Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Satu bulan bersama Kenzhi

Tantangan Menulis hari ke -11

Pukul 14.00 kami sampai dikebun binatang. Kenzhi lansung berlari ke gerbang. Ia melihat di dekat gerbang ada banyak pedagang mainan sedang mempeeragakan mainan yang dijualnya.

Kenzhi, tunggu dulu nak, kita beli tiket masuk dulu. Kataku padanya. Akupun langsung ke penjual karcis.

Beli karcis dek. Kataku pada penjual karcis.

Ibu ada Kartu BRIS?. Tanya penjual padaku.

Kartu BRIS apa ya?. Aku tidak paham apa yang dimaksud dengan kartu BRIS. Akhirnya penjual karcis menjelaskan padaku.

Oh, begitu. Kalau begitu aku pesan kartu. Supaya nanti lebih mudah untuk masuk. Jawabku. Penjual karcispun mencetak kartu BRIS yang aku pesan . Aku kemudian membayar sekaligus dengan uang masuk kebun binatang.

Ibu masuk berapa orang?. Tanya penjual karcil lagi padaku.

Kami masuk bertiga. Tapi ini yang kecil bayar juga?. Aku balik bertanya pada penjual karcis.

Iya, diatas umur 5 tahun bayar bu. Katanya padaku lagi. Aku dan adikku tersenyum pada penjual karcis.

Anakku ini umurnya masih 2,5 tahun dek. Kata adikku sambil memegang tangan Kenzhi. Tubuhnya saja yang tinggi, tapi kalau umur masih 2,5 tahun. Katanya lagi.

Benarkah?. Tapi kayaknya umur anak ibu udah 6 tahun. Jawab penjaga gerbang keheranan. Ia benar. Kemudian Kenzhi kami suruh bicara dengan penjaga gerbang. Mendengar kenzhi bicara dengan kata-kata yang belum tepat. Akhirnya penjaga gerbangpun percaya. Dan kamipun masuk ke kebun binatang dengan membawa kartu BRIS.

Mama, Kenzhi mau beli mainan. Kata Kenzhi sambil berlari ke penjual mainan. Disana ada mainan burung-burungan, mobil-mobilan, dan banyak lagi. kemudian Kenzhi memegang burung-burungan yang bisa di dorong.

Kenzhi mau yang ini saja mama. Katanya sambil memainkan burung-burungan itu. Baiklah, kalau Kenzhi mau yang itu. tapi Kenzhi Cuma boleh beli mainan satu saja ya?. Kata Olvi lagi. Iya mama, ini aja. Jawabnya sambil memainkan mainan yang dipegangnya. Kamipun membayar mainan tersebut

Kamipun melanjutkan perjalanan kedalam pekarangan kebun binatang. Uni, foto disini dong, kata Olvi padaku. Kamipun berfoto-foto disana. Ketika kami berfoto, aku melihat wajah yang tidak asing bagiku. Iapun memandang kami.

Ibuuuk, Windi pikir ini bukan ibuk. Katanya sambil menghampiriku dan bersalaman dengan kami. Ternyata wajah yang tidak asing itu adalah muridku di TPQ. Dan juga saudara di kampung.

Oh, Windi. Lagi jalan-jalan ya. Sama rombongan kayaknya ya?. Jawabku pada Windi yang juga memperkenalkan teman-temannya padaku. Iya buk. Eh, ini kak Olvi ya?. Windi ragu waktu melihat kak Olvi. Sekarang kak Olvi udah berubah. Gemuk hehehe. Kapan dari Jakarta Kak?. Kata Windi pada Olvi.

Iya Wind, tandanya tubuh kakak sehat. Kami dari Jakarta sudah dua hari yang lalu. Namun belum sempat pergi keliling kampung. Yah, ini baru siap membesuk mertua uni di Rumah sakit. Jawab Olvi pada Windi.

Mama, umi..ayo, kita jalan. Teriak Kenzhi yang sedang asyik bermain.

Itu anak kak Olvi ya. Sudah besar. Berapa umurnya Kak?. Tanya Windi. Coba tebak, umurnya berapa?. Tanya Plvi lagi yang membuat Windi penasaran.

Paling umurnya udah 6 tahun, benarkan?. Jawab Windi dan balik bertanya. Hahaha, mana mungkin 6 tahun Wind. Sedangkan kakak menikah baru 4 tahun yang lalu. Jawab Olvi sambil tertawa.

Lah, terus umurnya berapa?. Tubuhnya udah tinggi. Kata Windi.

Masih 2,5 Tahun Wind. Bayi sehat. Jawabku. Kemudian Windi menghampiri Kenzhi. Kenzhi ayo salaman sama kakak Windi. Kataku pada Kenzhi

Iya, umi. Assalamualaiku kakak. Kata Kenzhi sambil mengambi tangan Windi dan menciumnya.

Waalaikum salam. Jawab Windi. Ondeeh, ganteng betul anak kak Olvi. Mirip sama mamanya. Kata Windi sama Olvi sambil tersenyum dan mencium Kenzhi. Kami berbincang-bincang dengan Windi. Dan kemudian Windipun berpamitan karena ia sudah ditunggu oleh temannya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditunggu lanjutannya

02 Feb
Balas

Trmksh ya bund, Barokallah

02 Feb

Lanjut

02 Feb
Balas

Trmksh bund

02 Feb



search

New Post