Kamis 20 Oktober 2022, saya bersama rekan sejawat mengikuti Pelatihan Menulis bersama Bapak Eko Prasetyo dan tim. Paparan Pemred Gurusiana menggugah saya untuk berani memulai menulis. Pemateri kedua ini menjelaskan ihwal menulis dengan memberikan beberapa contoh tulisan. Dengan contoh ragam tulisan yang diberikan, saya memahami bahwa tulisan yang disampaikan kepada pembaca selayaknya memenuhi kriteria lugas, tegas, dan informatif.

Kelugasan menandakan kepraktisan tulisan sehingga mudah dimengerti khalayak pemburu informasi. Sedangkan kriteria tegas terlihat pada pemberian judul tulisan. Pemateri menekankan ketegasan judul menarik pembaca menelisik lebih jauh perihal informasi tersebut. Sebagai kriteria terakhir, informatif adalah hal hakiki yang harus tersampaikan kepada pembaca.

Saya sebagai bagian dari penulis awal (novice) tergugah dengan apa yang telah disampaikan pada bagian yang sifatnya teknis. Dimulai dengan mencari ide untuk menulis, mengembangkan, hingga akhirnya menjadi sebuah reportase.

Akan tetapi, bagi saya hal tersulit dalam menulis adalah memilih kata yang tepat atau biasa disebut diksi, seperti majas dan kata-kata teknis maupun non teknis. Sebagai penulis awal sering saya mengabaikan hal yang satu ini, masalah ‘figure of speech’ karena memang memerlukan kepiawaian dan ketepatan dalam meletakkan kata-kata pilihan tersebut sesuai konteks penggunaannya, misalnya ketika saya mengatakan NOKIA, maka kata teknis yang muncul adalah ‘gadget era 2000-an’; saat ini dua kata teknis ‘Iphone dan Android’ telah membumi.

Ternyata menulis itu tidak mudah