Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

tantangan hari ke-13

Tantangan Menulis hari ke -13

Cuaca begitu cerah. Sehingga aku, Kenzhi dan Olvi bisa bermain di area kebun binatang. Tiba-tiba kenzhi berlari ke arah gambar-gambar hewan yang ada di dinding kebun.

“Kenzhi, hati-hati. Nanti kamu jatuh nak!”. Teriak Olvi pada Kenzhi. Kenzhi berlari tampa memperdulikan orang-orang yang ramai disana.

“Mama, umi ayo sini”, panggilnya pada kami. Aku dan Olvi langsung menghampirinya. “Mama, ada bulung”. Katanya sambil menunjuk ke arah gambar burung cendrawasih. “Umi, bulung yang aslinya mana?”. Tanyanya padaku.

“Itu, nak. Ada dikeranda besi sana”. Jawabku sambil mau menggendongnya. Kenzhi melihat ke arah yang aku tunjuk. Kemudian ia menghindar supaya tidak aku gendong. “Umi, capekkan?”. Tanyanya padaku. “Ia umi sama mama capek”. Jawabku sambil memandang Olvi. “Mama juga capek”. Kata Olvi sambil duuk menjongkok.

“Nah, mama dan umi kan capek. Terus kenapa umi mau gendong Kenji. Nanti umi tambah capek. Kenji kagak capek. Kenji bisa jalan sendiri. Kan Kenji udah besal”. Katanya pada kami.

Aku tertawa mendengarnya. “Itulah ni, si Kenzhi, memang kayak itu kalau melihat aku capek”. Kata Olvi. Kamipun membiarkan Kenzhi berlarian di area gambar . sambil memeperhatikannya.

“Loh, kok kamu duduk di sini sih?”. Tanya Kenzhi pada gambar singa. Aku dan Olvi langsung menghampirinya.

“Ada apa Kenzhi?”.tanyaku.

“Ini umi, singanya kok baring di atas bangku ini”. Katanya sambil menunjuk gambar singa yang berbaring di atas bangku-bangku taman. “Lah emangnya kenapa?”. Tanyaku lagi. “Kenjikan mau duduk disana juga”. Katanya polos.

“Kenzhi sayang, itu bukan bangku-bangku yang asli. Itukan Cuma gambar doang”. Kataku padanya. Iapun memperhatikan gambar singa itu, tiba-tiba “Ya, ampuun. Aku kok gini. Hihihihi. Gambar ya umi”. Katanya sambil melompat-lompat karena malu.

Kenzhipun kembali berlari. Kami mengikutinya kemana arahnya berlari. Dan akhirnya ia berhenti di tempat kentongan. Kentongan itu berada disamping rumah gadang. Kenzhi mengambil kayu yang terletak didekat kentongan. Aku berpikir apa yang mau dilakukannya.

Tiba-tiba “Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar”. Kata Kenzhi sambil memukul kentongan yang ada disana. “Lah, ide dari mana ini nak?”. Tanyaku sambil tertawa melihat tingkahnya. Olvipun tertawa melihatnya. pengunjung yang ada disekitar melihat tingkah Kenzhipun tersenyum-senyum.

“Ini namany kentongan umi, kemarin waktu lebaran. Ada yang memukul kentongan ini di jati luhur. Seperti ini umi”. Jawabnya sambil mengulang apa yang dilakukannya tadi.Hahahaha...lucu dan menggemaskan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post