Aslin nuraini, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bapakku, Motivatorku

Bapakku, Motivatorku

Oleh : Aslin Nuraini, S.Pd

Penulis adalah alumni SAGUSABU 1 Pasuruan

Seorang pria sederhana, rambut memutih, kulit coklat terbakar mentari, kaki dan tangan kasar khas petani, wajah yang masih menyisakan gurat gurat tampan terbalut lelah... adalah bapakku, sosok ayah yang bijak, pendamping setia ibu yang tangguh melawan segala cobaan yang mendera.

Bapak adalah pria yang sangat disegani di kampung saya, beliau sangat jujur, lurus, luas ilmu dan berwibawa, banyak tokoh masyarakat yang meminta nasehat beliau sebelum memutuskan suatu masalah. Pandangan beliau yang bijak dan wawasan yang luas serta analisa yang jitu menjadikan mereka sangat hormat kepada bapak. Jika boleh saya umpamakan, beliau adalah Ummar bin Khattabnya kampung kami. Tapi lepas dari itu, beliau sama sekali tak tertarik dengan urusan politik dan sejenisnya.

Reputasi bapak yang demikian lantas tidak membuat beliau arogan atau otoriter terhadap kami, beliau sangat setia dan lembut pada ibu, pun ketika kami mendapat cobaan berupa kanker yang diderita ibu. Dengan telaten dan setia bapak selalu mendampingi ibu, merawat lukanya, membersihkan pakaiannya dan menemaninya ke rumah sakit. Dan selama itu, tak sedikitpun keluh terucap.

Ketika ibu harus menghadapi operasi baypass selama 15 jam, kami sekeluarga menanti di ruang tunggu, hampir semua dari kami merasa gelisah, galau, campur aduk jadi satu, namun bapak tetap tenang, tegar, yakin kepada Allah bahwa yang akan terjadi adalah yang terbaik bagi kami semua. Dan keyakinan itu menang, Allah sang maha perkasa berkenan membahagiakan kami dengan kesembuhan ibu, walau sebagian tubuhnya sudah diamputasi, namun alhamdulillah, beliau dapat menjalani kehidupan normal hingga kini.

Sikap bapak inilah yang selalu mendinginkan hati kami, menguatkan kami agar selalu tabah menghadapi masalah, dan menyadari bahwa tidak butuh pangkat atau titel yang berderet untuk menjadi terhormat. Tak perlu jabatan yang tinggi untuk disegani, semua kembali pada bagaimana kita memposisikan diri, memantaskan diri di hadapan Allah, bukan di kalangan manusia, bukan yang kita citrakan namun hanya kepalsuan.

Karena beliau juga hingga saat ini saya tetap bertahan mengabdi, walau hanya jadi sukarelawan, walau gaji hanya ratusan ribu tetapi beban kerja melebihi yang jutaan, saya tetap optimis, bahwa bukan besarnya gaji yang membuat hidup kita nyaman, tapi keberkahan dan ridlo Allah adalah segalanya.

Semoga Allah memanjangkan usia bapak dan ibuku, pahlawanku, penerang jiwa dan pelipur laraku.. love you forever aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah bunda rita dan mas irham, terimakasih... smg bapak sehat selalu

30 Aug
Balas

Sip bu, perumpamaan seorang ayah yang luar biada

30 Aug
Balas

Subhanallah... Suri tauladan yg sangat Hebat, Semoga kita bisa menerapkannya dalam kehidupan kita...

30 Aug
Balas



search

New Post