TANTANGAN 30 HARI MENULIS (HARI KE 2)
NAPAK TILAS SAKAPADU
Paskibra SMP Negeri 220 lahir pada tanggal 14 November 1997 yang dibentuk oleh para alumni paskibra smpn 220. Yang menjadi pemrakarsa atau pencetusnya adalah Rovina Sidi yang biasa disapa dengan panggilan sayangnya yaitu Kak Ovin. Kak Ovin ingin dalam hati sanubari siswa smp negeri 220 dalam generasi selanjutnya tumbuh rasa cinta tanah air yang sangat kuat demi berdirinya NKRI selamanya. Selama di pegang oleh kak Ovin, paskibra smp negeri 220 ibarat bayi yang baru mulai besar. Perlahan tapi pasti paskibra SMP Negeri 220 mulai berani mengikuti event – event lomba, kadang berhasil mendapatkan piala, kadang tidak.
Setelah kak Ovin lulus, maka kak Ovin mengundurkan diri dari kepemimpinan paskibra dikarenakan kesibukannya terhadap sekolahnya. Kak Ovin memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada Rini Haryanti Puji Astuti lebih akrab dipanggil Kak Rini. Kemudian kak Rini membuat gebrakan baru, yaitu bersama dengan teman – temannya membentuk angkatan pertama pasukan PASKIBRA SMP Negeri 220. Lomba demi lomba kembali diikuti oleh PASKIBRA SMP Negeri 220 membuat nama PASKIBRA SMP Negeri 220 mulai diperhitungkan kehadirannya oleh paskiba dari sekolah lain.
Setelah kak Rini lulus, maka kepemimpinan PASKIBRA SMP Negeri 220 di estafetkan kepada Ardi Purwanto yang biasa di panggil Kak Ardi. Kepemimpinan kak Ardi di PASKIBRA SMP Negeri 220 berlangsung dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Piala demi Piala mulai diraih kembali oleh PASKIBRA SMP Negeri 220 sehingga PASKIBRA SMP Negeri 220 mendapat undangan dari Dinas untuk mengikuti lomba Latihan Gabungan yang diadakan di Gedung Walikota Jakarta Barat dengan penyelenggaranya adalah SUDIN Jakarta Barat dan Purna Paskibraka Indonesia Jakarta Barat. PASKIBRA SMP Negeri 220 berhasil meraih predikat The Best Tingkat SMP dalam Latihan Gabungan yang diselenggarakan pada tahun 2005.
Namun kejayaan PASKIBRA SMP Negeri 220 tidak berlangsung lama, dikarenakan setelah kak Ardi lulus yang memegang tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya tidak berhasil membawa PASKIBRA SMP Negeri 220 dalam kejayaan. Sedikit demi sedikit sinarnya makin meredup dan akhirnya PASKIBRA SMP Negeri 220 menjadi vakum. Penyebab lain vakumnya PASKIBRA SMP Negeri 220 adalah renovasi total gedung SMP Negeri 220 yang kondisinya sudah rusak karena terus menerus kena banjir besar dari kali di sebelah gedung SMP Negeri 220 sehingga menyebabkan SMP Negeri 220 harus pindah mengungsi di sekolah SD sampai berdirinya lagi gedung baru bertingkat SMP Negeri 220 pada tahun 2009.
Babak baru PASKIBRA SMP Negeri 220 di mulai kembali pada tahun 2010, setelah SMP Negeri 220 kembali ke tempat asalnya dengan bangunan bertingkat yang baru dan megah. PASKIBRA SMP Negeri 220 memulai dan membangun kembali semuanya dari awal. Selama masa renovasi, PASKIBRA SMP Negeri 220 tidak pernah mengikuti lomba. Baru pada tahun 2010 ketika kak Ardi kembali memegang PASKIBRA SMP Negeri 220 dengan posisi sebagai pelatih, maka kak Ardi berusaha membawa PASKIBRA SMP Negeri 220 keluar dari zona nyamannya dengan mengikuti lomba tingkat SMP yang diselenggarakan oleh salah satu SMP Negeri di Jakarta Barat.
Namanya baru pertama kali mengikuti lomba setelah sekian lama vakum, maka pada lomba ini PASKIBRA SMP Negeri 220 belum membawa hasil apapun. Namun anak – anak PASKIBRA SMP Negeri 220 tidak berputus asa untuk evaluasi dan memperbaiki diri, hingga akhirnya PASKIBRA SMP Negeri 220 berhasil membawa prestasi dari lomba TUB tingkat SMP se – JABODETABEK yang diselenggarakan oleh Purna Paskibra Indonesia Madrasah Aliyah DKI Jakarta. Lokasi berlangsungnya lomba adalah Kanwil Kemenag Jakarta Timur. Itu semua membuat anggota PASKIBRA SMP Negeri 220 kembali bersemangat dengan terus evaluasi dan berproses untuk terus bangkit menjadi lebih baik dengan terus berlatih dan mengikuti sejumlah lomba yang ada.
