Sok Kenal Sok Dekat

Dengan senang hati aku akan bertemu dengan teman akrabku yang sudah lama tak bertemu. Setelah melihat namanya tertulis catatan orang yang mengikuti pelatihan menulis buku. Hati yang riang gembira dan perasaan yang senang karena akan bertemu dengan teman yang sudah lama tak bertemu. Setelah sampai di tempat pelatihan ku buka pintu belakang mobil sambil menurunkan koper yang berisi perlengkapan pelatihan. Sekilas pandang terlihat dari kejahuan sosok wajah yang mirip denga ana saya lihat sedang duduk-duduk membelakangi arah diri ini dating, bercanda bersama peserta lainnya. Menuju ke resepsionis mendaftar sebagai peserta pelatihan setelah proses selesai menuju arah dimana ana duduk .Diam –diam ku hampiri ana dari belakang, sebelum ana menoleh aku mencoba memukul punggung samberengi dengan teriakan keras huaak. Ana yang aku anggap, terkejut dan dengan menoleh kebelakang, menoleh ke arahku , waduh aku kaget terkejut dan malu ingin ku buang muka ,diri ini tak berasa. Orang yang ku anggap ana rupanya bukan ana tapi orang yang wajahnya mirip dengan ana. Mencoba meyakinkan Dalam keheningan ,membisu aku sadar dan tersentak rupanya makhluk yang diri ini anggap teman akrab yang sering ku perolok-olokan sudah 5 tahun ndak ketemu bukanlah ana. Tidak terbayangkan bagi diri ini seandainya pada saat ana tak menoleh kebelakang aku tutup kedua matanya mungkin pingsan sejenak diri ini . Tanpa berlarut-larut untuk menghilangkan rasa grogiku ku berusaha merangkai kata-kata yang enak di dengar dan meyakinkah sikorban bahwa aku salah orang . Akhirnya ku coba berlalu darinya dengan membawa perasaan yang malu kucoba menelusuri lorong hotel satu persatu kamar, demi kamar kulewati akhirnya ku sampai di kamar 366. Peristiwa yang menimpa diri ini dapat diambil suatu pelajaran bahwa apa yang dilihat oleh mata belum tentu seperti itu adanya. Jadi mata ini tak selamanya selaras dengan hati