Kau hias malammu dengan sekerat bulan dan dua bintang, langit yang hitam adalah latar yang jernih untuk memproyeksikan semua kisah masa lalu bersamamu, engkau masih di situ bukan? Menatap langit yang ini, langit kita berdua, yang pernah dihiasi jutaan bintang dan keindahan, tapi terangnya masih menyala di hati kita, bersama nyanyian semilir angin, yang kausenandungkan malam itu. Kauhias malamu dengan sebagian bulan dan dua bintang, kesederhanaan yang melahirkan perasaan keindahan, hati yang menerima apa adanya, tidak berharap malam bermandi gemerlap cahaya, cukup dua bintang yang mengedip ke arahmu, cukup menghadirkan kedamaian dan ketenangan, pada air telaga jernih pasrah. Malamu akan tetap indah mempesona, menghapus gundah gelora rasa, manakala kauterima apa adanya, sebab keindahannya bukan pada seberapa cantik malammu kauhias, tapi seberapa ikhlas kauterima dia apa adanya. @salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati