Tulisan Endang Listriyani (MAN 3 Banyumas), SAGUSABU Purbalingga
Gurauan Poligami
Haahh..., ternyata wajahku telah berbeda jauh dari sepuluh tahun yang lalu. Dulu wajahku masih bersih, imut, dan mungil. Hidungku mancung. Tubuhku langsing, tidak pernah memiliki berat badan lebih dari empat puluh kilo gram. Sampai teman kosku yang bernama Nurul mengatakan “Mba...kayanya kamu tidak bisa melahirkan anak dengan cara normal harus caesar.” “Kok bisa?” Jawabku. “Karena badannya kurus banget, panggulnya juga kecil banget”. Jawab temanku. Dulu memang aku begitu kurus, tapi sekarang, Woouw... pipiku sekarang tembem alias nyempluk dengan mata yang semakin sipit tertutup pipi cabi. Bodyku sekarang “setu legi” (setengah tua, lemu ginuk-ginuk).
Ooh...itu Salah Siapa? Kalau dipikir, aku setiap hari cape. Bangun tidur jam setengah empat, ambil air wudhu tuk menjalankan sholat malam, terus masak untuk membuat sarapan terus mandi, siap-siap berangkat kerja. Aku pulang kerja sampai rumah jam setengah empat sore. Kok aku tetep nyempluk yach? Bahkan suamiku pernah bertanya “Ibu pengin langsing Nggak? Gampang Bu caranya bisa langsing” aku bertanya “Apa coba?” Jawab suamiku “ Bapak Poligami” sambil terawa...”Alaaah... apa Bapak dah tidak suka denganku?” Aku pun melontarkan pertanyaan itu. “ “Katanya pengin langsing, kalau Bapak poligami kan ibu mikir. Jadi “ngenes” terus banyak pikiran. Kan nanti kurus. Hehehe.” Jawab suamiku. Jadi Bapak pengin nikah lagi. Bapak punya pacar yach?” Pertanyaaanku mencecar.” Ya enggak lah...satu istri juga tidak habis” Jawab suamiku. Aku pun merasa lega, ternyata suamiku Cuma bergurau saja. Bahkan suamiku berkata “Ibu...Bapak sangat bersyukur memiliki istri seperti ibu. Kamu cantik, pengertian, dan tidak banyak menuntut. Maaf kalau candaan bapak membuat ibu sakit hati.” Hatiku tambah lega, ternyata Cuma iseng saja.
Ternyata dengan gurauan menjadikan kami berdua menjadi lebih romantis. Suamiku tambah sayang padaku. Komunikasi menjadi lebih nyaman. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur membangun keluarga dengannya. Kami dikaruniai dua orang anak. Anak kami laki-laki dan perempuan. Anakku yang laki-laki sekarang kelas enam, dan yang perempuan kelas empat. Anak kami terpaut dua tahun sembilan bulan. Suamiku sering berkata “ Ibu...Allah sangat sayang kepada kita. Kita diberi keluarga yang lengkap. Sudah dikaruniai dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Kita harus banyak bersyukur”. Aku pun mengiyakan pendapat suamiku. Kami memang harus banyak bersyukur kepada Allah atas semua karunia-Nya.
Endang Listriyani
Peserta Pelatihan Menulis Buku SAGUSABU Purbalingga
Taman Wisata Pendidikan Pubalingga, 9 – 10 September 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar