Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Suasana Setelah Badai

Pagi itu Mirna akan berangkat sekolah dalam keadaan tubuh yang lemas. “Aku berangkat sekolah ya bang”, kata Mirna sambil mencium tangan suaminya. “Ya, hati-hati”, jawab suami Mirna. Mirna kemudian mengambil motornya. “Bismillah”, do’a Mirna sebelum berangkat. Belum lima menit Mirna mengendarai Motornya. Ia melihat batu-batu sebesar kepalan tangan bergelinding dijalanan. Jalanan yang berlobang, dan batu batu yang menggelinding ditengahnya. Membuat Mirna terpaksa turun dari motornya.

Mirna Memandu motornya sambil jalan. Dari jauh Mirna melihat tetangganya pak Usman sedang membawa gerobak. “Assalamu’alaikum, pak”, sapa Mirna. “Wa’alaikum salam nak Mirna, mau kesekolah ya”, jawab pak usman pada Mirna. “Iya pak, bagaimana kabarnya pak?, rumah bapak aman dari badai kemaren?”. tanya Mirna pada pak usman. “Alhamdulilah nak Mirna, aman”. Jawab pak usman lagi. “Syukurlah pak, kalau begitu saya lanjutkan perjalanan dulu ya, takut terlambat”. kata Mirna sambil melangkahkan kaki memandu motornya. “Silahkan”, jawab pak Usman yang juga melanjutkan perjalanannya untuk pergi kekebunnya.

Tiba didekat rumah buk Sovia, Mirna melihat batang durian disamping rumah itu tumbang. Mirna kemudian terbayang kembali peristiwa sore kemaren. Waktu itu sekitar pukul 1800 WIB. Suami Mirna masih berada dikebun samping rumah. Kemudian datang hujan gerimis. Mirna dan suami kemudian masuk rumah. Baru beberapa menit masuk rumah. Tiba-tiba datang badai yang disertai kilat. Mirna sangat ketakutan pada waktu itu. Suaminya yang mau mandi dikamar mandi dipanggilnya. “Bang...bang, ayo keluar, lihat ada badai”. Kemudian suami Mirnapun keluar sambil menyandang handuk. “Ya Allah, sungguh kuat badai ini”, gumam suami Mirna.

Mirna duduk sambil menggigil ketakutan. “Ya Allah, Lindungilah kami”, kata Mirna lirih. Ia masih menggigil. Kemudian suaminya berzikir dan diikuti oleh Mirna. Badai disertai kilat masih melanda. Mirna tak bisa membendung rasa takutnya. Iapun meneteskan air mata. Kemudian ia pergi berwudhuk untuk melaksanakan shalat Maghrib. Setelah berwudhuk, listrik dirumahnyapun padam. Mirna semakin takut, untuk ada senter di rumahnya. Tapi senter itu dibawa suami Mirna untuk meneranginya Mandi. Tinggal Mirna yang ketakutan diruangan daam kegelapan.

Mirna kemudian melaksanakan shalat maghrib sendiri. Dalam shalat, iapun masih menggigil ketakutan. Namun ia terus melanjutkan shalatnya sampai selesai. Selesai shalat Maghrib dan berdo’a. Mirna kemudian mengambil Kitab suci Alqur’an. Kemudian iapun membacanya dengan fasih. Dalam membaca kalam Allah itu, baru Mirna merasa tenang. Ia tidak takut lagi, akan apa yang terjadi di luar rumahnya. Semuanya ia serahkan pada Yang Kuasa.

“Mau berangkat sekolah, ya nak Mirna”, sapa Pak Ujang pada Mirna. Mirna terkejut mendengar ada yang menyapanya. “Oh pak Ujang, ia pak”, kata Mirna sambil tersenyum pada pak Ujang. “Wah pak, batang duriannya roboh ya, karena badai besar kemaren”, kata Mirna kembali. “Ia nak, untung arah badainya kebarat, kalau badainya ke arah timur, mungkin rumah bapak sudah hancur karena ditimpa batang durian ini”. “Kita bersyukur pak, masih dalam perlindunganNya”, kata Mirna. “kalau begitu saya jalan dulu ya pak, takut terlambat”, kata Mirna pada pak Ujang. “Ya, silahkan nak, hati-hati dijalan. Jalannya belobang dan banyak batu-batu”. Kata pak Ujang pada Mirna. “Trimaksih pak, Assalamu’alaikum”, Kata Mirna sambil melanjutkan perjalanannya.

Tiba disekolah, Mirna langsung disambut oleh murid-muridnya. “Bu, kelas IV longsor bu”, Kata Deno pada Mirna. “Longsor”, kata Mirna sambil menyambut salam dari murid-muridnya. Kemudian Mirna langsung menuju kekelas IV, ternyata yang disampaikan Deno tadi, bukan kelas. Tapi kebun yang ada di depan kelas IV, tanahnya longsor. Sehingga apa yang ada dalam kebun tertimbun semua. “PR kita ni buk, untuk tahun depan”, kata guru senior pada Mirna. Mirna tersenyum mendengar ucapan guru senior itu. “ia buk, ini tidak dapat kita elakkan, semuanya sudah takdirnya”, kata Mirna. “Kalau begitu saya masuk kelas dulu ya bu,nanti kita sambung” kata Mirna melanjutkan “Ya, nggak apa-apa, silahkan. Nanti anak-anak ribut”. Balas guru senior itu.

Mirna kemudian kembali masuk kelas, dan melanjutkan proses belajar mengajar. Sepulang sekolah, Mirna dan teman-teman sesama guru pergi kenduri. Rumah itu ada disebelah sekolah. Ternyata disana sudah banyak ibu-ibu yang datang. Mirna dan guru yang lain berabung dengan ibu-ibu itu untuk mencicipi hidangan yang disediakan. “Saya menagis kemaren bu, karena saya takut badai”, kata salah seorang ibu yang sama-sama menyantap makanan dengan Mirna. “seumur hidup saya, baru kali ini saya melihat badai yang sekuat ini”. Katanya lagi. “oh ya ibu-ibu, tau tidak, di daerah sebelah, banyak sawah yang longsor, ada benih yang baru ditanam terendam longsor semua”, tapi syukur kita masih selamat”, kata ibu yang lain. Mereka semua pada membicarakan badai yang terjadi kemaren.

Setelah selesai makan, Mirna dan guru-guru yang lainpun meminta izin untuk pulang. karena cuaca pada waktu itupun sudah mulai mendung. Mirna kemudian pulang dengan motor sambil sekali-kali kakinya turun untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Agar tidak jatuh dari atas motor. Dalam hati dia berdo’a “ya Allah, Lindungilah hamba selalu bersama sudara hamba, dari segala musibah yang akan datang menerpa kami, amiin ya Robbal ‘alamiin”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin Yaa Rabbal 'alamiin. Semoga terhindar dari segala musibah yang melanda...Salam literasi..

30 Mar
Balas

amiin, trnksh bund do'anya, sukses selalu.. Salam

30 Mar

Apapun situasi yang kita alami, sudah ada yang mengaturnya. Itulah Allah yang Maha berkehendak. Barakallah Ibu Yuliana

30 Mar
Balas



search

New Post