(3.Berburu Kentang Bakar di Rumah Penduduk Tengger Bromo?)
EDISI : LEBARAN VS LIBURAN
Sudah lama anak-anak ingin jalan-jalan ke Gunung Bromo. Menikmati keindahan panorama pagi hari. Menikmati udara dingin. Menikmati proses terbitnya matahari dari puncak Pananjakan 1. Wah seru rasanya.
Teringat kembali ketika masih kuliah di Surabaya. Aku bersama-sama teman kuliah selalu menyempatkan diri ke Bromo ketika ada jeda liburan. Naik motor. Iya itu pernah aku lakukan. Indah dan seru penuh tantangan ketika itu. Bayangkan. Meski pun aku kuliah aku juga sudah mengajar dan memberikan privat ke rumah-rumah. Jadi punya uang saku sendiri. Boleh dibilang mahasiswa yang kaya karena sudah jadi PNS haaha. Yang bikin sebel setiap gajian wajib menraktir teman se kelas bakso di kampus. Kadang suka menghindar denga cara datang agak telat dan bahkan tidak masuk kuliah pas tanggal gajian haha. Curang atau pelit. Ah masa kuliah masa yang paling indah.
Bahkan untuk pergi ke Bromo pun kadang-kadang menraktir tiket masuk teman yang boncengin motor haha kalau istilah sekarang mungkin bayar gojek kali ya. Sampai di lokasi Desa Tosari kami suka mengiap di rumah penduduk. Kejahilan teman-teman kami mulai beraksi. Semalam menunggu pk 02.00 dini hari yang laki-laki tidak ada yang tidur, tetapi mereka berkumpul di dapur menghangatkan tubuh dekat perapian karena memang hawanya sangat dingin. Apa yang dilakukan di dapur ? selain menghangatkan tubuh di perapian mereka juga membakar kentang pemilik rumah yang ada di dapur.
Memang pemilik rumah adalah petani sayur-sayuran yang baru saja memanen kebun kentangnya. Jumlahnya tidak sedikit. Hampir saja dapur nya dipenuhi kentang. Bagi kantong mahasiswa ini adalah rejeki di depan mata. Namanya adalah Kentang Spanyol, karena kami minta ijin mengambil kentang untuk dibakar dan dibuat mengisi perut yang lapar. Ijinnya pelan dan dijawab sendiri. Seperti ini, “ Buk … Pak… saya minta kentangnya untuk saya bakar ya ?” (karena pemilik sudah istirahat tidur tidak mungkin menjawab) akhirnya teman-teman kami yang lain yang menjawab, “ Iya silahkan ambil, makan saja tidak apa-apa.” ( istilah spanyol itu kami artikan separo nyolong. Minta ijin tapi dijawab sendiri ).
Meskipun kami makan sepuasnya kentang Spanyol yang kami bakar di tungku perapian. Kami tidak mau nantinya makanan yang masuk ke perut kami jadi penyakit. Ketika kami ijin meninggalkan rumah pada pemiliknya. Kami menyisipkan uang untuk mengganti kentang yang sudah kami ambil semalam. Wah kenangan yang indah. Apalagi ketika teman kami yang terlalu banyak makan kentang. Buang anginnya gak bisa ditahan terus saja buang anginnya. Bersahut sahutan. Yang perempuan hanya menutup hidungnya rapat-rapat.
Penduduk suku Tengger itu sangat bersahabat dengan kami karena seringnya kami pergi ke Bromo. Sederhana, bersahabat, polos, Lugu dan pekerja keras seperti itulah pandangan kami terhadap mereka.
Nah setelah lulus kuliah aku tidak pernah lagi menginjakkan kaki di gunung Bromo. Dan baru kali ini setelah anakku yang sudah kuliah merengek minta rekreasi ke gunung Bromo lagi. Serentak kenangan manis itu berputar di benakku. Sayang kalau hanya dilewatkan begitu saja tanpa dibagikan pada teman di gurusiana.
Cikeas hilir 1 ~ 02072017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ngiri deeehhh ....
Makanyaaaa jln2 kek
Jadi pengen ni....
Ayooo bu khoen
Alhamdulillah sudah berbagi cerita bu.
Hehe.... kadang bukan hanya waktu yg menyita kita ttp pikiran juga menyita kita untuk berbagi.
Wow, mantap bisa cari kentang bakar di kaki Gunung Bromo, kapan, ya aku bisa ke sana?
Seruuu pak Yudi ...
Jadi nostalgia saya, Bu. Dah berapa tahun ya gak kesana. Eh, mau lelap ada yang bikin cekikikan. Kentang Spanyool, ada aja.
Hihiiii
Terimakasih sdh berbagi pengalamannya Bu Ary...
Terimakasih juga bu sdh sempat mampir
Adventure. Traveler.. Ok. Menarik tuk kesana.
Ayooo ke bromo pak