ARY ARIEQ

Membaca adalah Hobby ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Persiapan PAUD untuk menyiapkan Anak Siap (masuk) Sekolah (SD)

Persiapan PAUD untuk menyiapkan Anak Siap (masuk) Sekolah (SD)

Belajar di PAUD bukan semata belajar Calistung untuk persiapan masuk SD. Lalu apa yang perlu dipersipakan untuk peserta didik di PAUD agar siap masuk sekolah yang sebenarnya yaitu Sekolah Dasar.

Kepala sekolah atau Pengelola PAUD harusnya paham dengan maksud dari Permendikbud 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 untuk PAUD yang menekankan agar anak bermain sambil belajar. Perkembangan motorik, afektif, sosial, dan kognitif harus berjalan beriringan guna mengembangkan pemahaman anak terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Guru-guru menerapkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebagai bagian dari pendidikan yang holistik, bukan konservatif seperti memaksa anak untuk duduk, menghafal huru, angka, dan menuliskannya.

Hal yang harus dipersiapkan anak usia dini untuk masuk SD. Yang paling utama adalah kesiapan sosial emosionalnya. Guru PAUD hendaknya melatih sosial emosional anak diantaranya adalah kemandirian dan rutinitas sekolah yang harus dilatih. Kematangan sosial emosional ini akan banyak membantu diri anak.

Perlu dipahami bahwa tingkat kematangan anak yang masuk ke SD sangatlah variatif. Padahal yang saya tahu sekolah dasar (negeri) menerapkan sistem klasikal yang sangat menyamaratakan kemampuan anak. Jumlah murid satu kelas lebih banyak di kelas PAUD. Begitu juga guru yang menangani. Satu kelas hanya satu guru. Cara memberikan materi juga klasikal. Diasumsikan dengan satu kali penjelasan, siswa bisa paham. Bangku kelas disusun berbanjar. Pemantauan siswa yang duduk di bangku baris belakang menjadi lebih sulit.

Kembali pada masalah kematangan sekolah. Yang ingin saya ingatkan kepada orang tua adalah berupayalah proaktif untuk menilai kesiapan ananda sebelum ananda mulai belajar di kelas satu SD. Mengapa harus proaktif? Karena jika seperti uraian saya diatas bahwa dasar penerimaan siswa baru hanya berdasarkan usia, maka bisa jadi orang tua ‘kecolongan’. Merasa bersyukur anak diterima di SD negeri (favorit pula) namun sebenarnya banyak masalah yang akan bermunculan dengan mulai berjalannya waktu selama rentang sekolah dasar ananda (dan seterusnya). Dan masalah-masalah ini pada umumnya tidak beres sendiri seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia jika tidak dilakukan intervensi/ penanganan secara tepat.

Masalah yang disebabkan (awalnya) oleh ketidakmatangan anak saat mulai masuk SD, namun tidak terdeteksi dan akhirnya masalah anak menjadi bertumpuk-tumpuk dan berlarut-larut. Dampaknya bisa luas, tidak hanya terganggunya prestasi akademik namun juga mempengaruhi relasi sosial anak dengan teman serta menimbulkan kekecewaan pada orang tua yang merasa sudah mengupayakan berbagai hal untuk pendidikan anak, namun hasilnya tidak memuaskan.

Beberapa yang perlu diperhatikan oleh guru PAUD dan orang tua pada masalah kematangan ini adalah :

1. Aspek SOSIAL-EMOSIONAL

-Bisa bermain secara interaktif dengan temannya.

-Berperilaku sesuai dengan norma yang ada di lingkungannya.

-Menghargai adanya perbedaan maupun pendapat orang lain.

-Tidak lagi terlalu bergantung/ lengket pada orangtuanya.

-Dapat menolong orang lain/ temannya.

-Menunjukkan rasa setia kawan dengan temannya.

-Bisa beradaptasi di lingkungan baru seperti teman atau guru.

-Bila diberitahu sesuatu bisa mngerti

-Dapat berkonsentrasi sekitar 15 menit

-Bisa menunggu atau menahan keinginannya.

-Dapat patuh pada aturan dan tuntutan lingkungan.

2. Aspek KEMANDIRIAN

-Sudah bisa makan sendiri

-Pakai baju sendiri

-Menyikat gigi sendiri

-Toilet learning

-Mulai dapat teratur pada rutinitas, misal bangun tidur.

Bukan saja anak yang harus siap tetapi Orang tua dan guru perlu mempersiapkan diri. Apa persiapan orang tua ketika anak akan masuk sekolah (SD). Bukan hanya persiapan dalam bentuk materi yang diberikan ke anak saja tetapi perlu juga menyiapkan mental orang tua untuk mau melepaskan anaknya masuk sekolah. Kemandirian yang sudah dibentuk di PAUD akan berjalan dengan baik apabila orang tua ikut mendorong kemandirian anak tersebut. Jika anak sudah berani berangkat dan berada di sekolah mengapa orang tua repot-repot menunggu anak sampai pulang.

Hal penting yang perlu dilakukan orang tua al.

1. Perkenalkan sekolah barunya

2. Menyediakan perlengkapan sekolah

3. Dorong agar anak berani dan percaya diri

4. Siapkan bekal yang cukup

5. Antar anak sekolah apabila anak sudah berani sebaiknya tidak ditunggu.

Mengantar anak ke sekolah pada hari pertama merupakan momen yang ditunggu anak. Dia akan merasa diperhatikan dan sangat disayangi. Maka dari itu pastikan Anda sebagai orang tua melakukan hal tersebut. Dan setelah masuk ke dalam kelas, temani anak sampai dia sudah nyaman dan merasa berani berada di lingkungan barunya. Jangan sampai Anda meninggalkan anak saat dia masih kurang percaya diri di sekolahan. Selalu beri motivasi, dukungan, serta nasehat apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Jika dirasa anak sudah nyaman, makan sudahi proses mengantar anak ke sekolah.

Teluk Buyung 20 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, paparan komprehensif karena ditulis oleh orang yang berkompenten. Sukses selalu dan barakallahu fiik

20 May
Balas

Terima kasih bu Vivi... Banyak typonya

21 May



search

New Post