Sudah tiga hari Pak Hasan, bertugas di madrasahku. Beliau menjabat sebagai kepala madrasah menggantikan kedudukan Bapak Wittono. Rabu, 3 Februari yang lalu, kepala madrasah MTsN 1 Kota Surabaya resmi berganti. Semula dijabat oleh Bapak Drs. Wittono, M.Pd. sekarang dijabat oleh Bapak Drs. Hasan Bisri, M.Pd. Bapak Wittono mutasi ke MAN Kota Surabaya sedangkan Bapak Hasan semula adalah guru Fisika di MAN Kota Surabaya. Beliau juga sudah berusia berumur. Terlahir pada dua belas Desember lima puluh lima tahun yang silam.

Berganti pimpinan memang hal yang biasa. Bahkan sampai saat ini aku sudah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan atau kepala madrasah. Tetapi bagaimapun aku tetap perlu beradaptasi. Apalagi awal-awal begini terasa agak canggung. Tidak seperti biasanya, saat kepala madrasah dijabat Bapak Wittono, kami terasa seperti teman bahkan saudara bukan seperti bawahan dan atasan. Maklumlah beliau sudah empat tahun memimpin jadi benar-benar sudah akrab. Saking akrabnya, sampai kebiasaan beliau aku hafal. Seperti selalu puasa Daud, sehari puasa sehari tidak. Selalu share petuah atau nasihat, selalu mengajak istighfar saat memimpin rapat, sering berkeliling madrasah, dll.

Pimpinan yang baru tentu tidak sama baik karakter maupun cara kerja, dan kebiasaannya. Contoh kecil, kalau Pak Wittono senang sekali membuka HP, selalu on setiap saat dan selalu merespon pertanyaan atau komen anak buah. Tetapi Pak Hasan sepertinya berbeda seratus delapan puluh derajat. Jarang komen dan slow respon. Ini yang membuat aku agak bingung. Masalahnya aku sebagai waka akademik sering menemui permasalahan dalam pekerjaan sehubungan kegiatan akademik. Kalau slow respon maka pekerjaanku juga menjadi tertunda. Tapi begitulah nyatanya, maka aku harus bisa beradaptasi