Asih Lestari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mertua vs Menantu

Mertua vs Menantu

Sore ini,tema di salah satu grup WA saya adalah hubungan antara menantu perempuan dan mertuanya. Ketika ada dua ratu dalam sebuah rumah,maka akan mudah sekali timbul konflik. Ada banyak sekali kisah yang ada di sana. Setiap anggota mempunyai kisah yg berbeda. Ada yang manis. Ada yang pahit. Karena sejak awal menikah saya sudah tidak punya mertua (baca: suami yatim piatu), saya hanya bisa jadi pembaca saja. Tidak bisa cerita ,bisanya cuma kasih saran. "Sabar ya, Umm",hanya itu yang bisa saya ucapkan tiap ada yg minta saran.

Kisah pertama dari salah satu temen saya. Menurut saya, kisahnya kalau dibuat sinetron pasti ratingnya tinggi, bisa-bisa dibuat season 1 sampai 6. Melebihi sinetron " Cinta fitri " yang fenomenal itu.

Bagaimana tidak,kisahnya diawali dengan keluarga suami yang kurang bisa menerima dia sebagai anggota keluarga baru. Tiap hari diperlakukan kasar oleh ibu mertuanya. Kalau menurut saya, kekejaman ibu mertuanya satu level lah sama ibu tirinya cinderella. Tapi ada satu yang membuat saya kagum dengan teman saya yang satu ini, beliau sama sekali tidak membenci apalagi mendendam pada ibu mertua. Kenyataan bahwa diakhir hayat sang ibu mertua berada dalam perawatan sang menantu, semakin membuktikan betapa mulia hatinya. Disaat semua menantu kesayangan menjauh, justru teman saya datang mendekat, memberikan bakti setulus hati. Saat ibu mertua terbaring tak berdaya,dialah yang memberikan kekuatan,dukungan dan kasih sayang.

Masih sangat jelas terekam dalam ingatan saya, bagaimana keteguhan dan keiklasannya merawat mertuanya. Ketika ibu mertua sudah tidak mampu lagi membersihkan badannya sendiri, menantunyalah yang melakukannya. Saat teman saya menyeka tangan sang mertua, teringat bagaimana tangan itu dulu menunjuk nunjuk dengan penuh kebencian. Saat membantu membersihkan mulut,ia teringat bagaimana mulut itu dulu pernah mencaci maki dengan makian yang sungguh kejam. Beruntunglah ibu itu mendapatkan menantu yg begitu sholikhah. Semua kekejamanya dibalas dengan cinta kasih yang tak terkira.

Semoga kesabaran teman saya tersebut diganti dengan pahala yang berlipat lipat . Sungguh Alloh Maha Kaya.

Kisah teman saya yang kedua bertolak belakang dengan yang pertama tadi. Tapi situasinya sama-sama membutuhkan kesabaran seluas samudera. Teman saya ini mempunyai mertua yang sejak dahulu menginginkan anak perempuan. Begitu mendapatkan menantu, beliau mencurahkan kasih sayang dan perhatian yang sangat berlebihan menurut saya. Bahkan cenderung mengekang. Sang menantu tidak diperbolehkan untuk mandiri, harus tinggal di rumah mertua. Segala kebutuhan dipenuhi,bahkan untuk sekadar berbelanja sayuran saja ,sudah di sediakan oleh mertua.

Jika sesekali menantu membeli makanan atau jajan untuk anaknya ,sang mertua langsung berkata, " Nduk, gak usahlah kamu beli sendiri,bilang ibu saja. Pasti tak belikan. Kaya udah banyak uang saja!". Dan omelan itu akan berlangsung sepanjang hari,berulang-ulang. Teman saya yang satu ini level kesabarannya tidak kalah tinggi dengan yang pertama tadi. Setiap ada orang yang berkata," Kamu kok betah sih tinggal sama mertuamu? Kalau aku sudah ngajak suami pindah dari dulu!". Teman saya selalu menjawab," Tidak apa mbak,lha ibu tujuannya baik. Mengalah saja lah saya untuk kebaikan bersama.". Selalu begitu . Saya harus banyak belajar dari beliau.

Dari kedua kisah teman saya tadi, saya dapat mengambil pelajaran bahwa segalanya harus didasarkan pada sifat sabar, ikhlas, dan mengalah. Semua itu hanya bisa diperoleh dengan pemahaman agama yang baik. Saya teringat satu pesan dari salah satu ustadzah saya. Bagaimanapun sikap mertua ,kita harus sadar bahwa suami kita lahir dari rahim ibu mertua. Tumbuh sehat dengan meminum air susunya. Kita hanya seorang perempuan beruntung yang mendapatkan jodoh seorang pria yang sholih,berakhlak baik, dan pekerja keras. Dan suami kita menjadi seperti yg kita miliki sekarang ini adalah hasil dari didikan ibu dan bapaknya.

Jadi bagaimanapun sikap dan perlakuan mertua kepada kita marilah kita sikapi dengan bijaksana. Satu yang harus kita tanamkan dalam hati, bahwa seorang laki laki selamanya akan menjadi milik ibunya. Meskipun ia sudah menikah.

Selamat berjuang menjadi menantu idaman !!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ini untuk ibu-ibu ya, hehe .... Btw, tulisannya kerena bangeet.

09 Apr
Balas

Siiip, tulisan keren... Manfaat bingiiit!

09 Apr
Balas

Siiip, tulisan keren... Manfaat bingiiit!

09 Apr
Balas

Kerwnnn..mengalir dastisP

09 Apr
Balas

Keren... mmg kita ibu2 lebih berasa jadinya

09 Apr
Balas

Met menulis terus mbak Asih , enak dibaca. Kalo mo lbh dlm ngobrolin ttg mertua vs menantu coba baca novel drama rumah tangganya Wulan Darmanto

09 Apr
Balas

Hebat bu, tulisannya menginspirasi saya untuk selalu sabar.

09 Apr
Balas

semoga menginspirasi untuk bisa lebih menghormati ibu maupun ibu pasangan kita. Semuanya dilakukan hanya untuk meraih Ridha Nya.

11 Apr
Balas



search

New Post