Artikel ini akan mengetengahkam potret pendidikan masa pandemi Covid-19.

Potret pendidikan masa pandemi Covid-19 telah menunjukkan pemerataan dan kualitas pendidikan.

Salah satu indikator pemerataan pendidikan yang dimaksud adalah pembelajaran online yang tidak membutuhkan biaya transportasi, makan selama di sekolah, buku dan alat tulis dan berbagai ongkos lainnya selama perjalanan di sekolah sehingga biaya pendidikan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Bisa dibayangkan berapa biaya yang akan keluar tiap hari jika siswa berangkat ke sekolah dikalikan dengan dua puluh lima hari belajar belum ditambah buku dengan alat tulis lainnya. Siswa tinggal menyediakan piranti keras telepon genggam berfasilitas internet yang pulsa kuotanya disediakan pula oleh pemerintah sebanyak tiga puluh giga byte tanpa biaya. Jika tidak tersedia telepon genggam, siswa bisa saling berkolaborasi mengunakan satu perangkat telepon genggam untuk beberapa orang siswa sehingga tercipta pendidikan karakter gotong royong.

Salah satu indikator kualitas pendidikan yang dimaksud adalah pembelajaran individual yang dialami peserta didik. Dengan tidak diwajibkannya siswa duduk di bangku sekolah sehingga terhindar dari pembelajaran klasikal dengan satu guru menghadapi banyak siswa, maka siswa akan mampu mengungkap potensi pribadi individualnya dengan menggunakan pola pembelajaran digital yang mampu menyimpan materi pembelajaran sehingga dapat dibuka dan dipelajari setiap saat selama 24 jam.

Dengan adanya pemerataan dan kualitas pendidikan yang dihasilkan selama masa pandemi Covid-19 melalui pembelajaran digital maka akan memajukan pendidikan nasional.