Pagi itu tidak nampak tanda-tanda akan turun hujan kulihat langit cerah, agak gelap memang masih pagi dan matahari pun belum menampakkan wajah cerahnya, namun tiba-tiba byuurrr . . . .air mulai turun dari langit tidak tanggung-tanggung langsung turun dengan derasnya.

Kupakai jas hujan polkadotku yang berwarna merah lengkap dengan celananya. Kumasukkan tas, sepatu dan lap top kedalam kantong plastik yang ukurannya lumayan besar, berharap semua barang-barangku aman dari terpaan air hujan.

Beranikan diri untuk tetap berjalan di tengah air hujan yang terus saja turun dengan derasnya, makin lama semakin deras, tapi aku terus melaju menerobos air hujan yang semakin banyak. Terasa ada yang mengalir disekitar leher, bahu sampai terus ke bawah lama kelamaan mulai terasa dingin, ternyata jas hujan yang kupakai tidak mampu menghalangi air hujan yang masuk dari celah-celah baju yang tidak tertutup rapat oleh jas hujan polkadotku.

Sesampainya di sekolah hujan mulai reda bahkan berhenti, tadi di jalan begitu derasnya, langsung kudaratkan jari telunjukku ke mesin absensi waktu menunjukkan pukul 06.26 kalau saja aku berteduh dulu mungkin akan terlambat ya Allah ….Alhamdulillah Engkau memberikan kesempatan kepadaku untuk menikmati keberkahan rahmat yang Engkau turunkan pagi ini.

Bergegas kukeluarkan semua barang dari dalam kantong plastik, kulihat lap top sudah basah cepat-cepat ku keringkan berharap tidak terjadi apa-apa dengan lap topku. Semua berkomentar melihat keadaanku yang hampir basah semua dari atas sampai bawah, sambil tersenyum ku jawab, “Demi tugas ku terobos derasnya hujan”. Salah satu dari mereka berkata, “Jauh di luar sana demi menjalankan tugas mereka harus menyeberangi sungai dan lautan”. Ya benar, apa yang aku alami belum sebanding dengan mereka yang harus mempertaruhkan keselamatannya demi menjalankan tugas.