ARY ARIEQ

Membaca adalah Hobby ...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Semangat Pantang Menyerah, Mengantarkanku Menjadi Juara Nasional"

Jalan Panjang Menuju Juara Nasional

Awal tahun 2018, aku dihubungi oleh Kepala UPTD Bekasi Selatan agar bersedia mewakili kecamatan pada pemilihan Kepala Sekolah Berdedikasi dan Berprestasi tingkat Kota Bekasi.

Aku kaget, soalnya pemberitahuannya mepet banget. Aku pun menyarankan kepada Pak UPTD agar memilih yang lain saja, sebab masih banyak kepala sekolah TK yang lebih baik dari aku. Pak UPTD bilang, “Ibu saja yang maju. Saya percaya sama kemampuan Ibu”.

Akhirnya aku pun menerima permintaan itu demi menjaga nama baik lembaga, namun aku bilang kepada Pak UPTD agar tidak kecewa jika kalah. Pak UPTD mengiyakan, dan beliau mengatakan, yang penting dari kecamatan Bekasi Selatan ada wakilnya.

Dengan persiapan yang sempit, akhirnya aku mengikuti pemilihan yang berlangsung di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tri Bhakti, Jl. Cut Mutia, Kota Bekasi. Di sana aku bersaing dengan wakil dari 12 kecamatan lainnya yang ada di kota Bekasi.

Selain semua fortofolio yang wajib dikumpulkan, presentasiku di depan dewan juri mengenai pentingnya budaya literasi di kalangan guru mendapat pujian. Aku pun puas.

Ketika hasil lomba diumumkan, alhamdulillah, aku ke luar sebagai juara pertama. Tentu aku sangat bersyukur. Pak UPTD juga ikut gembira atas keberhasilan itu. Selain mendapat piala dan penghargaan aku juga mendapatkan hadiah sejumlah uang.

Namun dibalik keberhasilan itu ada tantangan yang lebih besar, yakni lomba tingkat propinsi. Pak UPTD mengingatkan ku agar mempersiapkan diri lebih matang, Sekarang aku bukan membawa nama kecamatan Bekasi Selatan saja, tapi nama kota Bekasi.

Di tingkat Propinsi persaingannya lebih ketat. Selain itu persyaratannya juga semakin berat. Salah satunya, harus membuat Best Practice. Aku bersaing dengan wakil dari 27 kota/kabupaten lainnya yang ada di Jawa Barat. Perlombaan diadakan di Hotel Pesona Bambu Lembang, bulan Mei 2018

Aku berupaya tampil sebaik mungkin dan mempersiapkan diri dengan maksimal. Alhamdulillah, ketika hasil lomba diumumkan, dengan hati berdebar, akhirnya aku tampil sebagai juara pertama.

Syukur alhamdulillah, aku memanjatkan doa kepada Allah SWT, yang atas izinnya, aku meraih kemenangan. Atas prestasi ini aku mendapatkan hadiah berupa uang dan studi banding ke Jepang selama satu minggu. Studi Bandingnya berlangsung tanggal 30 Oktober sampai 5 November 2018.

Setelah menjuarai tingkat Jawa Barat, tantangan yang lebih besar sudah menanti, yaitu lomba tingkat nasional yang berlangsung bulan Agustus 2018 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.

Untuk menghadapi lomba tingkat nasional aku benar-benar focus dan mempersiapkan diri dengan matang. Aku bertekad untuk menjadi yang terbaik. Sebagai persiapan, aku mengikuti beberapa kali bimbingan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat. Aku juga diminta memperbaiki best practice agar lebih bagus.

Sering aku tidur tengah malam guna mempersiapakan diri dengan baik, bahkan tak jarang aku tidur beberapa jam saja dalam sehari. Aku bertekad untuk tampil semaksimal mungkin.

Untungnya aku mendapat dukungan dari orang-orang terdekatku. Anak-anak dan suami juga mensupport. Yang tak kalah penting adalah bantuan dari teman-teman guru di sekolah. Mereka mensupport dengan penuh semangat.

Saat lomba tiba aku sudah siap dan berusaha agar stamina tetap fit. Maklumlah, dalam masa persiapan tersebut pikiran dan energy terkuras habis. Aku berdoa kepada Allah agar diberi yang terbaik.

Pada lomba inilah aku mendapatkan pengalaman baru dan menarik, karena lomba berlangsung selama lima hari. Dan selama itu semua sikap dan perilaku dinilai oleh tim penilai secara silent (tersembunyi). Kita tidak tahu siapa yang menilai kita.

Semua dinilai, baik cara berinteraksi dengan teman, kedisiplinan, keserasian pakaian, cara makan dan seterusnya. Pokoknya semua ada penilaiannya.

