabku sambil menyodorkan belalang itu padanya. Kenzhi melangkah mundur seakan-akan ia takut dengan belalang itu. Iiih, nggak mau pegang ah. Lah, kok takut. Masak anak laki-laki takut sama belalang. Nggak menggigit kok nak. Kataku masih menyodorkan belalang.

Nggak mau umi, Kenji takut. Jawabnya sambil bersembunyi dibelakang mamanya. Aku, dan adikku tertawa melihatnya. Masa anak dari kota takut dengan belalang, hahahaha. Kataku sambil melepas belalang yang masih berada ditanganku.

Kok dilepas sih umi. Katanya kembali padaku.

Kenzhi sayaang, kenzhi kan kagak mau memegang belalang tersebut. Terus buat apa umi pegang belalang itu nak. Terangku padanya.

Iya umi, tapi itukan bisa dimasukkan kedalam kantong. Nanti Kenji bisa memegangnya. Katanya lagi padaku.

sayaang, umi mau tanya dulu sama kenzhi. Mana yang Kenzhi suka. Kenzhi senang bermain di lapangan atau hanya bermain di kamar tidur. Tanyaku pada Kenzhi.

Ya, bermain di lapanganlah umi. Jawabnya padaku. Aku tersenyum padanya lalu membelai kepalanya.

Begitu juga dengan belalang sayang. Belalang itu juga tidak senang ada dalam kantong. Ia senangnya bermain di lapangan. Ada teman-temannya di sana. Nanti kalau kita menangkap belalang dan memasukkannya kedalam kantong. Ia tidak punya teman. Iapun tidak bisa terbang kesana kemari. Kan kasihan dia. Kataku sambil melihatkan wajah sedih.

Coba kalau kenzhi disuruh terus di kamar. Tidak boleh keluar sama mama. Kenzhi senang tinggal di kamar?. Kataku padanya. Kenzhipun menggeleng tanda ia tidak suka kalau hanya tinggal di kamar.

Nah, sekarang bagaimana? Apakah kita akan menangkap belalang lagi? dan kita simpan ia dalam kantong?. Tanyaku padanya.

Tidak usah umi, nanti kasihan kita ama belalangnya. Nanti ia tidak ada teman. Nanti ia tidak bisa telbang. Kenji nggak mau lihat belalang tidak ada teman. Jawabnya lagi khawatir. Aku dan Olvi tersenyum memandang wajah kecil Kenzhi. Sungguh perasaannya sangat halus. Walaupun terkadang ia juga nakal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutkan menulisnya

27 Jan
Balas



search

New Post