BADEN POWELL MENJADI TARGET RASISME
BADEN POWELL MENJADI TARGET RASISME
Oleh : Asep Indra Pramayudha
Berita yang dilansir oleh British Broadcasting Corporation (BBC) menampilkan berita berjudul "Robert Baden-Powell statue tho be removed in Poole" dalam laman BBC News pada 11 Juni 2020 (https://www.bbc.com/news/uk-england-dorset-53004638) diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih berarti "Patung Robert Baden-Powell akan Ditiadakan di Poole",
Nama Robert Baden Powell bagi semua Pramuka di dunia mempunyai arti yang sangat penting dalam sejarah terbentuknya gerakan pendidikan/kepanduan. Ia mempunyai nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Dia adalah seorang pendiri organisasi kepanduan dunia yang berpusat di Inggris yang memulai karir sebagai seorang tentara Kerajaan Inggris dengan pangkat terakhir sebagai purnawirawan adalah Letnan Jenderal. Selanjutnya, ia mendirikan organisasi kepramukaan atau kepanduan (Scouting Movement).
Tujuan awal Baden Powell mendirikan organisasi pendidikan nonformal ini untuk melihat kenakalan remaja pemuda-pemuda Inggris waktu itu hingga muncullah keinginan Baden Powel untuk mendidik beberapa pemuda di alam bebas untuk diajarkan keterampilan jasmani dan rohani dengan harapan menjadi remaja yang memiliki budi perkerti luhur dan berguna bagi sesama manusia.
Kegiatan ini dimulai di Inggris pada tahun 1907 ketika dia mengajak sekitar 20 anak dari London pada 1 Agustus 1907 untuk berkemah di Pulau Brownsea. Mereka menyeberangi Pulau Brownsea dengan menggunakan perahu kecil dari pelabukan Poole, ini menjadi awal mula kegiatan Scouting yang segera menyebar ke seluruh dunia termasuk Hindia Belanda (Indonesia) waktu itu. Di pelabuhan Poole inilah di bangun patung Baden Powel duduk menghadap ke laut dengan pandangan matanya tertuju pada Pulau Brownsea diseberang.
Ada wacana patung itu akan ditiadakan, namun memang bukan di hancurkan melainkan akan dipindahkan dari tempat berdirinya sekarang ke tempat yang lebih aman dan mudah dalam pemantauannya. Perwakilan Dewan Kota Bournemouth, Christchurch and Poole (BCP) mengatakan bahwa pemindahan ini atas saran dari pihak kepolisian untuk melindungi patung tersebut dari aksi demonstrasi krisis rasial yang sudah mulai menyebar di beberapa negara eropa.
Gerakan protes ini dimulai di Amerika Serikat karena kamatian tidak wajar George Floyd, seorang warga kulit hitam di tangan polisi yang telah menyebar di seluruh dunia. Aksi protes ini tidak hanya diikuti oleh warga kulit hitam namun juga diikuti oleh warga kulit putih yang memprotes ketidakadilan terhadap orang atau bangsa lainnya.
Opini yang berkembang hari ini ialah Baden Powell bagi pemrotes dianggap bagian yang “kurang layak ditampilkan”. Karena dia dituduh homophobia yang anti terhadap kaum homo, dan juga menyangkut lesbian, gay, biseksual, dan transgender serta pendukung Hitler hingga rasis. Jelas tuduhan yang ditujukan pada Baden Powell tidak berdasar dan perlu dikaji lebih dalam.
Peristiwa sejarah harus dilihat secara objektif, Begitu pun melihat sejarah hidup Baden Powell yang lahir di London, Inggris 22 Februari 1857 dan meninggal di sebuah pulau di Nyerii, Kenya pada tanggal 8 Januari 1941. Kejadian di masa lampau tidak bisa dibandingkan dengan masa sekarang yang ruang dan waktunya berbeda atau dengan kacamata masa kini. Seperti halnya suku Indian di Amerika Serikat yang dinilai sadis karena menguliti kepala orang kulit putih akan tetapi kejadian yang sesungguhnya adalah orang kulit putih yang berusaha mengusir orang Indian dari wilayah yang sudah berabad-abad mereka tempati. Contoh yang terjadi di Indonesia ialah ketika Soekarno sebagai kolaborator penjajah Jepang karena hanya dia yang menggunakan rumah perwira Jepang, Laksamana Maeda yang cukup bersimpati pada dirinya dalam menyusun teks proklamasi. Padahal itu kesempatan bagi Soekarno dan pendiri bangsa lainnya memanfaatkan peluang yang mungkin tidak terjadi lagi.