Momment penting untuk PASKIBRA SMP Negeri 220 adalah pada tanggal 12 November 2010, ketika kak Ardi dengan adik – adik angkatan mendeklarasikan nama satuan dengan nama “SAKAPADU (SAtuan lasKAr PAskibra DUdun)”. Nama tersebut terbentuk atas dasar history perjalanan paskibra 220 sebelumnya. Tahun 2014 adalah masa gemilang SAKAPADU. Pertama kalinya dalam sejarah perjalanan paskibra SMP Negeri 220, dengan memiliki hanya satu kostum sederhana yang diberi nama “Kostum Api”, SAKAPADU mengikuti 4x lomba dalam 1 bulan dengan hasil yang memuaskan untuk SAKAPADU yang masih belajar bangkit.
Melalui evaluasi, berproses, tetap merendah dan tidak sombong merupakan pedoman SAKAPADU agar terus bangkit dengan kompak bersama membawa nama SAKAPADU berprestasi di luar sekolah mengharumkan nama SMP Negeri 220. Itulah komitmen anggota dan pelatih SAKAPADU. Dengan semangat dan kekompakan seluruh anggota SAKAPADU menabung dari uang jajannya, maka di tahun 2015 SAKAPADU bisa membuat kostum ke 2 yang di sebut “Kostum Naga” yang kemudian digunakan di pertengahan tahun 2015 dalam lomba LKBB se – Jabodetabek di salah satu SMA di Jakarta Barat. Dalam lomba ini SAKAPADU mendapatkan 3 piala sekaligus, yang salah satunya adalah piala kostum terbaik.
Proses demi proses terus berlanjut untuk SAKAPADU agar selalu bangkit, kompak dan solid pada fase – fase seterusnya walau harus banyak mengalami jatuh bangun, tapi SAKAPADU tetap bangkit. Pada tahun 2016 SAKAPADU makin sering mengikuti lomba. Dan sebagai konsekuensinya anggota SAKAPADU harus terus latihan. Pada malam hari menjelang saat - saat lomba dan hari libur anggota SAKAPADU sengaja tetap berlatih agar tidak terbawa suasana nyaman hingga lupa dengan gerakan – gerakan inti maupun gerakan variasi. Tahun itu membuat SAKAPADU tak kenal lelah untuk selalu update gerakan agar tidak ketinggalan di dunia paskibra.
Alhamdulillah dengan tak kenal lelah dan tak kenal menyerah SAKAPADU terus berusaha bangkit sehingga terus berprestasi di dalam maupun di luar sekolah. Memang benar apa kata pepatah, “PROSES TIDAK AKAN MENGHIANATI HASIL” dari perjuangan SAKAPADU belajar menempa mental hingga tingkat – tingkat yang lebih tinggi walaupun belum membawa hasil. Namun SAKAPADU bangga dapat menambah pengalaman, mencari pengalaman hingga keluar Jakarta dan mendapatkan hasilnya. Pengalaman yang didapat bukanlah semata – mata untuk mencari ketenaran atau di kenal di dunia paskibra melainkan untuk menempa diri agar memiliki mental tangguh jauh dari orang tua, tak kenal lelah dan tak kenal menyerah dengan segala keadaan
Di tahun 2018 hingga sekarang adalah tahun yang semakin berat bagi anggota, karena di tahun ini fase SAKAPADU tepat ada di puncaknya. Senang, sedih, bangga dan takut dirasakan oleh anggota SAKAPADU ketika menjadi juara 3 besar, yang didapatkan dalam 1 hari di tempat yang berbeda. Perjuangan semakin berat, tugas semakin berat membuat anggota lebih bersemangat untuk berlatih, kompak dan solid. Slogan yang selalu dipegang oleh anggota SAKAPADU untuk tetap melihat ke bawah, tetap menunduk apapun keadaannya. Ibarat semakin tinggi sebuah pohon maka semakin tinggi pula angin yang menerpa.
Di tahun 2019 SAKAPADU semakin bangkit bersama forum silaturahmi orang tua paskibra yang dibentuk pelatih dan pembina SAKAPADU. Di tahun 2019 anggota SAKAPADU belajar menetapkan jati dirinya dengan membawa pesan – pesan lewat budaya Nusantara terutama Betawi. Dengan semangat – semangat bocah Betawi, setiap kali tampil dalam lomba, SAKAPADU akan menampilkan bocah Betawinya sebagai jati diri SMP Negeri 220. SAKAPADU bukan hanya sebuah ekstrakulikuler di sekolah, namun SAKAPADU adalah keluarga kedua bagi semua. SAKAPADU juga bukan hanya selalu ditugaskan menjadi petugas upacara, tapi belajar bagaimana memiliki mental yang tidak cengeng. Belajar bersosialisasi membantu orang – orang sekitar yang terkena musibah kebakaran, banjir, atau musibah – musibah lainnya dengan belajar berdonasi maupun mencari donasi.
Anak – anak anggota paskibra bangga menjadi bagian dari keluarga SAKAPADU. Kebanggaan menjadi anggota paskibra karena paskibra adalah kegiatan dan aset Indonesia yang tak pernah ada di dunia manapun dan hanya ada di Indonesia. Walaupun selama ini SAKAPADU di pandang sebelah mata, namun SAKAPADU akan selalu bangga untuk terus meningkatkan rasa cinta tanah air Indonesia dalam diri anggota selaku generasi penerus bangsa Indonesia yang akan berjuang untuk negara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar