Asih Lestari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Keteladanan Yang Utama!

Keteladanan Yang Utama!

Anak belajar dari orang tuanya. Sebagai orang tua, tentu kita akan memberikan nasihat-nasihat kepada anak agar mereka bisa menjadi pribadi yang baik. Selain nasihat tersebut, anak juga belajar dari ucapan yang spontan kita ucapkan dan perilaku yang kita sehari-hari. Mereka akan menirukan semua yang dilakukan oleh orang tuanya. Jangan kaget ketika suatu pagi melihat anak perempuan kita duduk di depan meja rias, memakai lipstik di bibirnya dan bergaya seperti ibunya ketika sedang berdandan. Semua itu mereka lakukan bukan karena iseng atau usil tetapi karena mereka ingin menirukan ibunya. Mereka merasa sangat bangga ketika bisa menirukan apa saja yang dilakukan orang tuanya.

Anak-anak adalah peniru ulung. Pada tahap ini, apa saja yang mereka lihat dan dengar akan mereka tirukan. Misalnya ketika mereka mempunyai teman bermain yang suka mengucapkan kata-kata yang tidak baik, mereka akan ikut mengucapkannya meskipun tidak memahami apa yang mereka ucapkan . Kita harus pandai-pandai menyikapinya. Kita beri penjelasan kepada anak bahwa apa yang mereka ucapkan tidak baik. Agar mereka tidak mengulanginya.

Pada tahap berikutnya, anak melakukan sesuatu bukan hanya karena meniru tapi mereka sudah mulai menghayati dan memiki keinginan untuk mengidentifikasikan dirinya sama seperti idolanya. Kita harus pandai-pandai mengarahkan anak untuk mempunyi idola yang baik. Kita perkenalkan figur-figur yang bisa dijadikan teladan. Misalnya para sahabat nabi, pahlawan, dan ilmuan yang mempunyai banyak jasa untuk peradaban. Anak -anak bisa mengembangkan perilakunya sesuai tokoh yang dikagumi.

Bagaimana cara kita memperkenalkan figur tersebut?

Melalui buku, sejak mereka kecil ( baca: bayi) kita bacakan buku-buku yang bergizi, yang mengandung nilai-nilai kebaikan. Banyak sekali contoh buku yang bisa kita bacakan, diantaranya Kisah 25 Nabi dan Rosul.

Ketika anak-anak menjadikan Nabi Muhammad sebagai figur idola, mereka akan menjadi pribadi yang teguh menggenggam prinsipnya, pemberani, bersabar ketika mendapatkan ujian hidup, dan penyayang. Bukanlah Rosulullah adalah sebaik-baiknya teladan?

Jangan sampai anak- anak kita menirukan bahkan mengidentifikasikan diri mereka dengan figur yang tidak baik. Ketika anak-anak menonton tayangan televisi yang tanpa pendampingan dai orang tuanya, bisa jadi mereka akan menjadikan artis -artis yang ada di sinetron untuk menjadi idolanya. Mereka akan menirukan segala sesuatu yang dilakukan oleh idola tersebut. Mulai dari cara bicara dan cara berpakaiannya. Kalau artisnya baik? Bagaimana kalau sebaliknya? Tentu kita tidak menginginkanya.

Tetapi...

Sumber pengaruh yang pertama dan utama tetap orang tua. Orang tualah yang menanamkan fondasi dasar untuk anak-anaknya. Orang tua menjadi model untuk anaknya. Bisa jadi anak-anak kita kelak meniru orang lain. Tetapi pengaruh orang tua yang sudah tertanam dalam jiwa akan tetap memberi warna yang utama. Mari kita bangun fondasi yang kuat untuk anak-anak kita. Jangan sampai mereka menjadi pribadi lemah.

Dalam kaitannya dengan menumbuhkan minat membaca anak, keteladan dari orang tua tetap menjadi hal yang utama. Ketika kita ingin anak-anak gemar membaca, orang tua harus menjadi model yang layak ditiru. Kita beri teladan sekaligus pengertian akan pentingnya membaca kepada anak. Agar mereka tidak hanya menirukan saja tetapi pada saatnya nanti anak-anak akan menjadikan kita, orang tuanya menjadi figur untuk identifikasi diri.

Kita tunjukkan kecintaan membaca kepada anak. Kita sampaikan kepada anak alasan mengapa kita harus terus dan terus membaca. Ceritakanlah apa saja yang bisa kita peroleh dari kegian membaca. Dengan demikian lambat laun akan terbentuk citra positif membaca pada diri anak. Dengan membaca kita akan menjadi pribadi yang berilmu. Bukankah Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu dibandingkan dengan mereka yang tidak berilmu?

Jika kita rajin membaca di depan anak. Kita akan menjadi contoh nyata untuk mereka. Kita konsekuen, tidak hanya menyuruh anak membaca tapi kita juga melakukan kegiatan membaca. Bukankah nasehat diiringi dengan contoh nyata akan menjadi lebih berarti untuk anak?

Kelak anak-anak akan melakukan kebiasaan membaca bukan hanya karena dorongan dari orang tua, tetapi muncul karena dorongan dari dalam diri mereka sendiri. Karena mereka menyadari bahwa orang tuanya telah berusaha memberikan yang terbaik, dengan cara menanamkan kecintaan membaca buku pada diri mereka.

Banyak jalan menuju Roma, begitu juga dengan membaca. Banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Tetapi contoh nyata tetap menjadi yang paling utama. Tanpa contoh nyata kita akan kehilangan kepercayaan dari anak. Ketika sudah tidak ada kerpercayaan anak kepada orang tuanya, mustahil mereka akan mematuhi nasehat-nasehat yang kita berikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah

28 Apr
Balas

Semoga bermanfaat...

28 Apr

mantap Neng! Inspiratif! lanjuut!

29 Apr
Balas

Terima kasih teh... Semangat!!

29 Apr

Kerennnn dek aseehh..,tetaplah jadi idola untuk anak2mu..tokoh idola di rumahnya adalah ibu dan auah, figur ideal bagi mereka...semangat dekk

28 Apr
Balas

Terima kasih teh...

29 Apr

Wa'alaikumsalam bu sitti hamidah. Saya baru belajar menulis kok bu...masih baru sekali. Mohon maaf saya tidak mengikuti writing camp tersebut, jadi bisa memberikan informasi. Pasti bisa bu,mari kita belajar bersama sama..

28 Apr
Balas

Asslkm bu Asih, sy blm pernah menulis dan informasi ttg writing camp tau dr teman yg mana kegiatannya diaadakan tgl 22 -24 april 2017 berarti sdh lewat. Apakah bs memberikan sy informasi kegiatan camp itu. Apa bs buat pemula seperti sy, melihat tulisan ibu sy senang bacax mahir sekali dalam menyambungkan kalimat. Apa tipsx bu... he... he...

28 Apr
Balas



search

New Post