Pada awal tahun 1900 homoseksual merupan sesuatu yang dilarang di Inggris yang mendapat pengaruh kuat dari kerajaan dan gereja yang sangat melarang hal tersebut, sebagai orang yang didik oleh ibunya dari kecil secara rohani sesuai ajaran agamanya terlebih lagi Baden Powell kecil telah ditinggalkan oleh ayahnya sejak berusia 3 tahun ibunya sangat menanamkan nilai pendidikan dan budi pekerti.
Soal dukungan kepada Hitler juga tidak berdasar, tidak pernah didapatkan sebuah bukti tertulis yang menyebutkan Baden Powell mendukung gerakan Hitler. Dia memang pernah bertemu dengan pemimpin organisasi pemuda Hitler yang sebenarnya dalam rangka menyelamatkan gerakan kepramukaan Jerman saat itu yang dibekukan oleh Hitler namun upaya itu kandas dan baru diperbolehkan aktif lagi setelah Hitler kalah di Perang Dunia II.
Terkait rasisme yang dituduhkan ke Baden Powell juga didasarkan ketika dia memimpin pasukan di Afrika bagian selatan dalam perang di Mafeking, hal ini dinilai oleh pemrotes bahwa Baden Powell dianggap lebih mengutamakan pasukannya mendapatkan makanan, sehingga membiarkan penduduk lokal kelaparan. Dalam hal ini Baden Powell yang pada waktu itu sebagai komandan tentu akan mengutamakan pasukannya dalam peperangan, bukan dalam posisi mementing orang kulit putih yang kebetulan menjadi prajuritnya dan ini sepertinya akan di pilih komandan pasukan manapun dalam kondisi perang.
Dalam kasus rencana pemindahan patung Baden Powel ini menunjukkan bahwa masih banyak orang diluar sana tidak melihat sejarah secara runtut dan benar bahkan bisa dinilai sekedar ikut-ikutan semata, para pemrotes sekedar ikut berdemontrasi sambil meriakkan kata protes akan kematian George Floyd di Amerika Serikat dan tidak ada sangkut pautnya pada patung Baden Powell tersebut. Aksi demonstrasi ini telah menjalar ke seluruh dunia dan sempat ada yang berusaha membawanya ke Indonesia dengan membuka luka lama saudara-saudara kita di Papua yang jelas ruang dan waktunya berbeda dengan mempertanyakan perlakuan Pemerintah Indonesia yang dianggap tidak memperhatikan saudara kita di Papua yang memaksakan mengait-ngaitkan kesamaan warna kulit orang Papua dengan kejadian di Amerika Serikat.
Semua orang hari tahu bagaimana Presiden Joko Widodo saat ini begitu besar perhatiannya terhadap Papua, Pemerintah saat ini memberikan perhatian khusus pada Papua dan dengan ini ingin menegaskan bahwa Papua dan Papua Barat bagian yang tidak bisa teroisahkan dari NKRI. Apalagi bagi seorang Pramuka menekankan semangat persaudaraan perbedaan suku, agama, ras, golongan dan kelas sosial lainnya adalah halnya yang biasa, dimana keberagaman dan kemajemukan di dalamnya merupakan sebuah kekuatan Indonesia yang sebenarnya tanpa membedakan latar belakangnya.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Informasi baru dan sangat bermanfaat,,,, mantap
Informasi baru dan sangat bermanfaat,,,, mantap
Informasi baru dan sangat bermanfaat,,,, mantap
Kerrren....lanjut kaka....
Terimakasih para mentorku....