Aku dan suamiku  memiliki hobi yang sama yaitu membaca oleh karenanya kami  senang mengoleksi buku. Apabila kami pergi ke toko buku untuk membelikan buku kebutuhan sekolah atau buku pelajaran anak-anak, maka kami juga ikut membeli buku.  Tidak jarang pula kami pergi ke toko buku hanya ingin membeli buku yang kami suka.

Namun ada perbedaan jenis buku yang kami koleksi. Aku senang mengoleksi buku yang berhubungan dengan makhluk hidup dan lingkungan. Buku tentang tanaman dan segala bentuk kegiatan bercocok tanam sangat aku sukai. Tetapi sebaliknya, suamiku senang mengoleksi buku yang berkaitan dengan politik dan hukum. Ada puluhan buku yang dikoleksi suami, semuanya tentang hukum. Beberapa buku tentang hukum yang dikoleksinya ada yang tebal sekali. Buku yang berjudul “Hukum Acara Perdata” yang ditulis oleh M. Yahya Harahap, S.H memiliki tebal 1018, ada lagu buku tentang “Agraria dan Pertanahan” memiliki tebal 1112  halaman. Yang juga tidak habis pikir kamus Bahasa Belanda setebal 1263 halaman juga  juga dikoleksi. Kadang dibenakku merasa heran untuk apa koleksi buku tebal-tebal. Tetapi yang namanya hobi tentunya sulit dinalar.

Suamiku memang senang sekali mempelajari hukum dan politik. Kalau berbicara mengenai hukum dan politik tidak ada hentinya. Sebaliknya aku sangat tidak suka membahas hal-hal yang berhubungan dengan hukum apalagi politik.Bagiku membicarakan tentang hukum dan politik tidak ada gunanya hanya buang energi. Itulah aku dan suami, ada persamaan dan ada perbedaan. Sama tetapi beda.