Nah, yang paling mendebarkan ku adalah test (presentasi) best practice. Pada test ini masing-masing peserta dipanggil satu-satu ke dalam ruangan dewan penilai. Sementara yang lain menunggu di luar. Pemanggilan dilakukan secara acak, artinya tidak diberi nomor antri. Jadi setelah yang pertama selesai panitia memanggil peserta lain. Jika tidak berada di ruang tunggu otomastis gugur. Masing-masing peserta mempresentasikan best practicenya sekitar 7 menit dan wawancara 23 menit.

Beruntunglah peserta yang dipanggil pada hari pertama, sebab kondisi mereka masih fresh, pisik dan mental masih prima, pakaian (busana) yang mereka pakai yang terbaik. Dan setelah itu mereka terbebas. Plong!

Di sinilah aku benar-benar diuji. Setiap hari aku harus standby di depan pintu ruangan dewan penguji dengan pakaian paling rapi. Teman-teman peserta yang lain berbusana menarik, mereka menggunakan baju adat Hari pertama aku belum dipanggil, padahal aku sudah berbusana paling rapi. Hari kedua juga belum, padahal aku sudah mempersiapkan diri dengan rapi dengan penampilan yang paling baik.

Aku mulai gundah, persiapan matang yang sudah ada di kepala rasanya basi. Ketika aku berbusana (berpenampilan) seadanya, yakni busana yang sebelumnya sudah aku pakai saat mengikuti lomba di tingkat propinsi, namaku dipanggil.

Duh…aku nervous… sungguh aku nervous banget. Namun dengan menguatkan diri dan meyakinkan diri bahwa bawa aku siap, maka aku pun melangkah masuk ke ruangan dewan juri untuk mengikuti test.

Alhamdulillah di hadapan dewan juri aku tidak grogi. Aku berhasil memaparkan best practice ku dengan baik, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dewan juri dengan lancar. Di sini lah aku merasa agak terhibur, sebab dewan juri memuji tulisanku yang ada di medsos atau koran dan tabloid juga bukuku. Bahkan ada yang memintanya untuk koleksi (selain yang aku serahkan sebagai bukti karyaku).

Setelah test aku plong. Dengan dada berdebar-debar (bukan aku saja tentunya, yang lain utusan dari 34 propinsi juga demikian) menunggu pengumuman.

Dan waktu yang ditunggu itu tiba. Kami semua diundang ke Gedung A, Kantor Dikbud Pusat (harap diketahui, lomba tidak hanya berlangsung di Hotel Kartika Chandra, tetapi juga di beberapa hotel lain, karena lomba berlangsung untuk semua tingkatan, mulai dari TK sampai SMA dan juga sekolah khusus).

Jantungku berdegup kencang saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Muhajir Effedy berdiri di pojok panggung untuk menyerahkan plakat kepada para pemenang. Sementara MC memanggil satu per satu peserta yang beruntung.

Dan…ketika MC menyebut nama …”Ary Mugiasih dari TK Ahyaksa XXV Bekasi” aku langsung tersentak. Jantungku berdegup sangat kencang. Aku bersyukur, berterimakasih kepada Allah SWT. Maka dengan sedikit gemetar dan langkah yang agak berat aku berjalan menuju panggung diiringi tepuk tangan dan aplaus yang henti-henti dari seluruh hadirin.

Aku bangga, aku senang. inilah pertama kalinya aku menyalami Pak Menteri yang menyerahkan plakat paling berharga dalam hidupku. Sebagai bukti keseriusan dan prestasi mengajar yang puluhan tahun aku tekuni.

Tanpa terasa air mataku menetes, aku terharu sekali. Aku membayangkan Ibuku, membayangkan Bapakku, membayangkan keluargaku yang selalu memberikan semangat dan support padaku.

Sebagai juara pertama kepala TK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2018, aku berhak atas hadiah uang sebesar Rp. 20 juta, dan bahkan studi banding ke salah satu Negara lain untuk juara I. Kata bapak direktur PAUD Dikmas GTK Kemdikbud.

Aku juga mendapatkan sebuah laptop yang cukup bagus. Alhamdulillah hadiah-hadiah tersebut sangat bermanfaat bagiku. Laptop langsung aku manfaatkan untuk menunjang tugas-tugasku. Sementara uang, sebagian aku tabung, sebagian lagi aku berikan kepada orang-orang yang sudah berjasa dalam perjuanganku mencapai juara pertama ini.

Hikmah Juara I Nasional. Bukan Akhir tapi Pintu Gerbang

Menjadi juara I Kepala TK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional tahun 2018, bukanlah ujung dari perjuanganku untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik. Tetapi adalah gerbang untuk dapat berkontribusi lebih besar kepada bangsa dan Negara.

