Asna Wati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TUTUR LANSIA MINANG MAIMBAU

Bangsa Indonesia yang kaya akan sumber alamnya dengan penduduknya dari berbagai suku bangsa yang merupakan golongan sosial sebagai pembeda yang satu dengan yang lainnya.Dan setiap suku punya budaya yang berbeda – beda lebih dikenal dengan semboyan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang artinya berbeda namun tetap satu yaitu, Bangsa Indonesia, Tanah Air Indonesia dan Bahasa Indonesia .Dan untuk mengenal suatu suku bangsa kita harus memperhatikan fisik, bahasa, adat istiadat dan keseniannya.

Namun kali ini yang akan penulis bahas sesuai tema yang dikirim admin Media Guru di WA grup adalah fokus pada bahasa karena menurut penulis setelah fisik, bahasa adalah alternatif kedua untuk mengenal seseorang sebagaimana dijelaskan oleh CO, sekitar 655 bahasa daerah di Nusantara akan terancam punah karena penuturnya semakin sedikit, penulis sangat tertarik dengan kalimat ini dan merasa tertantang untuk ikut handil, berkolaborasi serta menyuguhkan gagasan untuk melestarikan lewat media ini dalam rangka memperingati “Hari Bahasa Ibu Internasional” .

Penulis berasal dari Sumatera Barat berdarah “Minang Kabau” maka sudah selayaknyalah para penyair mengangkat serta melestarikan bahasa daerah kita masing–masing. Sebetulnya sudah lama penulis mengingat bahwa 10 tahun kedepan logat Minang memang terpinggirkan seperti perkataan UNI umumnya di Sumatera Barat adalah panggilan untuk kakak perempuan namun dalam kurun yang hampir seperempat abad ini sudah jarang digunakan baik dikampung apalagi bagi masyarakat Minang diperantauan, ucapan AJO untuk panggilan pada kakak laki–laki pada hal ditahun sebelum sembilan puluhan panggilan bagi perantau Minang di Jakarta, dan kota besar lainnya, jika laki–laki dipanggil si AJO dan perempuan dipanggil si UNI, yang termasuk suatu panggilan kehormatan. Dan banyak lagi bahasa daerah Minang yang sudah terpinggirkan seperti : Abo dari daerah Maninjau yaitu panggilan untuk suami nenek, adalagi Ingkin yaitu kesana dan Kamai artinya kesini masih banyak lagi istilah lain yang mungkin generasi sekarang sudah tak mengenalnya.

Maaf Bapak dan Ibu pembaca yang budiman, 25 tahun yang silam saya pernah mendengar percakapan siswa SMA anak dari orang kaya terpandang dikota itu ditempat dia merantau (kelahiran dirantau) curhat dengan temannya, inti dari percakapan itu dia malu disebut orang Padang, dan dia bercerita saat berada dikampungnya, yang mungkin menurut dia celoteh populer masyarakat Minang itu memang banyak yang susah ditelaah oleh remaja yang kadang memang memojokan seperti “TAIMPIK NDAK DIATEH TAKURUANG NDAK DILUA”. Artinya Jika tertimpa maunya diatas dan kalau terkurung harusnya diluar, kemudian ada lagi yang lebih populer “TAKILEK IKAN DILAUIK TAU JANTAN BATINONYO” namun jika dari dini orang tua mengenalkan sesuatu yang bearti untuk generasinya tentulah mereka akan cukup bangga juga dan bisa menganalisanya, dan banyak lagi pameo Minang yang harus diteladani seperti “KALAU ADA JANGAN DIMAKAN SUDAH HABIS MAKA DIMAKAN” ini adalah sindiran untuk menyuruh berhemat.

Pada kesempatan emas ini penulis beri judul naskah sederhana ini “TUTUR LANSIA MINANG MAIMBAU”, karena penulis sebagai warga Minang dari Sumatera Barat. Andai naskah penulis dimuat dalam buku “NYOK KITA JAGA BAHASA EMAK KITA” ini maka penulis menghimbau dan hal inilah yang mendorong atau memotivasi penulis untuk mengikuti festival Nasional ini mungkin karena penulis juga merupakan bagian dari Praktisi Pendidikan dengan tugas terakhir sebagai Pengawas Madrasah, kepada pembaca warga Minang dimanapun berada agar selalu mengajak anak ataupun cucunya sedini mungkin untuk melestarikan bahasa daerah kita masing–masing dari Sumatera Barat dan jadikanlah regenerasi kita bangga dengan dirinya sebagai Suku Minang Kabau dari Sumatera Barat, ditegaskan disini bahasa daerah kita masing –masing dari Sumatera Barat karena banyak juga perbedaan antara Solok, Batu Sangkar, Sijunjuung, dan Pariaman bahkan di Kabupaten Agam saja logat Maninjau beda dengan logat Lubuk Basung begitu juga dengan Bukittinggi.

Biodata Penulis

Saya Asnawati. S.Ag.M.M.Pd lahir di Kp. Tengah 6 Oktober 1962. Pensiunan Kementerian Agama Kabupaten Agam (1 Februari 2022). Email [email protected] WA 081363025574.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post