Untuk Ayah dan ibu
Apabila sudah beberapa lama menikah. Setiap pasangan yang belum diberi keturunan sudah pasti berusaha mendapatkan keturunan. Berobat kesana kemari asalkan dapat buah hati yang diidamkan. Ada ke orang pintar, ada ke dokter dan ada lagi yang bertapa. Apapun mereka lakukan demi mendapatkan yang mereka idam-idamkan.
Alasannya sangat banyak. Ada yang takut ditinggal suami , ada yang takut jadi omongan mertua, ada yang takut bila tua nanti tidak ada yang menjaga dan banyak lagi alasannya. Setelah mereka mendapatkan apa yang diinginkan, mereka memanjakan anak-anak itu tanpa terpikir apa akibatnya.
Pepatah minang mengatakan “ sayang jo anak dilacuik ( dipukul), sayang jo kampuang ditinggan (ditinggalkan). Artinya bila sayang sama anak jangan dibiarkan sesukanya, tapi dididik. Dan kalau dia salah harus ditegur. Sedangkan sayang jo kampuang ditinggan (ditinggalkan), artinya seseorang yang masih muda belia , tamat pendidikan, akan pergi merantau dengan tujuan mencari pengalaman dirantau orang. Apabila sudah punya keterampilan ia akan pulang ke kampungnya untuk mengembangkan keterampilannya itu di kampung. Guna memajukan kampungnya.
Zaman sekarang, banyak orang tua yang sudah memiliki anak, tetapi mengabaikan tanggung jawabnya. Sebelum memiliki anak, pengen punya anak dan berusaha kesana-kemari berobat. Tapi setelah didapat, terkadang diabaikan. Sehingga yang terjadi anak-anak itu akan menjadi nakal. Sibuk dengan hidupnya sendiri. Tak sedikit orang tua sekarang yang mengeluhkan anaknya pada guru. Katanya ia tak mampu lagi mendidik anaknya. Semua urusan anak diserahkan pada gurunya saja. karena Melihat tingkah laku anaknya yang tak mau diatur.
Sungguh sangat aneh kalau ada orang tua yang mengatakan tak bisa mendidik anaknya. Bila dipikir ulang, apa penyebab anak ini nakal?. Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya. Karena ia tinggal bersama neneknya, karena ia hanya tinggal bersama pembantunya dan orang tua sibuk dengan kerjaan masing-masing. Tak ada waktu untuk anak, orang tua bercerai dan banyak lagi jawaban atas pertanyaan ini.
Kita sebagai orang tua sering mengejar kesuksessan, mencari uang dari subuh sampai malam, bahkan sampai subuh lagi. Padahal dirumah, anak ingin diperhatikan, mereka ingin dibelai, mereka ingin cerita pada ayah dan ibunya. Malahan terkadang ada anak yang bangun tengah malam dan menangis karena rindu sama ayah ibunya. Namun mereka tak bisa mengungkapkan semua itu. Akhirnya mereka lari ke tempat-tempat yang bisa merusak mereka.
Jangan pernah kita berpikir, materi bisa membuat anak-anak kita bahagia. Mereka juga butuh perhatian dan belaian kasih dari orang tuanya. Buat apa kaya tapi anak tak diurus. Jangan sampai menyesal kemudian.
Wahai ayah dan ibu, dengarkan nyanyian hati anakmu. Pagi kami bangun, namun tak kami temui ayah dan ibu lagi. Yang kami dapati Cuma pakaian sekolah yang ada di atas meja belajar, bersama uang saku. Kami mandi sendiri, makan di meja makan sendiri. Tak pernah kami melihat ayah dan ibu sarapan pagi bersama kami. Melangkah ke sekolah sendiri.
Wahai ayah dan ibu, kami rindu belaianmu. Jika kami ingin merebahkan diri. Hanya ada bantal di tempat tidur yang menemani kami. Kami rindu bercengkrama denganmu, bukan bercengkrama dengan HP dan laptop saja. Kami rindu jalan-jalan bersamamu, walaupun Cuma keliling kampung. Kami haus kasih sayangmu.
Wahai ayah dan ibu, luangkanlah waktumu untuk kami. Pandanglah kami ketika tidur, tidakkah terasa dalam hati ayah ibu, kami merindukan kalian, dalam tidur kami mencari-cari mimpi yang bisa bersama denganmu. Ayah, ibu...genggamlah erat tangan kami, jangan lepaskan kami selai kami masih butuh bimbinganmu. Jangan biarkan kami tersesat. Kami tak butuh harta melimpah, apabila kami hanya terabaikan, kami butuh belaianmu wahai ayah dan ibu. Jangan sia-siakan kami wahai ayah dan ibu.
salah satu nyanyian hati anak-anak yang tak diperdulikan orang tua. Jangan bilang lagi kita tak bisa mengurus anak. Kasihan mereka, masih kecil sudah jauh dari perhatian dan kasih sayang orang tua. Jangan salahkan kalau mereka nakal. Mereka tak bisa diurus. Itu karena salah kita sendiri. Maka dari itu, wahai saudaraku mari kita luangkan waktu untuk bersama-sama mereka. Agar mereka bisa merasakan kasih sayang kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah. Nasihat yang bagus untuk kita semua. Barakallah.
sama-sama pak, trmksh atas kunjungannya
Bagus sekali Terimakasih sudah mengingatkan Semoga kita menjadi idola anak kita Salam kenal dan sukses selalu
terima kasih bun, atas kunjungannya. Amiiin, salam dan sukses untuk kita semua