Asih Lestari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Maafkan Ibu, Sayang

Maafkan Ibu, Sayang

Malam begitu tenang. Lembut mendekap cahaya, menyelimuti segala keindahan dengan gelapnya yang pekat. Terdengar sayup-sayu nyanyian jangkrik memecah keheningan. Menciptakan simfoni yang menenangkan. Raja malam lembut menyapa bumi, malu-malu menampakkan wajahnya di balik awan. Ditemani berjuta kerlip bintang. Melukis keindahan, bukti kuasa Sang Maha Pencipta.

Malam ini aku disini, di dalam kamar penuh kasih sayang. Hangat. Ditemani cahaya lampu yang temaram, kutatap lembut wajahmu. Lekat tak bersekat. Wajah kedua kesayangan ibu.. Anugerah terindah dari Yang Maha Indah.

Sejuta sesal sesak mendesak memenuhi rongga dada. Tanpa kusadari, bulir bening, hangat lembut mengalir membasahi pipi.

“Maafkan ibu, Sayang...”, terucap lirih seiring rasa perih menyayat hati.

Maafkan ibu, Sayang..

Harusnya pagi tadi ibu lebih bersabar, membangunkanmu dari bauaian mimpi. Sehingga kau tak harus pergi mandi dengan wajah masam dan mata yang masih belum terbuka sepenuhnya.

Harusnya ibu, menyenangkan hatimu dengan segelas susu hangat. Harusnya ibu menyambut pagimu dengan ceria, menggelitiki kakimu hingga kau tertawa lepas.. Sebelum menyuruhmu mandi..

Maafkan ibu, Sayang...

Harusnya tadi ibu lebih meluangkan sedikit waktu untuk membangun kepercayaan dirimu. Memberikan pujian dan pelukan hangat untuk semua usahamu, untuk keberhasilanmu memakai baju tanpa terbalik. Untuk keberhasilanmu mengancingkan bajumu sendiri.

Andai tadi ibu tidak hanya mengacungkan jempol dan pujian sekenanya, terburu mengejar waktu..

Maafkan ibu, Sayang...

Harusnya tadi ibu menyambutmu dengan pelukan hangat saat kau pulang sekolah. Menyambutmu dengan senyum yang merekah dan belaian lembut di kepalamu.

Bukan dengan rentetan pertanyaan tentang sekolahmu, bukan jua dengan perintah bertubi-tubi kepadamu.

Andai tadi ibu menyadari, betapa lelah dirimu, betapa ringkih tubuh mungilmu menggendong tas besar yang penuh dengan keperluan sekolah. Yang ukurannya sungguh tidaak seimbang dengan badanmu.

Andai ibu lebih memahami, lebih bersabar melihatmu menenggelamkan diri dalam tumpukan buku cerita dengan seragam dan sepatu yang masih lengkap. Harusnya ibu tahu, itu caramu menghilangkan semua rasa lelah dan penatmu sayang...

Maafkan ibu, Sayang...

Harusnya ibu tidak perlu khawatir yang berlebihan saat melihatmu bemain bersama teman-temanmu. Berlari dan melompat, tertawa lepas. Harusnya ibu tahu kau bisa menjaga dirimu. Harusnya ibu tahu, kau perlu itu untuk perkembanganmu. Harusnya ibu cukup mengingatkan dan mendo’akan keselamatanmu.

Maafkan ibu, Sayang...

Harusnya ibu lebih sabar, mengingatkan berulang-ulang, membersamai dan mencontohkan.. Agar kau sholat di awal waktu.

Ah... betapa penuntutnya ibumu ini, Nak.

Belum cukupkah bagi ibu, melihatmu di usia belia sudah tertib sholat. Tidak bolong-bolong, seperti ibu saat seusiamu.

Maafkan ibu, Sayang...

Harusnya ibu lebih keras berusaha menyiapkan makanan untukmu. Memasak menu kesukaanmu. Memperhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhmu.

Seharusnya ibu lebih sabar menyuapimu sore ini, sehingga kau tak harus tidur dengan perut yang lapar.

***

Ah... Betapa malunya ibu, Nak. Begitu besar pengertian dan pemaklumanmu pada ibu.

Do’akan Ibu, Nak...

Do’akan ibu, agar bisa menjadi ibu yang lebih baik untukmu..

Ibu yang bisa menjadi kebanggaanmu..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget dek tulisannya, sangat menyentuh qalbu.. Semoga aq jg bisa menjadi ibu yang selalu dibanggakan.. Terus berkarya, ceritamu ada isinya dan bermakna.

19 Oct
Balas

Terimakasih teh dati... Amin... Terus belajar untuk bisa menjadi ibu yang patut dibanggakan oleh anak-anak kita...

19 Oct
Balas



search

New Post