Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Salah Satu Penyebab Wanita Banyak Menghuni Neraka

Hari itu aku berangkat ke Masjid tempat aku mengajar mengaji. Tak sengaja dalam perjalanan aku mendengar bisik-bisik dari ibu-ibu yang sedang duduk diteras sebuah rumah. “Astaghfirullahhal’aziim”, ucapku lirih. Kudengar ada seorang istri yang lari dari rumah dengan suami orang lain. Sedangkan dirumahnya, ia memiliki anak yang butuh kasih sayangnya. Ia memiliki suami yang butuh perhatiannya. Namun ia pergi meninggalkan suami dan anaknya hanya untuk menurutkan hawa nafsunya.

Dengan mengikuti nafsu semata, ia lupa akan anaknya yang masih butuh perhatiannya. Dengan mengikuti hawa nafsunya, ia lupa akan kewajibannya untuk taat pada suaminya. Dengan mengikuti hawa nafsunya, ia lupa akan apa yang diperbuatnya itu akan dipertanggung jawabkannya dihari pembalasan kelak.

Aku bukan ingin berghibah wahai saudaraku, aku ingin berbagi dengan saudaraku muslimah. Jika didalam dada kita masih ada sedikit saja, rasa iman kepada Allah SWT. Alangkah baiknya kita memupuknya. Jangan hanya mengikuti nafsu semata, sehingga kelak kita tidak dapat memasuki pintu surganya Allah SWT. Sangat pedih wahai saudaraku, sangat pedih sekali siksaan itu. Jika kita mau merenung sebentar saja untuk hari yang kekal.

Jangan sampai kita termasuk yang disampaikan Rasullullah dalam sebuah hadis “... dan aku melihat Neraka, maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Para sahabatpun bertanya: “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Baginda rasulullah s.a.w menjawab : “karena kekufuran mereka”. Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah SWT?” Baginda menjawab : “mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang, kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : “Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu”. (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari).

Hadis ini didapat dalam kisah, ketika Rasulullah melaksanakan shalat gerhana matahari, bersama para sahabat. Pada saat melaksanakan shalat yang panjang itu, Rasulullah s.a.w, melihat Syurga dan Neraka. Maka ketika beliau melihat Neraka, saat itulah Rasulullah menyampaikan Hadis di atas.

Wahai diriku dan saudaraku Muslimah, hadis ini sangat jelas sekali akan keterangannya. Jika kita sebagai seorang istri yang kufur terhadap suami kita sendiri. Sudah jelas kita termasuk yang menghuni Neraka. Tak sedikit wanita zaman sekarang yang tidak menghargai suaminya.

Awalnya ingin hidup bersama dalam suka dan duka bersama suami. Namun setelah menikah. Tiga bulan atau lebih, kita sudah mulai jenuh dengan suami. Seribu satu alasan diberikan. Bahkan sudah memiliki anak dan cucu. Kita bilang tidak ingin hidup bersama lagi dengan suami. Wahai diriku dan saudaraku muslimah. tidakkah terpikir oleh kita bahwa sangat berat beban yang ditanggung oleh suami kita. Para suami berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita bersama anak-anak kita. Malah ia banting tulang, peras keringat demi untuk membahagiakan kita.

Jika suami pulang kerja mendapatkan hasil yang melimpah, sambutan riang dan bahagia diberikan. Namun jika suami pulang dengan badan yang letih dan lesu, serta membawa sekadarnya saja. Kita malah menyambutnya dengan muka masam. Wahai diriku dan saudaraku muslimah, sungguh beruntung kita memiliki suami. Yang berusaha memenuhi kebutuhan kita. Yang berusaha untuk membuat kita bahagia. Janganlah meminta yang lebih. Janganlah meminta sesuatu yang tidak sanggup dia berikan. Terima dan syukurilah keadaan suami kita. Bila kita tidak bersyukur, suatu saat akan jadi penyesalan buat kita.

Bukan cuma bebannya pada kita wahai saudaraku, dia juga bertanggung jawab atas orang tuanya, dia juga bertanggung jawab atas saudara perempuannya. Lalu mengapa kita menambah bebannya dengan menuntut yang dia belum sanggup memberikannya pada kita. Tanggung jawabnya kepada kita sebagai istri dan anak-anaknya selalu ia penuhi. Walaupun terkadang bagi kita kurang mencukupi. Alangkah bahagianya jika kita memahami suami kita. Kita pasti mau bersyukur. Jangan hanya karena pendapatannya sedikit, lalu kita pergi meninggalkan dia.

Padahal wahai diriku dan saudaraku, suamipun tidak ingin berpendapatan sedikit, suamipun ingin membahagiakan kita. Namun rezki itu sudah dituliskan oleh Yang Maha Kuasa. Kita harus dan wajib bersukur kepada Allah SWT atas apa yang diberikanNya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (إبراهيم: 7)

“Dan jika kamu sekalian bersyukur atas nikmat yang Aku berikan, maka niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku untukmu. Dan jika kamu sekalian kufur atas nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku itu sangat pedih”.

Ayo wahai saudaraku, kita bersama mencontoh Siti khadidjah ra. Istri Rasulullah s.a.w. Yang rela memberikan hartanya demi perjuangan Rasulullah s.a.w. Beliau tidak takut miskin asalkan suaminya bisa berdakwah. Mari kita contoh Siti Rahma, istri Nabi Ayub, yang mulanya kaya raya, namun akhirnya jatuh miskin sampai diusir oleh masyarakatnya. Namun Siti Rahma tetap setia menemani suaminya nabi Ayub.

Sungguh mulia hati wanita-wanita ini. Sangat patutlah kita mencontoh pada mereka. Wahai diriku dan saudaraku muslimah. Mari kita hormati suami kita. Mari kita mencontoh para wanita yang sudah jelas berada didalam Syurganya Allah SWT. Bersyukurlah atas suami kita. Jangan sampai kita termasuk wanita yang kufur terhadap suami. Sehingga kita jauh dari rahmatNya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sesungguhnya, hanya agama yang kuat yang bisa menghindarkan istri atau juga suami dari hal-hal yang akan menghancurkan rumah tangga mereka. Jazakillah khoir untuk ikmu yang bermanfaat ini, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

25 Mar
Balas

Trmksh...salam kenal...sukses untk kita semua..

25 Mar
Balas

Sangat menggugah tulisanya... Super sekali

25 Mar
Balas



search

New Post