ARY ARIEQ

Membaca adalah Hobby ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Wahai Pengeluh Kronis, Perbanyak Bersyukur agar BAHAGIA

Wahai Pengeluh Kronis, Perbanyak Bersyukur agar BAHAGIA

Saya punya banyak teman, senang rasanya mengamati gaya mereka. Mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Apalagi di dunia medsos. Gampang sekali mengamati gaya bicara masing-masing orang. Dulu saya ikut terbawa mereka. Senang menanggapi pembicaraannya, tanpa berpikir panjang bagaimana dampaknya. Sekarang sudah taubatan nasuha. Hehe .... (tapi kadang-kadang masih keceplosan, manusiawi dong).

Di 50 lebih grup Whatshapp yang saya punya, tentunya beragam pula karakter orang-orang yang saya kenal. Sesuai dengan nama dan anggota grupnya, berbeda pula gaya bicara yang disampaikan anggotanya.

Dari banyaknya teman yang saya kenal di medsos tadi, saya mengenal beberapa karakter teman saya itu. Salah satunya adalah :

“Teman yang mengeluh sepanjang masa”

Setahu saya, orang yang SUKSES itu yang jarang mengeluh. Saya juga sering mengeluh pantesan saya gak sukses – sukses ya. Haha...

Tapi mungkin saya belum bisa mendefinisikan kata SUKSES itu sendiri.

“Mengeluh” itu bisa jadi menguntungkan karena bisa melampiaskan diri dari keadaan stress. Namun ada perbedaan yang sangat tipis dengan yang namanya Pengeluh Kronis. Hehe...

Bayangkan saja setiap posting atau ketemu muka, selalu saja mengeluh. Muak nggak sih ?

Mungkin ada yang salah dalam hidup mereka, sehingga masalahnya lebih penting dari masalah semua orang.

“AC nya kok panas siih.. Gw nggak bisa klo digituin tauk..”“Ih, kok ribet amat sih ini?”“Huh, males ah susah bingit!! ini gimana sih…”“Ini kok internetnya lemot banget sih.. niat jadi Internet gak sih kamu..??”

Dan bila kita mengajak berbicara orang pengeluh ini mereka seakan tidak tertarik dengan apa yang kita bicarakan. Males banget nggak sih ?

Mereka mengeluh karena yang ada dalam pikirannya hanyalah diri mereka, dan keluhan mereka sendiri. Ih egois banget kan.

Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Jika kamu tidak dapat menemukan solusi, berbicaralah secara privat dengan orang terdekatmu atau mungkin seorang Psikiater tentang bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Jika temanmu juga tidak bisa menemukan solusi, berbicaralah dengan saya.. di jamin setelah 1x sesi pertemuan, kamu bakal tambah stress. Hehehe..

Terus-menerus mengeluh mungkin akan membuat kamu puas dengan keadaan, tapi itu akan mendorong teman-teman kamu pergi menjauh dan di sisi lain akan membuat kamu bahagia di tempat yang gelap.

Sebenarnya kita selalu memiliki hal-hal yang indah dalam hidup ini, temukanlah, dan bagikanlah dengan orang lain. Perbanyaklah bersyukur. Niscaya hidupmu akan lebih bahagia.

Saya SUSAH, tapi ada yang LEBIH SUSAH dari saya, Saya MENDERITA, tapi ada yang LEBIH MENDERITA dari saya, Saya SEDIH, tapi ada yang LEBIH SEDIH dari saya, Saya SAKIT, tapi ada yang LEBIH SAKIT dari saya, Rupanya saya lebih SENANG dari MEREKA. Rupanya saya lebih BAHAGIA dari MEREKA. Rupanya saya lebih GEMBIRA dari MEREKA. Rupanya saya lebih SEHAT dari MEREKA.

Alhamdulillah ya, sesuatu

Cikeas Hilir 03092017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ya bu wiwin ....

03 Sep
Balas

Super bu Ary, mengeluh tanda tak mampu

03 Sep
Balas

Apresiatif.. Tuk tetap tegar dalam berbagai sikon. Salam..

03 Sep
Balas

Byk bersyukur akan byk nikmat didapat

07 Sep
Balas



search

New Post