Apa yang aku raih dan apa yang aku perjuangkan harus aku sebarkan kepada teman-teman guru agar mereka pun berprestasi pula. Aku berkeyakinan dunia literasi harus menjadi andalan utama guru agar melahirkan anak-anak didik yang literat. Generasi yang literat adalah generasi cerdas dan tangguh menghadapi tantangan zaman. Sebab tantangan zaman di depan jauh lebih berat dari zaman kita dahulu.

Alhamdulillah, sejak aku ke luar sebagai juara pertama Kepala TK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2018, aku semakin sibuk. Berbagai undangan sebagai pembicara terus berdatangan.

Oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri, melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan aku diberi kesempatan mengikuti pelatihan menjadi Fasilitator Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Literasi bagi Guru.

Alhamdulillah tiga kali pertemuan membuat modul pelatih literasi, aku diberi kesempatan oleh Kemendikbud sebagai tutor untuk memberi pelatihan kepada guru-guru se Indonesia di Hotel Grand Dafam Rohan, Yogyakarta, 16-20 Oktober 2018. Kemudian Ke Makasar dan Ke Palembang.

Selain dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat aku juga diundang oleh Dinas Propinsi Propinsi Bangka Belitung di Tanjung Pangkal Pinang. Selang beberapa lama kemudian aku juga diundang ke Manggar, Belitung Timur, kampungnya Laskar Pelangi.

Di tengah kesibukanku sebagai pembicara pada berbagai pelatihan aku tetap mengajar dan memimpin sekolahku. Untunglah guru-guruku memahami kesibukan di luar sehingga proses belajar mengajar di sekolahku tidak terganggu karena aku sudah membangun system yang baik.

Selain sebagai pembicara di berbagai pelatihan aku ingin terus menulis, karena dengan menulis itulah jatidiri seorang guru ditunjukkan. Aku pun mengajak semua guru agar menulis. Banyak yang bisa ditulis. Baik dalam bentuk buku pelajaran (buku paket) maupun fiksi.

Cerita-cerita seputar dunia pendidikan sangat menarik jika diceritakan dalam bentuk novel parenting atau cerpen dan akan menjadi inspirasi orang tua dan guru-guru lainnya agar memahami dunia pendidikan.***

Cikeas Hilir I 17 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ajari dongg....

17 Feb
Balas

uhuuuyyyy ibu selalu menjadi juara di hatiku

17 Feb

Senangnya gabung dgn orang2 hebat

17 Feb
Balas

semangaaaaaaatt bu, ...

17 Feb

Selamat ya Bu Ary. Ikut merasakan gembira atas prestasi yang telah diraih.Semoga sukses selalu.

17 Feb
Balas

Aamiin terima kasih ibu Surip

17 Feb

Subhanallah, abu Ary luar biasa. Semoga prestasi yang diraih menambah semangat literasi. Mohon bimbingannya Bu Ary untukku. Sukses selalu dan barakallah

17 Feb
Balas

Aamiin ya Allah... Semangaaaaattt bu Vivi... Sukses selalu ya...

17 Feb

Sukses Bu Ary ..

17 Feb
Balas

sukses juga buat bu lina

17 Feb

Subhanallah..luar biasa..pengalaman yang sangat mengesankan ya bu..semoga kedepannya lebih baik lagi prestasinya..salam literasi.

17 Feb
Balas

terima kasih bu

17 Feb

alhamdulillah... Selamat buat bunda atas prestasinya, smg berkah sampai ke anak cucu, perjuangan yg luar biasa, doakan kami bisa meneladani bunda dlm berkarya dan semuanya... Oh ya salam kenal bunda...

17 Feb
Balas

salam kenal bu Sri Rahmalina, Semangat menebar kebaikan bu....

17 Feb

luarr bIasa Bu Ary, perjuangan yang sangat menginspirasi, salutt dan saya senang, bangga bisa gabung di sini, bisa kenal ibu-ibu/bapak-bapak hebat, ada kemauan pasti ada jalan ya, Bun

17 Feb
Balas

Manjada wa jada

18 Feb

Hebat Bu! Selamat Bu! Salam kenal salam literasi

17 Feb
Balas

salam kenal bu Fera ... Follow me ...

17 Feb

Selamat, Bu Ary Arieq. Turut bangga dan sangat terharu akan semangatnya. Salam kenal, Bu.

17 Feb
Balas

salam kenal bu Sulastri... Aamiin... semoga sukses juga bu

17 Feb

Subhanalloh Bu Ary.... Sulit mngungkapkan kata2... Saaluuuttt sama Bu Ary

17 Feb
Balas

Bu Rika pasti bisa...

17 Feb

Bu Rika pasti bisa...

17 Feb

inspiratif, catiq dan berprestasi...bu ary..

23 Feb
Balas

subhanallah bun, luar biasa hebat sampai saya berkacakaca membacanya, pengalaman yang sangat luar biasa. apakah mungkin saya bisa seperti bunda, yang sangat minim tentang ilmu pengetahuan.

26 Feb
Balas



search

New Post