Aslin nuraini, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Salah Sangka

Salah Sangka

Oleh : Aslin Nuraini, S.Pd

Penulis adalah alumni SAGUSABU 1 Pasuruan

Salah sangka adalah kekeliruan yang lumrah dilakukan manusia jika mereka kurang fokus atau tidak melakukan konfirmasi ketika kurang memahami sesuatu. Keadaan ini bisa menimbulkan kebingungan, prasangka, bahkan pertengkaran jika tidak segera diluruskan. Namun jika kita bijak menyikapinya, akan selalu ada hikmah yang dapat kita petik dari situ.

Saya pernah mengalami kejadian salah sangka yang lucu. Begini, sebagai lembaga pendidikan, sekolah kami memiliki beberapa hubungan dengan suplier buku. Waktu itu, pengiriman buku dilakukan pada hari libur, sehingga kami tidak sempat mengecek jumlah buku yang dikirim ke sekolah kami. Esoknya, saya ditugaskan mengecek jumlah buku tiap mapel per kelas, lalu melaporkan kekurangannya kepada koordinator buku, yang kebetulan sudah cukup sepuh.

Setelah saya cek, saya melapor kepada ibu Endah, beliau menghubungi sebuah nomor ponsel, lalu menyodorkannya pada saya “Bicara sendiri ya, aku sibuk” saya diminta melaporkan kekurangan buku langsung pada supliernya. Segera saya selesaikan urusan dengan pak suryo,- pria di ujung telepon- lalu kembali ke kelas.

Tiga hari berlalu, belum ada kabar tentang buku yang masih kurang. Kami putuskan menunggu sampai seminggu, jika masih belum dikirim, kami akan menelepon lagi. Hari ke lima buku datang, pria perlente yang mengaku bernama Suryo celingukan mencari saya. “ Ada yang bernama bu Aslin?” ” itu pak” jawab teman saya sambil menunjuk ke arah saya. Seketika pak Suryo menoleh ke arah saya, tersenyum, lalu berjalan mendekat. Saya belum menyadari apa apa saat itu, tapi gelagatnya sungguh mencurigakan..

“ Ada yang bisa saya bantu pak?” saya berusaha bersikap netral, “ hmm... ibu yang telpon saya hari senin itu ya?” senyumnya makin genit “ oh, benar pak, saya diminta bu Endah untuk bicara langsung pada bapak karena saat itu bu Endah lagi sibuk” saya duduk untuk menghindari tatapannya. Dia ikut duduk di depan meja saya, lalu berkata pelan “ Kalau telepon jangan tengah malam dong buk.. saya suka sih ditelpon, tapi kalo bisa sms dulu, biar saya ada waktu ngumpet dan kita bisa ngobrol”. “What!!!” saya langsung berdiri karena kaget, saya tidak punya nomor HP bapak, buat apa juga saya nelpon bapak tengah malam? Hari senin lalu saya telepon juga menggunakan HP bu Endah, silahkan tanya beliau jika kurang jelas!” waduh... terasa panas terbakar wajah ini, tapi sudah kepalang tanggung, amarah saya sudah di ubun ubun.

Bapak itu hanya cengar cengir meredam malu, “ lho tapi bener lho bu, tiga hari ini saya dapat telpon tengah malam terus, ketika saya angkat, suara wanita dan menanyakan buku. “Kapan bukunya datang?” saya tanya lembaga apa dia jawab SD, kan cocok waktu itu ibu Aslin teelpon saya katanya bukunya kurang... jadi saya kira...” bapak itu ragu menruskan kalimatnya. “chiyeeeeee” sebuah ledekan bersarang di telinga. “ Sungguh pak, silahkan bertanya pada guru lain, saya tidak menyimpan nomor bapak, apalagi menelpon tengah malam”.

Ditengah ketegangan itu, tiba tiba sebuah panggilan masuk berbunyi “halo dengan siapa ini?” “bu Aslin, apa SD njenengan sudah dikirim buku, sd saya juga kekurangan, tapi pak Suryo ga datang datang...” oh kebetulan orangnya disini bu Atik, saya loudspeaker yaa?” “ok” HP saya serahkan ke pak Suryo setelah saya loudspeaker sebelumnya “ halo?” “Pak suryo, saya Bu Atik, yang minta kiriman buku segera” “ Oh iya bu, apa sudah pesan sebelumnya?” tanya pak suryo “ Lho saya tiap malam telpon itu ga dicatat pak? Sudah saya telpon tiga malam ini, lupa ya?” ‘Oooh... ternyata, yang selama ini telepon saya bu Atik ya? baik bu, segera saya kirim.” Pak Suryo senyum senyum sendiri.

“ Maaf bu Aslin, saya salah sangka, namanya mirip sih, bu Aslin dan bu Atik, maaf ya bu kalau saya GR” pak Suryo berusaha menyalami saya, “Chiye chiyeee... salah sangka ya pak?” teman teman terus meledek “ Makanya, tanya dulu, jangan asal nuduh" saya masih agak jengkel, tetapi Alhamdulillah, masalah sudah teratasi.

“Tapi omong omong, saya tak keberatan kok, memberikan nomor telpon saya” pak Suryo berbalik menoleh saya sesampai di pintu “ Terimakasih pak, ndak usah” jawab saya,” chiyeeeeee” lagi lagi koor itu terdengar, tetapi lebih riuh.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam kenal pak Suryo...

29 Aug
Balas

Injih monggo bu sri

29 Aug



search

New Post