Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Satu Bulan Bersama Kenzhi

Bulan Bersama Kenzhi

Azan subuh berkumandang sayup-sayup ditelingaku. Aku menggeliatkan tubuhku. Tanganku menyentuh wajah Kenzhi. Umi, ayuk kita bangun. Udah pagi. Katanya berbisik ditelingaku. Ternyata Kenzhi sudah bangun.

Aku memperhatikannya dan tersenyum. Yuk, kita shalat ya nak. Kataku sambil bangun dari tempat tidur. Mama, mama..bangun mama. Kenji mau pipis. Katanya sambil menggoyangkan tubuh Olvi yang masih tidur. Hmm. Jawab Olvi dangan menggerakkan tubuhnya.

Sama umi saja gih, mama masih ngantuk. Jawab Olvi. Ah, mama. Kenji nggak mau sama umi. Kenji kan malu. Jawabnya sambil merengek. Aku membiarkan Kenzhi merengek sama mamanya. Akupun langsung ke kamar mandi untuk mengmbil wuduk.

Aku shalat dan melanjutkan dengan membaca Alquran. Kenzhi duduk disampingku mendengarkan aku mengaji. selesai mengaji kami duduk di ruang tamu.

Ni, kita jalan ke Padang Mengatas ya hari ini. Kata Olvi membuka pembicaraan. Kita bawa emak sama Latif. Katanya lagi padaku.

Baiklah, aku jug pengen pergi kesana. Sudah lama tak pernah kesana. Padahal tinggal dekat pagar padang mengatas. Yah, karena sibuk nggak sempat jalan kesana. Jawabku.

Bagaimana mak?. Tanyak pada emak.

Emak terserah kalian saja. Jawab emak. Kenzhi mau ikut nggak? kataku pada kenzi yang lagi asik dengan mainannya.

Emang kita mau kemana umi?. Tanyanya padaku. Kita mau jalan ke Padang mengatas. Disana ada sapi yang banyak dan besar-besar. Nanti Kenzhi bisa lihat sapi yang besar disana. Banyak lagi. jelasku padanya.

Mau, mau banget. Ayo mama kita pergi sama umi. Katanya pada Olvi. kalau begitu ayo kita berkemas-kemas untuk jalan. Kataku sambil berdiri.

Selesai berkemas kamipun pergi ke Padang mengatas dengan motor. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku. Tiba di gerbang kami melapor pada satpam yang sedang jaga disana. Karena memang Padang Mengatas itu tidak boleh dimasuki kecuali ada izin dari petugas.

Banyak yang berkunjung ke Padang mengatas. Kata orang padang mengatas adalah New zealandnya Indonesia. Ada pengunjung dari Padang panjang, Riau, pasaman dan banyak lagi pengunjung dari luar daerah.

Setelah di izinkan masuk, kamipun melajukan motor ke areal padang mengatas. Namun sampai di gerbang kedua. Kami di halang oleh satpam jaga. Loh, emang kami tidak boleh masuk ya?. Tanyaku padanya. Ia menjawab dengan acuh tak acuh. Sebenarnya aku kenal dengan satpam itu karena dia adalah ponakan dari suamiku. Namun aku tak mau banyak bicara. Aku berpikir mungkin dia tidak kenal denganku.

Kemudian aku menelfon sahabatku yang bekerja disana. Trernyata ia pada waktu itu tidak di tempat. Assalamualaikum En, aku mau minta bantuan nih. Aku sekarang berada di area Padang mengatas. Rencananya aku mau mengajak Olvi dan anaknya untuk jalan sekitar ini. Namun ini ada satpam yang larang. Kataku padanya.

Waalaikum salam buk. Wah sekarang aku lagi tidak ditempat. Begini aja buk. Bilang aja pada beliau kalau ibuk orang sini. Atau kalau ibuk mau sebutkan saja nama kakak sepupu ibuk. Karena kakak sepupu ibuk adalah atasan beliau, jawabnya. Mendengar ucapan sahabatku itu. aku jadi enggan. Tidak enak rasanya menjual nama saudara hanya ingin masuk ke area Padang Mengatas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul bunda

09 Feb
Balas



search

New Post