BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Barat menyelenggarakan Lokakarya Kepemimpinan Sekolah untuk PSP Angkatan II serentak di berbagai daerah Kota dan Kabupaten. Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah sasaran, menyelenggarakan kegiatan ini sebanyak XIII (tiga belas) kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 5 – 6 Sekolah dampingan yang masing-masing terdiri dari Pengawas Bina, Kepala Sekolah dan 2 orang Guru. Kegiatan Lokakarya dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Bapak Drs. Bambang Widodo Tawekal, M.Si., beliau menyatakan dukungan sepenuhnya untuk perkembangan kemajuan pendidikan di Kabupaten Bogor, termasuk berbagai kegiatan Program Sekolah Penggerak mulai dari Angkatan 1 – 3, serta IKM mandiri melalui flatform Merdeka Belajar.

Kelas yang menjadi dampingan penulis (Kelas IX), terdiri dari 5 (lma) sekolah yaitu SMP PGRI Klapanunggal, SMP PGRI Bagoang, SMP IT Al Fityan Boarding School, SMP IT Al Ustmaniyah dan SMP Taruna Terpadu. Kegiatan Lokakarya dimulai dengan mendengarkan refleksi PMO bulan April 2024. Banyak hal menarik yang sudah dilaksanakan oleh kelima sekolah dampingan ini. Hal-hal yang menjadi kendala dibicarakan bersama, dengan berbagai masukan dari rekan-rekan sejawatnya. Secara umum kendala yang terjadi adalah menyesuaikan waktu yang dimiliki oleh masing-masing sekolah, sehingga pak Atep Yulia Nugraha, M.Si., selaku Kepala Sekolah SMP PGRI Klapanunggal memiliki tagline “luangkan waktu yang ada, bukan mencari waktu luang”, hal ini mengisyaratkan pada kita untuk selalu memanfaatkan waktu seoptimal mungkin ditengah-tengah kesibukan yang sedang dijalani.

Konsep utama yang diusung dalam Lokakarya Kepemimpinan Sekolah ini adalah peserta memahami alur 5T dalam pengambilan keputusan berdampak yaitu Telusuri Kondisi Kunci, Tentukan Kondisi Batasan, Tetapkan Kondisi Ideal, Terapkan Aksi Nyata, dan Temukan Umpan Balik.

Kegitan berikutnya sebagai langkah pertama dari alur merdeka adalah ‘mulai dari diri’, pada sesi ini peserta melakukan refleksi tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam menindaklanjuti berbagai situasi di lingkungan sekolah. Salah satu hasil Telusuri Kondisi Kunci yang sering dihadapi di sekolah (SMP PGRI Klapanunggal) adalah ketika bersinergi dengan yang lain dalam menyatukan kekuatan untuk menemukan ide dan solusi yang kreatif seringkali memerlukan effort yang besar karena memerlukan penyesuaian yang bertahap, memerlukan kesabaran dalam menyamakan frekuensi dan visi misi serta tujuan setiap orang. Penelusuran lainnya yang sering menjadi kendala adalah keterlambatan tim guru datang di sekolah. Hal seperti ini memang masih menjadi kendala secara turun temurun, dengan alasan lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal, atau kegiatan sebelumnya yang mengharuskan guru melakukannya, misal mengantarkan putra putrinya ke sekolah sekalian berangkat.

Eksplorasi konsep sebagai alur selanjutnya, peserta difahamkan tentang kebiasaan seorang pemimpin yang efektif, yaitu: mengelola waktu dengan cermat, mengusahakan hasil yang terbaik, memberdayakan potensi aset, menetukan skala prioritas, dan mengambil keputusan berdampak.

Pada tahapan Tentukan Kondisi Batasan dan Tetapkan Kondisi Ideal, masing-masing peserta sudah dapat menyelesaikannya dengan tepat, sehinga Lembar Kerja 1 – 3 bisa dikerjakan secara mandiri oleh masing-masing peserta sesuai perannya baik sebagai Pengawas, Kepala Sekolah ataupun Guru.

Selanjutnya peserta berkelompok untuk menyambungkan LK 1 – 3 secara Tim di Sekolah masing-masing dan merangkaikannya menjadi Tahapan ke empat dan kelima 5T yaitu Terapkan Aksi Nyata, dan Temukan Umpan Balik.

Aksi Nyata yang sudah didiskusikan menjadi target sekolah untuk dilaksanakan secepat mungkin agar perbaikan-perbaikan bisa segera dilakukan, diantaranya sebagai berikut:

1. SMP IT Al Ustmaniyah: a) Mewajibkan semua guru untuk menyelesaikan 1 topik dalam 1 bulan beserta aksi nyatanya, b) Melakukan Kombel dengan memilih satu topik di PMM yang berkolaborasi sehingga bisa diselesaikan bersama-sama, c) Waka Kurikulum dan Kepala Sekolah memastikan setiap guru mendapatkan sertifikat dari PMM dan memahami topik yang dipilih, c) Memastikan guru guru yang mendapat perbaikan aksi nyata untuk segera di perbaiki dan di upload ulang

2. SMP Taruna Terpadu: a) Memberikan pertanyaan refleksi dan evaluasi berkenaan kinerja, b) Meningkatkan kesadaran mengenai profesional dan tanggung jawab, c) Menyelenggarakan kompetisi antar sekolah tingkat SD untuk tingkat Kota dan Kabupaten Bogor berkenaan dengan literasi, olahraga, religi, dan seni.

3. SMP PGRI Klapanunggal: a) Sekolah memberikan pelatihan pada guru melalui IHT setiap awal semester, b) Optimalisasi Komunitas Belajar, setiap 2 pekan sekali

4. SMP PGRI Bagoang: a) Melaksanakan Komunitas Belajar secara rutin satu bulan sekali, b) IHT (In House Training), c) Belajar mandiri melalui PMM, d) Supervisi oleh Kepala Sekolah

5. SMP IT Al Fityan: a) Kepala Sekolah mengecek kehadiran guru dalam kelas melalui CCTV yang terpasang di kelas masing-masing, b) Jika kelas kosong, Kepala Sekolah mengkonfirmasi guru yang mengajar via wakakur, selanjutnya wakakur menginfokan kepada guru yang bersangkutan untuk segera masuk ke dalam kelas via chat pribadi

Secara keseluruhan, kegiatan lokakarya berlangsung dengan santai tetapi tujuan utama tercapai, disela-sela diskusi dan presentasi ada kegiatan icebreaking dengan leader pak Parhanudin dari SMP IT Al Ustmaniyah. Beliau memiliki koleksi icebreaking yang beragam dan mampu memecah kejenuhan disela-sela kegiatan. Kegiatan lokakarya ditutup dengan foto bersama.