A S R I L, S.Sos.I

Guru PAI Pada SD Negeri 12 Tanah Gsram Kota Solok Sumatera Barat. Disamping sebagai seorang guru juga seorang Da'i/Muballigh yang mengajak umat ke jalan yang be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tradisi Suluk di Minangkabau

Tradisi Suluk di Minangkabau

#TantanganGuruSiana

#Tantangan365 Hari Yang Ke- 356

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan bagi umat islam. Momentum ini merupakan kesempatan bagi umat islam untuk memperbaiki diri. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan di akhir Ramadhan mereka kembali kepada fitrah (kembali bersih dan suci).

Bagi kebanyakan orang, Ramadhan dijalani dengan berbagai cara. Ada yang menjalaninya dengan tetap bekerja dan berusaha seperti biasa. Dan ada pula yang menjalaninya dengan berdiam diri sambil berzikir ditempat ibadah.

Tetapi yang menjadi perhatian kita bukanlah bagaimana menjalani aktifitas sehari-hari sambil menahan haus dan lapar mulai dari semenjak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Tapi yang menjadi perhatian kita adalah aktifitas yang jarang dilakukan oleh orang banyak, namun mempunyai nilai keagamaan yang tinggi disisi Allah. Aktifitas yang dimaksud adalah tradisi “Suluk di Minangkabau”.

Tradisi Suluk ini bisa dijumpai diberbagai daerah di Minangkabau. Suluk merupakan kegiatan mengasingkan diri dari kegiatan duniawi dan menggantinya dengan berzikir di tempat ibadah seperti Masjid dan Mushalla. Suluk biasa dilakukan oleh umat Islam tarekat Naqsabandiyah. Secara bahasa, istilah Suluk sendiri sama dengan Itikaf-dalam bahasa Arab. Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di tempat ibadah dan bisa dilakukan kapan saja.

Kegiatan Suluk ini biasa dilakukan di bulan Ramadhan, walaupun sebenarnya kegiatan ini bisa dilakukan dibulan-bulan lain. Aktifitas waktu Suluk ini biasanya dilakukan dalam kurun waktu 10 sampai dengan 40 hari. Peserta Suluk ini biasanya didominasi oleh kaum perempuan yang sudah berusia lanjut. Kalaupun kaum laki-laki jumlahnya tidaklah banyak. Selama kegiatan Suluk mereka berdiam diri di dalam sebuah kelambu yang menyerupai kamar berukuran 2 x 1 meter yang terkumpul dalam satu ruangan mushalla atau surau. Kelambu ini tujuannya adalah untuk menambah kekhusukan peserta Suluk.

Saat berzikir, kepala jamaah akan ditutupi dengan penutup kepala yang menyerupai kain penutup kepala pria di tanah suci. Zikir dilakukan sepanjang hari, mulai dari siang hingga malam. Suluk mulai dilakukan 10 hari jelang Ramadan , dan akan berhenti usai ibadah salat Idul Fitri nanti. Saat melakukan kegiatan tersebut, jamaah hanya akan berhenti berzikir ketika tidur saja.

Meskipun berkumpul dalam satu ruangan, sesama jamaah tampak kurang berinteraksi, bahkan untuk santap sahur dan berbuka, pengurus mushalla atau surau mengantarkannya langsung ke dalam kelambu peserta Suluk yang sedang melakukan kegiatan Suluk tersebut.

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Solok, 06 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post