Tradisi Randai di Minangkabau
#TantanganGuruSiana
#Tantangan365 Hari Yang Ke- 314
Minangkabau kaya dengan berbagai macam tradisi. Tradisi-tradisi itu adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. Salah satu tradisi yang menjadi sarana hiburan bagi masyarakat adalah “Tradisi Randai”.
Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambal menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.
Randai adalah satu dari sekian banyak tradisi seni pertunjukan Minangkabau yang sudah populer secara turun-temurun di lintas generasi. Pola permainannya nyaris sama dengan panggung teater. Dimainkan sejumlah orang, diiringi musik, tarian dan drama. Bedanya, tarian dalam randai justru dimainkan dengan unsur gerakan silek (silat) Minangkabau. Begitu juga dengan pakaiannya menggunakan galembong (celana hitam berukuran besar), persis yang digunakan pandeka (pendekar) Minang dalam bersilat.
Hingga kini, tradisi randai masih hidup di 19 kabupaten/kota Sumatera Barat (Sumbar). Namun intesitasnya tidak seriuh generasi era 80-an. Tak lagi banyak pemuda nagari (sebutan lain setingkat desa) yang menghidupkan panggung randai di tengah-tengah kampung. Kini mayoritas randai aktif di tangan sanggar-sanggar komersial yang justru tampil kala perhelatan akbar saja.
Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika masyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, di mana dalam Randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, Saban Nan Haluih, Lareng Simawang Jo Siti Jamilah Maelo Rambuik dalam Tampuang, Galombang Dunie dan cerita rakyat lainnya.
Pada Awalnya randai merupakan permainan berkelompok yang dimainkan oleh pemuda di halaman surau pada malam hari menjelang tidur. Pemuda yang memainkan kesenian ini sebelumnya diajari oleh Pemuda Nagari (Pemuda Desa). Namun sekarang ini randai dijadikan seni pertunjukan diberbagai kegiatan seperti pernikahan, pesta rakyat, pengakatan penghulu sampai perayaan hari raya Idulfitri, pertunjukan ini bertujuan untuk menghibur masyarakat.
Referensi : Diolah dari berbagai sumber
Solok, 26 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang sangat keren. Sukses selalu buat Abangda dan salam literasi