Kisah Wangi Gadis Penari dalam Imajinasi
"Wangi Gadis Penari dalam Imajinasi"
Karya: Asep Nurjamin Kamulah penari pilihanku. Kataku saat selesai pertunjukan itu. Butiran keringat begitu deras mengalir di wajahmu. Kamu tampak lebih ayu dengan wajah kemerahan dalam kelelahan. Api semangat masih menyala dalam matamu yang berbinar saat kukatakan bahwa kaulah yang layak tampil di depan tamu kehormatan. Namamu, Harum. Tapi aku memanggilmu Wangi. Panggilan yang spesial, katamu dengan senyum yang manis mempesona. Sejak itu Wangi jadi kekasih. Namamu lekat kuat dalam hatiku. Seluruh harapan tertambat padamu. Semua impian berakhir di haribaanmu. Siangku malamku bertaut lamunan padamu. Riuh tepuk tangan untuk penampilan pertamamu dalam pertunjukan itu seolah menjadi pertanda akan derasnya permintaan demi permintaan. Wangi telah jadi seripanggung dalam pertunjukanku. Dan kamu telah menjadi ratu dalam kehidupanku. Tapi, hari ini kaukirim pesan yang membangkitkan kesadaranku atas sikapku padamu selama ini. "Jika kamu mencintaiku, mengapa kauperangkap aku dalam ruang imajinasimu? Aku tak ingin terus maya dan fiksi bagimu. Aku ingin jadi nyata, dan kaucinta segenap rasa. Aku lelah jadi angan-angan semata". @salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
top!
Alhamdulillah. Terima kasih, Mas Yudi
Assalamualaikum, sedap pak. Ditunggu lagi cerpen yang berikutnya.
Bagus sekali.
Terima kasih, Bu Anne. Wangi adalah penari dalam imajinasi
Terima kasih, Mas Yudi
Assalamualaikum, bapa. Mugia tetep sehat walafiat. Ngiring ngarojong.
Waalaikumussalam, aamiin. Hatur nuhun, Andri. Hayu urang nyerat deui