Aslin nuraini, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dino Ra Urus

Dino Ra Urus

Oleh : Aslin Nuraini, S.Pd

Penulis adalah alumni SAGUSABU1 Pasuruan

Ada seorang murid saya yang tergolong luar biasa, badannya besar luar biasa, keringatnya deras luar biasa, dan yang paling jadi perhatian, nakalnya juga luar biasa. Sebut saja namanya Dino. Dino adalah siswa kami yang kedua orang tuanya cukup mampu. Segala kebutuhannya dicukupi secara berlebihan, namun karena kedua orang tuanya sibuk, dia jadi kurang perhatian.

Keadaan ini membuat Dino selalu ingin mencuri perhatian dari kami, gurunya. Setiap hari ada saja ulahnya yang mengharuskan kami turun tangan. Dan setiap saya ingatkan, jawabannya selalu sama “ra urus!”. Guru lain sudah gerah dengan kelakuannya. Mereka juga protes karena menganggap saya terlalu lamban menangani anak ini. Menurut mereka, saya terlalu sabar dan lebih banyak mengalah, sehingga si Dino makin kurang ajar. Duh bapak ibu guru yang saya hormati, bukan itu mau saya, sayapun sangat ingin mendidik Dino sebaik baiknya sehingga bisa mengendalikan kemarahannya, tapi mengertilah, semua butuh proses, dan tak semudah membalik telapak tangan.

Saya tahu pada dasarnya Dino anak yang cerdas, mudah menangkap pelajaran jika dia sedang mood. Namun entah mengapa, jika sedang bad mood, dia sering menumpahkan amarahnya pada teman di sekitarnya, terkadang menendang, mendorong, atau menyikut tanpa alasan, dan ketika ditegur baik baik, “ra Urus” selalu kata itu yang keluar. Maka sejak saat itu, Dino yang berbadan besar dan selalu lekat dengan kata “ra urus” mendapat nama julukan sebagai Dino ra urus, Bukan Dinosaurus yaa.

Pagi itu jam olahraga, seperti biasa anak anak berolahraga di lapangan. Entah apa yang menjadi penyebabnya, tiba tiba saja Dino berlari kencang menyeruduk tubuh Memed yang kurus kerempeng. Kontan saja Memed ambruk tak berdaya, teman teman yang lain berlarian ke arah mereka, salah satunya memanggil saya, wali kelasnya. “ Bu, Dinosaurus ngamuk bu!”. Seketika kami berhamburan ke lapangan olahraga.

Disana kami dapati murid murid sedang berusaha membangkitkan Dino dari atas tubuh Memed yang berteriak kesakitan. “Ada apa Dino? Kenapa kamu lakukan ini?” “ ra urus bu.. salahe aku diceluk dinosaurus” “Terus kamu sakiti dia hanya karena itu?” Dino hanya mendengus kesal. “Ayo ikut ibu ke kantor!” ajak saya sambil menuntun Memet yang tertatih. Dino mengekor di belakang kami.

Di kantor, investigasi berlanjut. Kami selesaikan masalah mereka dengan kepala dingin, Dino akhirnya sadar kalau dia tidak boleh main hakim sendiri, sementara Memed juga kami nasihati agar lebih hati hati dalam bergaul. Mereka berdua bersalaman dan saling memafkan.

Fenomena semacam ini sering kali kita jumpai di lembaga sekolah. Tiap tahun selalu ada siswa yang punya kelebihan dan kenakalan luar biasa di bidangnya masing masing. Tinggal bagaimana kita menanganinya. Dengan tangan dingin ataukah tangan besi. tapi jangan pernah lupa, bahwa hasil tak pernah menghianati proses.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post