Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sebulan Bersama Kenzhi

Sebulan Bersama Kenzhi

Dalam perjalanan menuju keluar gerbang. Aku melihat tetanggaku yang bekerja disana. Mau kemana buk?. Sapanya dengan sopan. Oh, bang Tarmizi. Kebetulan nih bang. Aku sama adik, emak dan ponakanku mau ke area Padang mengatas. Pengen masuk sampai ke Batu Gajah. Namun sayang satpam itu larang kami. Jawabku sambil menunjuk satpam tadi.

Oh, dia mungkin tidak tau buk. Kalau ibuk tinggal dekat pagar Padang Mengatas. Kalau begitu sebentar ya buk. Kata bang Tarmizi padaku sambil berjalan menuju satpam yang menghadang kami tadi.

Umi, kita nggak jadi ya lihat sapi. Tanya kenzhi padaku. Sebentar nak. Jawabku sambil memperhatikan bang Tarmizi yang lagi berbincang dengan satpam. Selang beberapa waktu, bang Tarmizipun kembali menemuiku.

Silahkan bu, ibu lewat jalan ini saja untuk masuk. Katanya padaku sambil menunjuk kesebelah kanan gerbang. Jadi kami boleh masuk ya bang?. Tanyaku lagi. Masak orang kita sendiri nggak boleh masuk. Kalau seandainya sapi-sapi kami nanti lepas dari area ini. Pasti ibu dan juga orang-orang yang tinggal dekat pagarlah yang paling cepat taunnya. Dan saya yakin pasti ibu akan melaporkannya pada kami. Jawab bang Tarmizi yang membuat kami senang mendengarnya.

Akhirnya kamipun menjalankan motor kembali sambil melihat sapi-sapi yang ada di Padang Mengatas. Umi, itu ada anak sapi. Masih kecil banget. Teriak Kenzhi kegirangan. Wah, mama..umi, sapinya itu gede-gede. Katanya lagi sambil menepuk-nepuk tangannya.

Kenzhi, jangan goyang-goyang nak, nanti motor kita oleng. Nah bisa jatuh ntar. Kata Olvi. Tak henti-hentinya Kenzhi berdecak kagum. Dimatanya kelihatan sekali ia sangat bahagia. Njik, emang di Jati Luhur sapi ini ada nggak?. Tanyaku

Nggak ada, jawabnya dengan suara pelan. Ya udah. Nanti sapi oma itu buat kenzhi aja. Dan sekarang itu jadi sapinya kenzhi. Senang nggak?. Tanyaku pada Kenzhi. Benar umi, senang, senang banget. Katanya masih menepuk kedua belah tangannya.

Kamipun berkeliling-keliling di area Padang Mengatas. Ternyata yang disana bukan kami saja. Ada empat mobil di area itu. kami saling bertegur sapa. Ternyata mereka berasal dari Jambi dan Pekan baru. Kemudian kami melanjutkan perjalanan.

Sampai di ujung jalan dekat perumahan dinas Padang Mengatas. Kami berhenti. Mpin, yok ke Batu Gajah kita. Kataku pada Olvi sambil turun dari atas motor. Iya un, yok. Jawabnya. Emak, Latif, Kenzhi, Olvi dan akupun langsung menuju Batu besar dekat rumah dinas itu. Batu itulah yang disebut Batu Gajah.

Kenzhi yang melihat batu besar itu langsung berlari kesana. Ia mau memanjat batu tersebut. Kenzhi, hati-hati. Gendong sama om Latif. Ntar kamu jatuh nak. Kata Olvi. Kenzhi kemudian di gendong Latif untuk memanjat kebatu. Akupun bersama dengan yang lain ikut memanjat batu gajah tersebut.

Tiba di atas batu. Umi, itukan rumah umi. Kata Kenzhi sambil menunjuk ke arah rumah di ujung pagar kawat. Iya, itu rumah umi. Jawabku. Nah, uni. Kita foto disini. Kata Olvi lagi. sambil mengambil Hpnya. Akhirnya kami disana berfoto dengan senang hati. Setelah puas kami kembali pulang. Kenzhi tak henti-hentinya bernyanyi di dalam perjalanan. Yang membuktikan pada hari ini ia senang sekali

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post