ASIH SUSIATI

Asih Susiati. Lahir di Cilacap tanggal 28 Oktober 1979. Lulus S1 Pendidikan Biologi pada tahun 2004 dan menyelesaikan Magister Pendidikan Biologi pada tahun 201...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengetahuan Metakognitif (Part 3)
Kemampuan Metakognitif

Pengetahuan Metakognitif (Part 3)

#TantanganMenulisGurusiana365 Hari

#HariKe44

Pengetahuan Metakognitif (Part 3)

Oleh: Asih Susiati

Pengaruh Metakognitif pada Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menekankan adanya kemampuan untuk berpikir kritis, logis, analitis, sistematis, dan kemampuan memecahkan masalah serta menciptakan kreativitas dan bekerjasama atau berinteraksi dengan baik.

Metakognitif memiliki peranan penting dalam mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif seseorang dalam belajar dan berpikir, sehingga belajar dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang menjadi lebih efektif dan efisien. Metakognitif sebagai pengetahuan dan keterampilan dapat diajarkan, dilatihkan, atau dikembangkan. Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap berikut, yaitu:merancang apa yang hendak dipelajari;memantau perkembangan diri dalam belajar; dan menilai apa yang dipelajari (Wati et al., 2015).

Melalui studi kasus, proses pembelajaran seperti self-regulated dapat digunakan untuk menggambarkan proses pembelajaran yang dipadu oleh metakognitif, aksi strategi (perencanaan, monitoring, dan mengevaluasi kemajuan pribadi terhadap standar) dan motivasi belajar. Diketahui bahwa peserta didik yang memiliki motivasi dan strategi tertentu tampaknya memiliki kinerja yang lebih baik (Puteh and Ibrahim, 2010).

Peserta didik yang memiliki keyakinan motivasi lebih, menunjukkan bahwa mereka juga memiliki proses metakognitif yang lebih juga, sehingga mereka dapat mengakuisisikan subjek yang mereka peroleh (Hrbackova and Hladik, 2011)

Keterampilan metakognitif dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran berbasis web, melalui pelatihan keterampilan metakognitif selama empat minggu dapat diketahui bahwa pelatihan keterampilan metakognitif berbasis web mampu membantu meningkatkan keterampilan self-plan dan self-monitor, namun tidak untuk keterampilan self-modify dan self-evaluate (Shen and Liu 2011).

Dalam situasi kolaborasi, informasi dapat diperoleh dengan cepat dan tepat melalui pencarian informasi, namun aktivitas ini tidak dapat berlangsung dan secara spontan namun melalui tiga tahapan: pencarian informasi, pengklasifikasian informasi dan presentasi informasi (Gagniere et al., 2012).

Keterampilan metakognitif dapat ditinjau dari segi kemampuan metakognitif, kemampuan intrapersonal dan kemampuan interpersonal. Peserta didik yang memiliki pengetahuan dan pengalaman atau regulasi metakognitif yang tinggi maka dapat diartikan bahwa peserta didik tersebut memiliki kemampuan metakognitif yang tinggi. Peserta didik yang mampu mengenali diri sendiri, mengetahui apa yang diinginkan dan memgetahui apa yang penting dalam mempelajari suatu hal dengan kriteria tinggi dapat diartikan bahwa peserta didik tersebut memiliki kemampuan intrapersonal yang tinggi. Peserta didik yang memiliki hubungan yang baik dengan peserta didik dan guru serta mampu berpartisipasi baik, dapat diartikan bahwa peserta didik tersebut memiliki kemampuan interpersonal yang tinggi (Mustikaningtyas et al., 2013).

Bekasi, 23 November 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post