Mata Bening Gadis Rohingya
Mata Bening Gadis Rohingya
Oleh Ary Mugiasih
Sepasang mata bening itu menatap sayu,
mata yang telah menjelajah ribuan mil tepian pantai,
jutaan kali deburan ombak,
miliaran alas samudera luas
Samudera tak bertepi
Sepasang mata bening itu menatap kosong
Menatap langit-langit tenda pengungsi, bumi serambi
Tenda yang dulu ditiduri korban amukan tsunami
Tenda penanda kematian
Dan lonceng kehidupan
Tenda-tenda orang-orang yang tergusur amukan alam
Sepasang mata bening itu menatap lurus
Lurus menantang langit biru
Langit negeri yang damai sejahtera,
Negeri para pelaut perkasa, pelaut nan gagah berani,
Yang bertahta dari pasai sampai sriwijaya hingga mojopahit
Negeri yang diatur bijaksana dan toleran
Sepasang, dan ribuan pasang mata lain
Menatap sayu, kosong dan lurus
Mengharap belas kasihan, dan harapan
Mata yang lelah memanggul nasib
Yang menderita dan terkatung-katung dibawa untung
Yang tercerabut dari tanah kelahirannya
ulah keganasan segerombolan pemuja iman berkepala domino yang salah jalan
Penguasa iman yang tidak toleran
Aih….
Andai sepasang mata bening yang menatap kosong dan lurus itu
Bukan mata mu, wahai gadis kecilku, gadis Rohingya
Tentulah aku tak kan peduli
Padamu….
Jakarta, Mei 2015
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
puisinya mangtabs. Semoga segera ada pertolongan
iyaa bu, sejak ada pengungsi Rohingnya di Aceh itu merasa sedih banget... muslim yang didzolimi.
sejak Mei 2015 sudah dibaca waktu lomba Puisi di tingkat Kota Bekasi, tapi juri nggak peka ttg Rohingnya .... sediiih...
bu Mimi apa khabar, ini bikin puisinya waktu 2015 juga mewek bu...
Siiip
Pengen nangis bu...
Puisi yg mewakili lubuk hati...